Yunho berjalan keluar dari lift sambil mencoba menghubungi seseorang. Urusannya di sini sudah selesai. Yunho yakin ayahnya tidak akan sanggup berkutik untuk beberapa waktu, setidaknya sampai pikiran rasionalnya belum kembali mengalahkan hati nurani.. Yunho tahu jika di balik sisi kerasnya itu terdapat hati yang baik. Ayahnya orang yang bisa membedakan baik dan buruk dengan jelas, hanya kadang keputusannya sering kali bertolak belakang dengan apa yang Yunho harapkan karena segala macam tuntutan yang selalu diprioritaskan.
Yunho sudah keluar dari bangunan rumah duka, dia melihat ke atas, tempat dia meninggalkan ayahnya di sana beberapa saat yang lalu. Yunho tahu jika Jinhee mungkin satu-satunya cara untuk sedikit melunakkan hati ayahnya, karena sudah beberapa tahun ini Yunho selalu dikejar-kejar untuk menikah dan berkeluarga, ayah ibunya ingin segera menimang cucu. Sekarang Yunho sengaja membiarkan ayahnya merasakan kehilangan apa yang sangat dia harapkan..
----
"Halo?"
Suara di seberang telepon akhirnya menjawab."Hyung. Apa mereka sudah makan?"
"Mn. Sudah. Baru saja."
"Terima kasih. Pastikan mereka kenyang. Aku tidak ingin mereka menambah kegaduhan di kantor polisi nanti. Aku ke sana sekarang."
----
Insung dan 2 orang sewaan Yunho masih di gudang kosong menjaga Moon-Sung, Bae-Soo, dan Ji-Kyu. Yunho menyewa 2 orang preman untuk membantunya menangkap saudara-saudaranya sejak semalam. Sebenarnya dia bisa saja menyewa detektif atau polisi untuk membantunya, tapi jika itu dari aparat hukum, Yunho jadi tidak bisa menghajar dulu ketiga orang itu.
Yunho segera melaju mobilnya menjemput yang lain untuk pergi ke kantor polisi menyerahkan diri.
------------------------------Rumah Duka.
Yun-Oh masih berdiri di depan loker Jinhee, menerima panggilan yang sejak tadi membuat handphonenya bergetar.
----
"Halo.."
"Halo, maaf mengganggu waktu anda Tuan Jung, tapi kami cukup kesulitan di sini. COO dan semua kepala divisi yang lain sedang tidak ditempat, tidak ada orang yang---"
"Aku mengerti. Tahan semua administrasi penting. Kumpulkan semua tim manajemen di ruang rapat. Ada sesuatu yang harus segera kusampaikan."
----
Panggilan telepon dari sekretarisnya sudah diakhiri, Yun-Oh kembali menatap lagi guci itu, kali ini cukup singkat sampai kemudian dia memutuskan untuk pergi dengan kepala tertunduk.
-----------------------------Kantor Polisi Pusat Seoul
Yunho melangkah masuk ke dalam kantor polisi sendirian, dia tidak ingin memancing perhatian, jadi dia masih menyimpan ketiga saudaranya di dalam mobil bersama Insung dan orang-orang sewaannya.
"Selamat pagi, Aku mencari Kepala Polisi Cho, kami sudah membuat janji temu hari ini. Bisakah anda memanggilkannya untukku? Tolong katakan Jung Yunho sudah datang."
Kata Yunho kepada seorang petugas di bagian depan. Dia butuh jalur khusus agar tindakannya ini aman dari telinga publik. Tetap, dia harus memikirkan kelangsungan perusahaan keluarganya.Setelah melihat kartu nama Yunho, petugas itu kemudian langsung melakukan panggilan telepon.
.
.
.
.
.
.
"Tuan Jung. Mari, silakan duduk."
Sapa Kepala Polisi Cho kepada Yunho yang baru saja memasuki ruang kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief Incisions
FanfictionJika duka adalah penyakit, maka tetesan darah adalah obat baginya. ================================= BL MPREG YUNJAE Lover ================================= Halo, sudah lama sejak release cerita terakhir???? Cerita kali ini belum lepas dari Yunjae...