08. Madame (1)

431 59 7
                                    

Madam Yu melepas kacamatanya, dia sedang memeriksa pembukuan di ruang kerja, tapi terganggu dengan suara dentuman dari lantai 2. Dia berhenti sejenak untuk memastikan pendengarannya. Dentuman-dentuman itu sudah tidak terdengar, tapi Madam Yu ingin memeriksa. Dia keluar dari ruangan kemudian berjalan menuju tangga.

DRAP. DRAP. DRAP. DRAP.

Baru 3 anak tangga yang dinaikinya, suara derap langkah dengan cepat datang mendekat. Madam Yu mendongak untuk melihat siapa yang sedang berlarian mengganggu ketenangan di malam hari. Tiba-tiba sosok Yunho turun sambil menggendong Jaejong yang terbalut kain dengan banyak bercak darah.

"Apa yang terjadi??!!"
Madam Yu bertanya panik sambil berlari mengikuti Yunho.

"Jaejong terluka! Aku akan membawanya ke rumah sakit!"
Kata Yunho cepat, meninggalkan Madam Yu di belakangnya.

Yunho sudah melaju mobilnya keluar dari halaman wastu ketika Madam Yu akhirnya berhasil menyusul sampai ke halaman. Madam Yu sangat cemas dan takut, dia memegang dadanya yang berdegup kencang, dia bahkan belum mendapat penjelasan tentang apa yang terjadi. Belum pernah ada kecelakaan di rumahnya selama ini, jadi dia sangat khawatir.

Cahaya mobil Yunho sudah tidak lagi terlihat, Madam Yu masuk lagi ke dalam rumah untuk memeriksa lantai 2. Dia berjalan cepat menaiki tangga. Betapa terkejutnya dia ketika melihat kondisi ruangan yang ditinggalkan. Jejak kaki dari darah menghiasi lantai ruangan, dengan napas tersengal Madam Yu menyusuri jejak kaki sampai ke kamar mandi.

"Oh! Tidak.."
Madam Yu memekik ketika melihat darah menggenang di lantai kamar mandi. Sebuah pisau cukur bersimbah darah tergeletak di sebelah kloset. Madam Yu berkaca-kaca membayangkan apa yang terjadi di sana sebelumnya.

Jaejong sudah dibawa ke rumah sakit, setidaknya dia sedikit tenang. Dengan cepat Madam Yu turun lagi ke lantai bawah lalu masuk ke ruang kerja. Duduk di kursi kerjanya, Madam Yu menarik napas panjang sebelum kemudian meyakinkan dirinya sendiri.

"Baiklah, terjadi kecelakaan, ini tidak melanggar perjanjian. Aku harus memeriksa apa yang terjadi."

Madam Yu kemudian mengeluarkan sebuah leptop dari laci mejanya untuk melihat rekaman cctv di kamar tempat Jaejong bekerja.


----------------

Di tempat lain, Yunho dengan cepat sudah tiba di Rumah sakit terdekat, dia menghentikan mobilnya di depan pintu gawat darurat. Dia melihat ke arah rumah sakit, kemudian mengumpat. Yunho melaju mobilnya lagi, mengurungkan niat awalnya untuk mengobati Jaejong di sana.

Sambil terus melaju kencang, Yunho melihat ke arah Jaejong yang masih tidak sadarkan diri di sebelahnya.

"Bertahanlah.."

Yunho menginjak pedal gas lebih dalam. Beruntung hari sudah malam sehingga jalanan sangat lapang. Akan lebih singkat dibanding biasanya untuk mencapai Seoul. Yunho akan membawa Jaejong ke sana. Rumah sakit di kota kecil itu tidak meyakinkan, terlihat sangat sepi, tidak ada yang berjaga di luar, Yunho tidak yakin apakah mereka memiliki dokter yang handal dan fasilitas yang memadahi. Banyak dokter hebat di Seoul, Yunho akan memastikan Jaejong menerima pertolongan terbaik.

Sambil melaju, Yunho menghubungi seseorang.

----

Grief IncisionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang