42. Memancing

310 52 1
                                    

"Halo Madam Yu."

"Sayang, apa benar kau mengijinkan si brengsek itu menyewamu setiap hari???? Dia meneleponku lagi untuk memesanmu!"

Jaejong memijit keningnya, dia tidak benar-benar berkata seperti itu, tapi memang perkataannya kemarin memberi lampu hijau untuk Yunho melakukan apapun yang dia inginkan, termasuk mungkin menyewanya setiap hari.. Jadi ya sudahlah..

"Turuti saja semua permintaannya Madam Yu, aku sudah malas.."

"Kau dengar itu Tuan Jung? Jaejong sudah malas denganmu! ( Hehe.. Tidak apa-apa Nyonya Yu, aku belum malas. Aku akan menjemputmu Jae, tunggu saja di rumah, sampai jumpa. ) Oh dia langsung menutup teleponnya. Ck. Lihat saja, akan kunaikkan harganya hari ini."

Jaejong bisa mendengar suara Yunho dan handphonenya, nampaknya Madam Yu menyambungkan percakapan mereka.

"Jeje sayang, sebenarnya apa yang kalian lakukan kemarin-kemarin?? Kenapa dia suka sekali menyewamu seharian?? Apa kalian melakukan--"

"Tidak.. Kami hanya.. Melepas gurita.. Menonton Toshio.. Makan.."

"Dia membayarmu mahal hanya untuk itu?"

"Mn. Ntahlah Madam Yu.. kurasa dia hanya butuh... teman.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yunho benar-benar muncul di depan rumah Jaejong 3 jam kemudian dan langsung membawanya pergi. Jaejong melirik Yunho dari kaca spion, mereka sempat bertemu pandang sebentar sebelum Jaejong mengalihkan pandangan.

"Aku sudah benar-benar sehat sekarang, jangan khawatir."

"Aku tidak bertanya."

"Aku tahu. Hehe.. Apa ada tempat yang ingin kau kunjungi hari ini?"

"Kita tidak sedang berkencan Tuan Jung, kenapa bertanya padaku, bayangkan saja di mana kau ingin bercinta lalu arahkan setir mobilmu ke sana."

"Bagaimana kalau toko buku?"

Jaejong langsung menoleh.

"Untuk membeli buku."

Yunho tersenyum lebar. Sementara Jaejong hanya bisa menahan denyut nadi di kepalanya. Dia sudah membayangkan harus melakukan seks liar di tengah tumpukan buku-buku dan rak.

Dan seharian itu hanya mereka habiskan untuk membeli buku, makan, lalu berputar-putar di kota untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi selama Yunho dipenjara.

"Kenapa membeli semua buku yang kupegang di toko?"
Tanya Jaejong ketika mereka sudah akan sampai di depan rumahnya.

"Untuk kusimpan di rak bukuku, untukmu membaca, siapa tahu kau akan berkunjung lagi ke rumahku."

Jaejong menyesal bertanya. Dia langsung keluar begitu mobil berhenti.

"Aku akan menjemputmu lagi besok!"
Teriak Yunho dari jauh.


------------------------


Hari berikutnya Madam Yu tidak lagi bertanya, dia langsung meloloskan pemesanan Yunho tanpa perlu lagi banyak bicara. Kali ini Yunho mengajak Jaejong ke sebuah danau kecil di pinggir kota.

"Selera yang bagus, apa setelah ini aku harus melayanimu di pondok itu?"
Tanya Jaejong ketika mobil mulai melambat di jalan setapak menuju pondok kecil di tepi danau.

"Tidak, di sana."
Yunho menunjuk ke sebuah perahu kecil di ujung dermaga.

Jaejong langsung menoleh.

Grief IncisionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang