34. Kunjungan Pertama dan Terakhir

300 54 4
                                    

1 Minggu kemudian.


Tek. Tek. Tek.
Ruji besi sel Yunho diketuk oleh seorang sipir.

"Ada tamu untukmu?"

"Hah? Siapa?"
Ibunya sudah datang 2 minggu yang lalu, dan Yunho sudah berpesan untuk berkunjung sebulan sekali saja agar ibunya tidak lelah. Dia juga tidak memberi tahu kalau sedang terluka. Jadi tidak mungkin orang tuanya.

"Mana kutahu."
Jawab sipir sambil membuka pintu sel.

Para sipir sepertinya masih agak sebal pada Yunho dan kawan-kawan yang membuat keributan minggu lalu. Meskipun tidak menunjukkan kekerasan fisik, tapi mereka bersikap dingin, karena sejak keributan itu terjadi, Kepala Sipir menindak tegas semua sipir yang kedapatan melakukan kekerasan diluar batas. Sipir Hwang sudah dipecat dan diserahkan ke pihak berwajib untuk menjalani proses hukum pidana, sementara sipir lain yang memiliki kecenderungan serupa mendapat surat teguran. Dan karena beritanya semakin ramai diperbincangkan oleh masyarakat, bahkan sampai diliput oleh stasiun tv, Kepala Sipir akhirnya memberikan pernyataan resmi ke media massa demi menjaga nama baik rumah tahanan atas berita miring yang beredar. Pihak Rumah tahanan membenarkan telah terjadi tindak kekerasan seperti dalam video amartir, karena sipir Hwang tidak dapat mengendalikan emosi ketika terjadi kesalahpahaman dengan napi yang menjadi korban. Kasus tersebut sudah ditindaklanjuti ke ranah hukum, sehingga sekarang semua sudah kembali tenang.

Yunho digiring keluar dari sel. Tangan kirinya sudah di gips dan digantung dengan kain penyangga, tapi begitu pintu bilik kunjungan terbuka dan memperlihatkan siapa yang sedang menunggunya, Yunho cepat-cepat berbalik lalu melepas kain penyangga tangannya sebelum memasuki bilik itu lagi.

"Jaejong.."
Sapa Yunho sambil menyembunyikan tangan kirinya di balik badan.

Waktu mereka 15 menit, dan Jaejong menggunakan 1 menit pertamanya hanya untuk menatap dalam diam orang yang sedang duduk di depannya. Mereka saling berhadapan dengan dibatasi oleh sekat tembus pandang.











"Kau... mengubah gaya rambutmu.."

"Aku tidak kemari untuk membahas rambut."

"Ah.. iya.. Maaf.. Aku, hanya gugup, ini pertama kalinya kau mengunjungiku, aku tidak tahu harus bilang apa. Sangat aneh kalau hanya saling mendiamkan, jadi---"

"Ini kunjungan pertama dan terakhirku."

Yunho kehilangan senyumnya karena hatinya tiba-tiba terasa kosong lagi dalam sekejap, tapi dia berusaha untuk menarik sudut bibirnya lagi.
"Jadi apa yang membuatmu mengunjungiku?"










"Kenapa dulu tidak bicara jujur saat persidangan?"
Jaejong akhirnya mengutarakan keperluannya.

"Apa maksudmu? Aku sudah mengatakan yang---"

"Berhenti berlagak menjadi pahlawan untuk semua orang."

"......"
Yunho hanya tersenyum tipis mendengar olokan dari Jaejong.

"Aku sudah bertemu ayahmu. Dia menceritakan yang sebenarnya terjadi."

"Kau bertemu Ayah? Apa dia menyakitimu?"
Ekspresi Yunho berubah.

"Dia sekarat di ICU, bagaimana bisa menyakitiku."

Grief IncisionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang