Jaejong mengintip langit dari jendela kamarnya, sangat mendung, nampaknya harus cepat-cepat berangkat sebelum hujan, dia malas berjalan di tengah genangan air.
KREK.
Tirai jendela tertutup.KREK.
Jaejong membukanya lagi beberapa detik kemudian."Kenapa dia ada di sini??"
Gumam Jaejong ketika yakin apa yang dilihatnya di depan gerbang adalah Yunho.Jaejong langsung kehilangan keinginan untuk segera berangkat. Mungkin jika menunggu sebentar lagi, orang itu akan pergi. Jaejong mengirim pesan singkat kepada Madam Yu.
----
'Madam Yu, maaf aku agak terlambat, belum ada pekerjaan untukku kan? Ada sesuatu yang menghalangi jalan..'
----Tapi bukan balasan yang Jaejong peroleh, Madam Yu malah langsung menelepon tanpa menghiraukan pesan sebelumnya.
----
"Sayang bagaimana kencanmu??"
"Selamat pagi Madam Yu.."
"Kenapa tidak membalas pesan-pesanku semalam?? Aku sangat penasaran! Cepat cepat ceritakan!"
"Maaf aku ketiduran. Gagal seperti biasa.."
"Hah? Benarkah?? Apakah sama sekali tidak ada yang menarik perhatianmu di sana?"
"...."
"Hmmmm ada kan?? Aku tahu pasti ada! Jadi siapa dia??"
"Hantu.."
"Aaah yang serius Jeje, mana ada hantu berkencan!"
"Dia benar-benar seperti hantu, menghilang begitu saja, aku bahkan tidak tahu nama dan wajahnya seperti apa.."
"Bagaimana bisa begitu??"
"Kita sedang berdansa.. dan.. ( Jaejong mengusap bibirnya ) ..dia pergi ketika waktunya membuka topeng.."
"Ya ampun kejam sekali! Kenapa dia melakukan itu?? Apa dia tidak menyukaimu?? Apa kau menukutinya seperti yang Hyorin lakukan??"
"...Tidak, aku hanya.. tidak tahu.. dia pergi bergitu saja setelah kita melakukan e..itu.."
"Itu apa?
"....."
"Jeje? Itu apa???"
"....."
"Sayang selesaikan ceritamu!"
"Halo? Halo? Madam Yu? Halo? Maaf suaramu tidak jelas. Halo? Apa sinyalnya hilang karena mendung? Halo?"
bib.
----
Jaejong menutup sambungan setelah berpura-pura putus sinyal. Bercerita pada Madam Yu hanya akan membuatnya semakin malu. Keputusan tepat untuk menunda keberangkatan. Jaejong kemudian beranjak untuk memberi makan Tungtung, sambil menunggu sesuatu di depan gerbangnya pergi.
Tidak lama kemudian tetes air hujan terdengar. Jaejong menghela napas, berkat orang itu dia harus berjalan di genangan air hari ini. Dia mencoba mengintip lagi dari balik tirai jendela, memeriksa apakah Yunho sudah pergi.
"Benar-benar tidak waras.. Sampai kapan dia mau menungguku keluar?"
Yunho masih di sana, berdiri di tengah hujan. Jaejong mengabaikannya. Hujan semakin deras, jadi sebentar lagi orang itu pasti akan pergi kan? ..kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief Incisions
FanfictionJika duka adalah penyakit, maka tetesan darah adalah obat baginya. ================================= BL MPREG YUNJAE Lover ================================= Halo, sudah lama sejak release cerita terakhir???? Cerita kali ini belum lepas dari Yunjae...