36. Reuni

303 49 10
                                    

CEKLEK. CEKLEK.
Kunci pintu sel tiba-tiba terbuka, Yunho berhenti dari latihan fisiknya ketika sipir kemudian masuk. Gipsnya sudah dilepas, badannya penuh keringat.

"Jung Yunho."

"Ya?"

"Kemasi barang-barangmu. Kau keluar sore ini."

"Keluar ke mana?"

"Kenapa bertanya padaku, terserah padamu mau ke mana. Waktumu setengah jam untuk berkemas. Bawa barang-barangmu keluar. Kutunggu di pos jaga."
Sipir itu pergi dengan meninggalkan pintu sel terbuka.

"Tu..tunggu!"

"Ada apa lagi?"

"Maaf... aku benar-benar tidak tahu kenapa harus berkemas. Apa aku dipindahkan ke sel lain?"

"Masa hukumanmu sudah selesai."

"Hah?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dalam sekejap Yunho sudah berada di luar gerbang penjara, mematung di tempatnya, menggunakan kemeja dan celana yang dia kenakan saat menyerahkan diri ke polisi 7.5 tahun yang lalu. Area di balik dinding penjara sangat sepi, dia bahkan bisa mendengarkan suara angin berhembus, Yunho tidak tahu harus melakukan apa, dia tidak siap untuk keluar, oke?

Yunho membaca lagi sekilas surat jalan yang diberikan padanya, masih tidak percaya.
...Jung Yunho...
...Terdakwa kasus perkosaan...
...Tuntutan: 7 tahun 6 bulan...
...Masa hukuman yang telah dijalankan: 7 tahun 6 bulan..
...Dibebaskan...

"Bagaimana bisa.."
Yunho bergumam. Mungkin karena sejak awal dia tidak didampingi oleh pengacara, jadi tidak ada perwakilan hukum yang menjelaskan apapun padanya terkait perubahan tuntutan.

Seseorang telah membuat masa hukumannya berkurang. Yunho ingin mencari tahu, tapi sekarang dia harus pergi ke suatu tempat. Handphonenya mati, hanya ada uang cash di dompetnya, jadi Yunho mulai berjalan menuju jalan raya untuk mendapatkan taxi.

"Ke Rumah Sakit Pusat."
Kata Yunho kepada sopir taxi.



---------------------------



Nyonya Jung sedang berada di dalam ruang ICU menemani suaminya yang kesadarannya muncul tenggelam. Dia sedang menggenggam tangan Yun-Oh ketika mendengar suara ketukan dari jendela kaca. Dia menoleh dan melihat seseorang sedang tersenyum padanya. Seketika dia serasa terkena serangan jantung juga, karena terlalu gembira.
.
.
.
.
.
.
.
"Bagaimana kau bisa kemari nak???"
Tanya Nyonya Jung sambil memeluk erat putranya.

Yunho membalas pelukan ibunya dengan tidak kalah erat.
"Aku naik taxi."

Nyonya Jung memukul Yunho.
"Maksudku bagaimana kau bisa keluar dari penjara! Kenapa tidak menghubungi Ibu?! Anak nakal!"

"Hehe.. Handphoneku mati, aku juga baru tahu 1 jam yang lalu kalau dibebaskan hari ini."

Nyonya Jung nampak terkejut.

"Apa ibu pernah melakukan sesuatu untuk mengurangi masa hukumanku?"

Nyonya Jung menggeleng.
"Apa tidak ada yang menjelaskan sesuatu padamu sebelum dibebaskan tadi?"

Yunho balas menggeleng.
"Aku hanya diberi surat jalan untuk keluar dari penjara."

"Lalu siapa?"

"....Ntahlah... Bagaimana keadaan ayah?"

Yunho masuk ke ruang ICU setelahnya. Monitor jantung langsung bersuara nyaring ketika Yun-Oh menyadari kehadiran Yunho di sampingnya. Pria tua itu sampai ingin lompat dari tempat tidur untuk segera memeluk Yunho. Yunho kemudian memeluk ayahnya sambil berbaring agar tidak membuat jantung pria tua itu meledak. Hari itu Yun-Oh tidak menyembunyikan air matanya, dia sangat bahagia Yunho pulang.




Grief IncisionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang