17. Dokter Jiwa

335 49 1
                                    

"Apa Dokter Kang Min Yong ada? Aku ingin membuat janji temu dengannya di ruang eksekutif."
Kata Yunho sambil menyerahkan kartu namanya kepada seorang petugas di meja pendaftaran.

"Baik Tuan, akan kami hubungi beliau dulu. Jika tidak ada urgensi medis, Dokter Kang akan segera menemui anda. Silakan menunggu."
Petugas itu mengarahkan Yunho untuk menunggu di sofa lobi kemudian mengangkat gagang teleponnya.

Tidak lama kemudian seorang perawat datang untuk menjemput Yunho.
"Mari Tuan Jung, Dokter Kang sudah menunggu."
.
.
.
.
.
.
Insung menunggu di luar, Yunho sudah masuk ke sebuah ruangan untuk berbincang dengan Dokter Kang.

"Maaf membuat anda bergegas datang semalam Dokter Kang.."
Yunho membuka pembicaraan setelah bersalaman singkat.

"Tidak apa-apa, aku memang berencana pulang hari ini, hanya mempercepat jadwal. Bagaimana kondisi Jaejong sekarang Tuan Jung?"

"Mungkin baik, aku tidak tahu.. Aku sudah berpisah dengannya tadi pagi. Dia pergi."

"Begitu. Baguslah jika dia sudah bisa melakukan aktivitas normal. Lalu untuk keperluan anda saat ini?"

"Jaejong.. tolong ceritakan padaku tentang kondisinya. Maksudku... Apa yang menyebabkan dia bertindak seperti itu, apa yang memicunya, apa dia bisa sembuh, semuanya. Aku perlu tahu."

"Ah.. masih tentang Jaejong rupanya. Hm.. Pertama-tama, aku perlu memastikan dulu hubungan anda dengannya Tuan Jung, karena dia masih berstatus pasienku, aku tidak bisa begitu saja membuka data rekam medisnya kepada sembarang orang. Meskipun seorang eksekutif sekalipun. Itu, melanggar kode etikku sebagai dokter."

"Aku---"

"....."

"....Aku hanya seseorang yang ingin menolongnya.. Apakah itu cukup?"

Dokter Kang menggeleng.
"Aku tidak bisa memberikan informasi pribadi pasien kepada orang lain selain anggota keluarga atau walinya yang sah, kecuali jika pasien berada dalam kondisi darurat atau atas seijin pasien sendiri. Apakah anda memenuhi salah satu dari keempat kondisi itu?"

Yunho balas menggeleng.
"....Tapi aku mungkin berkaitan dengan penyebab penyakit mentalnya.. Aku kemari untuk memastikan hal itu. Aku benar-benar ingin menolongnya.. Bisakah anda membantuku, Dokter Kang?"

Dokter Kang terdiam cukup lama mengamati Yunho, sampai akhirnya dia bangkit berdiri lalu melepas jas putihnya.
"Apakah anda lapar Tuan Jung? Ada kafe di seberang jalan, kita bisa berbincang santai di sana. Apakah anda mau menemaniku makan siang?"
.
.
.
.
.
.
.
.
Yunho mengikuti ajakan Dokter Kang. Mereka kini sedang duduk berhadapan di sebuah meja kecil dengan 2 gelas minuman pesanan mereka.

Melihat fasilitas istimewa yang Yunho berikan kepada Jaejong di Rumah Sakit, lalu permintaan mendesaknya untuk segera memeriksa Jaejong, bahkan sampai kembali lagi menemuinya untuk menanyakan kondisi Jaejong, Dokter Kang merasa Yunho bersungguh-dengan pada perkataannya. Dokter Kang pun ingin menolong Jaejong, tapi sayang Jaejong sudah tidak ingin menemuinya lagi. Jadi Dokter Kang memakai kesempatan ini, mungkin Yunho memang bisa menolongnya, siapa yang tahu? Apalagi Yunho mengaku terlibat dengan masa lalu Jaejong. Dokter Kang perlu mencari tahu.

Grief IncisionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang