Extra 9. Aku Mencintaimu

807 67 17
                                    

"Aku akan pulang dengan cepat."

"Mn. Hati-hati."

Yunho berangkat mengantarkan pesanan setelah mengecup pipi kanan dan kiri Jaejong, oh, tidak lupa juga perut buncitnya. Sudah satu tahun sejak mereka menikah, dan tinggal menunggu hari untuk bayi mereka lahir, Jaejong tidak lagi ikut mengantarkan pesanan.

"Pagi Kek."

"Mn."

Srek. Srek. Srek. Srek.
Kakek Baek meloloskan Yunho begitu saja sambil terus menyapu. Sejak dekat dengan Yun-Oh, dia tidak lagi memukuli Yunho ketika datang. Kesibukan Kakek Baek sekarang tidak hanya menjaga dan membersihkan halaman wastu, tapi lebih sering bermain. Yun-Oh benar-benar menjual semua asetnya dan membeli sebidang tanah di dekat rumah Jaejong. Di waktu senggang, Kakek Baek akan mampir ke toko alat pancing milik Yun-Oh untuk sekedar berbincang, atau melihat barang baru. Berhubung hobi mereka sama, hampir setiap akhir pekan mereka pasti pergi memancing, ntah ke kolam, danau, sungai, atau laut.

"Bibi Yu, pesananmu."
Yunho meletakkan kotak-kotak makanan di meja resepsionis lalu mengambil bayarannya.

"Yunho! Tolong suruh Hyorin pulang kalau lewat! Ada pekerjaan untuknya sebentar lagi!"
Madam Yu berteriak dari teras. Yunho melambaikan tangan sambil menarik gas motornya untuk mengiyakan pesan itu.

Yunho berbelok ke arah rumah orangtuanya sebelum mengantar pesanan yang lain. Dia memarkir motor di depan sebuah ruko lalu masuk ke toko kecil di lantai 1 ruko itu.

"Ayah."
Sapa Yunho kepada seseorang yang sedang membaca koran di balik meja etalase.

"Mn."

"Ayah, ingat kata dokter."

Ceklek.
Yunho mematikan kipas angin yang menyentrong badan ayahnya sebelum naik ke lantai 2.

Yun-Oh mengintip ke atas, Yunho sudah tidak terlihat.

Ceklek.
Yun-Oh menyalakan lagi kipas angin itu.

"Ayah! Setidaknya pakai bajumu!"
Yunho melongok dari atas meneriaki ayahnya yang bandel. Dokter melarangnya terpapar udara dingin, itu bisa memicu penyakit jantungnya kambuh lagi.

"Ck."
Yun-Oh dengan kaos kotangnya berdecak kesal lalu mematikan lagi kipas angin itu. Akhirnya dia kembali mengusap keringat dengan lap basah untuk mendinginkan badan. Musim panas sudah datang, setiap hari terasa seperti sauna untuk tubuh berlemak saperti miliknya.

Semenjak pindah, Nyonya Jung ingin bekerja menghasilkan uang agar suaminya bisa fokus memulihkan kesehatan saja, jadi dibuatlah sebuah toko kain dan tailor untuk dikelola. Penghasilan utama mereka dari situ. Toko alat pancing di bawah hanya untuk mengisi waktu Yun-Oh semata, itu pun hanya sepetak kecil dari rumah tinggal mereka di lantai 1 yang Yun-Oh gunakan untuk memajang barang-barang. Yun-Oh hanya tidak tahu harus melakukan apa selama istrinya sibuk di atas, jadi dia membuka toko kecil untuknya sendiri supaya ada kegiatan.

Yunho dengan cepat sampai ke lantai 2. Gulungan kain yang tertata hampir setinggi orang membuat ruangan itu nampak seperti labirin, tapi badan Yunho yang tinggi menjulang bisa dengan mudah menemukan gadis nakal yang tidak kunjung pulang itu.

"Cepatlah menikah Hyung, aku bosan setiap kali harus memanggilnya pulang seperti ini..."

"Yunho!"
Hyorin memekik kaget. Insung langsung menarik tangannya dari atas jemari Hyorin. Sambil bertopang dagu di atas gulungan kain, Yunho mengagetkan dua orang yang sedang asik bercengkrama tidak menyadari kehadirannya.

Grief IncisionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang