"Ugmph!"
Yunho segera menutupi mulutnya dengan tangan kemudian berlari menuju semak-semak terdekat untuk muntah. Dia baru saja keluar dari bangunan rumah duka. Biksu Ahn menceritakan kehidupan Jaejong sesuai kisah yang Jaejong ceritakan padanya, dan itu telah memicu sesuatu pada diri Yunho, karena apa yang Yunho ketahui selama ini tentang Jaejong sangat bertolak belakang..Yunho mengusap mulutnya dengan lengan baju, napasnya tidak teratur dan matanya berkaca-kaca karena baru saja mengeluarkan isi perut, atau mungkin juga karena hal yang lain.. Dia langsung mengambil handphonenya untuk melakukan panggilan telepon. Jarinya berhenti bergerak ketika membuka daftar nama kontak, dia perlu berbicara dengan banyak orang, ayahnya, Jaejong, Dokter Kang, Madam Yu, Yunho tidak tahu siapa dulu yang harus ia temui..
"Hyung, jemput aku.."
Yunho memutuskan untuk memikirkannya sambil jalan. Dia meminta Insung untuk menjemputnya di rumah duka.
.
.
.
.
.
.
Insung segera melaju begitu mendapat panggilan. Suara Yunho tidak terdengar baik, dan lokasi penjemputannya juga tidak biasa. Insung mulai khawatir, meskipun dia hanya sopir pribadi, tapi dia sudah menganggap Yunho seperti adiknya. Usia mereka tidak terpaut jauh, Insung 5 tahun lebih tua, Yunho juga sangat mempercayainya dan selalu memanggilnya kakak.Insung tiba dengan cepat. Yunho masuk ke bangku depan dengan lemas sebelum Insung keluar dari mobil untuk membukakannya pintu.
"Kau baik-baik saja?"
Tanya Insung sambil mulai melaju. Dia agak heran Yunho duduk di bangku depan. Jika lelah, biasanya Yunho akan duduk di belakang."Mn."
"Jung Corp.?"
Yunho menggeleng.
"Aku mengosongkan jadwal hari ini. Rumah sakit pusat."Insung langsung memutar arah kemudi.
"Untuk berobat?""Tidak. Aku perlu bertemu dengan seorang Dokter untuk bertanya tentang kondisi Jaejong."
"Apa dia sudah pulang?"
"Mn."
"...."
"Hyung, saat aku memintamu mencarinya dulu, benarkah kau tidak menemukannya?"
Untuk inilah Yunho duduk di samping Insung sekarang. Mencari kebenaran..Sorot mata Insung langsung meredup, dia tahu suatu saat Yunho pasti mengetahuinya. Dia tidak bisa menyimpannya lagi.
"...Maafkan aku..""Kau menemukannya.."
"Ya.. aku menemukannya.."
"Apakah ayah yang menyuruhmu bungkam?"
"...."
Insung terdiam, merasa sangat bersalah karena telah mengecewakan Yunho."Aku mengerti. Aku tetap percaya padamu.. sekarang tolong katakan apa yang seharusnya kudengar sejak dulu.. Tentang apa yang dilakukan ayahku.. Tentang Jaejong yang menghilang.. Semuanya.. Tolong, hyung.."
Insung menoleh, hanya untuk mendapati Yunho melayangkan pandangan kosong dengan sorot mata yang sedih. Palu besar menghantam dadanya, Insung kemudian kembali memusatkan perhatian ke jalan dan mulai bercerita tentang apa yang sebenarnya terjadi..
------------
...( Flashback )...
Kediaman Jung yang biasanya sepi, pagi itu ramai oleh suara bentakan dan tamparan. Jung Yun-Oh murka dan menampar putranya setelah mendengar pengakuan yang mengejutkan. Pelecehan seksual bukan pelanggaran kecil, apalagi itu dilakukan beramai-ramai, dan sengaja membuat korban tidak mampu melawan. Pagi itu Yunho mengakui semuanya karena merasa sangat bersalah. Yun-Oh langsung memanggil semua saudaranya untuk membahas masalah tersebut, karena tidak hanya putranya saja yang terlibat, tapi para Jung yang lain tidak menggubris karena anak-anak mereka tidak mengakui hal itu. Hingga beberapa hari kemudian, masalah muncul ke permukaan. Korban melaporkan pemerkosaan itu ke pihak kampus. Pihak kampus memanggil para wali orang-orang yang diadukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief Incisions
FanfictionJika duka adalah penyakit, maka tetesan darah adalah obat baginya. ================================= BL MPREG YUNJAE Lover ================================= Halo, sudah lama sejak release cerita terakhir???? Cerita kali ini belum lepas dari Yunjae...