Extra 1. Kejadian Sebenarnya ( Yunho )

388 53 9
                                    

Yunho terbangun tiba-tiba, hampir melompat dari kasurnya. Dia segera melihat jam kemudian mengumpat karena bangun kesiangan. Cepat-cepat dia mencari buku catatannya di dalam tas, lalu membuka lembar yang bertuliskan nama hari ini untuk melihat jadwal kuliah yang tercatat di sana.

Masih ada waktu. Yunho benar-benar melompat dari kasur sekarang. Semalam dia bermain sampai dini hari bersama saudara-saudaranya, jadi tertidur terlalu lelap sampai tidak mendengar suara alarm. 2 menit mandi, 2 menit berpakaian, dan dia siap.

"Ibu aku berangkat!"

"Sarapan!"
Teriak Nyonya Jung dari ruang makan.

"Tidak! Aku terlambat!"
Yunho berlari ke garasi meninggalkan makanan-makanan yang sudah disediakan di atas meja.

"Kenapa semakin mendekati semester akhir dia malah semakin terlihat sibuk kuliah? Apa dia banyak mengulang?"
Nyonya Jung menggerutu sambil mengoleskan selai ke roti karena sekarang Yunho jarang makan pagi bersama mereka.

"Biarkan saja, dia sudah besar, selama nilainya tidak memalukan."
Kata Tuan Jung sambil menggigit roti dari istrinya.

Yunho memanaskan motornya sebentar lalu melaju kencang di jalanan. Sudah setahun ini dia mengamati seseorang, dia bahkan sampai menuliskan jadwal kuliah orang itu di buku catatan supaya tahu kapan dan di mana bisa menemukannya. Menguntit? E...ya...semacam~

Yunho terburu-buru sehingga kurang hati-hati ketika berbelok memasuki area kampus, dia tidak melihat ada orang yang akan menyebrang, dan---

BRUK!
Seseorang terjatuh.

Yunho semakin mengumpat karena kecerobohannya hari ini membuatnya semakin terlambat. Untung saja refleknya bagus dan cepat menarik rem sehingga tidak benar-benar melindas orang yang menyebrang itu dengan motor sportnya. Yunho segera turun dari motor untuk bertanggung jawab. Biarlah kesempatannya pagi ini terlewat, dia masih bisa melihatnya nanti siang.

"Maafkan a--- ku..."
Saking terkejutnya, Yunho bahkan lupa untuk melepas helm maupun membuka kacanya. Jantungnya berdegup cepat. Ternyata kesempatan itu tidak terlewat, malah mendatangainya di depan mata.

"Ka..kau tidak apa-apa?"
Yunho mengulurkan tangan dengan canggung.

Jaejong menyambut uluran tangan itu, Yunho kemudian menarik Jaejong untuk membantunya berdiri. Tapi karena sangat gugup, dia lupa mengatur tenaganya, dan---

DUAGH!
Wajah Jaejong menabrak helm Yunho dengan keras.

"Ah.."
Jaejong memegangi mulutnya yang terasa sakit.

"Maaf!~"
Yunho yang panik mengusap sedikit darah yang keluar di bibir Jaejong dengan jarinya. 'Sial! Sial! Sial!' Yunho kembali mengumpat karena malah mengacaukan kesempatan emasnya. Seharusnya ini bisa jadi momen yang baik untuk berkenalan, tapi malah.. 'Aargh!' Yunho mempermalukan dirinya sendiri.

Jaejong hanya mengangguk kemudian memunguti buku-bukunya yang berserakan. Yunho hendak membantu, tapi gerakan tangan Jaejong sangat cepat, Jaejong sudah membungkuk untuk pamit pergi ketika Yunho baru saja berjongkok. Yunho tertunduk lemas melihat jarinya yang masih ternoda darah.. 1 tahun menguntit, tapi menahannya untuk berkenalan saja dia tidak berani.. dan sekarang dia malah membuatnya terluka.. idiot..

"Eh? Tunggu! Bukumu!"
Yunho melambaikan sebuah buku yang dipungutnya, tapi panggilannya sia-sia, Jaejong sudah jauh, cepat sekali jalannya.

Yunho sendiri tidak ada kelas hari ini, jadi dia membawa buku itu ke kantin dan membacanya sambil sarapan.

"Hmm seleranya berat juga."
Gumam Yunho sambil mengunyah sandwich. Kemudian menambahkan tulisan dalam buku catatan yang selalu dibawanya ke mana-mana.

Grief IncisionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang