33. Sipir Penjara (2)

301 52 4
                                    

Ini pertama kalinya Jaejong datang ke penjara, dengan canggung dia mendatangi sebuah loket bertuliskan 'Pendaftaran Pengunjung'. Ada 2 orang lain yang sudah mengantri di loket itu, Jaejong mengikuti antrian di belakang mereka.

"Selanjutnya!"
Petugas loket memanggil urutan antrian.

Orang di depan Jaejong maju ke loket. Terjadi beberapa percakapan antara orang itu dengan petugas yang kemudian terdengar semakin lantang. Jaejong mau tidak mau jadi ikut mendengarnya juga.

"Ayolah Pak, aku benar-benar seorang jurnalis! Anda sudah melihat tanda pengenalku tadi! Aku hanya perlu menemui Kepala Sipir sebentar saja, hanya 5 menit! 5 menit! Hanya untuk mengkonfirmasi berita! Pak? Pak! Kumohon!"

"Sudah kubilang tidak bisa. Selanjutnya!"
Petugas loket mengayunkan tangan memanggil Jaejong, mengabaikan calon pengunjung yang masih mengoceh di depannya.

Jaejong maju sambil mengamati orang di depannya dengan enggan keluar dari antrian, nampaknya dia masih kesal karena keperluannya ditolak.

"Siapa yang ingin anda temui?"
Petugas bertanya kepada Jaejong dari balik loket.

"Jung Yunho.."

"Sebentar."
Petugas itu terlihat mengetikkan sesuatu pada layar komputer, prosedur standar untuk memastikan apakah tahanan diperbolehkan menerima kunjungan.

"...."

"Dia tidak bisa menerima kunjungan untuk 1 minggu ke depan."

"Kenapa?"

"Sedang dirawat di rumah sakit."

"Rumah sakit..? Apa yang terjadi padanya..?"

Petugas itu melirik Jaejong dari tempatnya duduk.
"Apa kau keluarganya?"

"E... bukan.."

"Kalau begitu tidak perlu tahu. Selanjutnya!"

Jaejong tersingkir begitu saja dari antrian dengan masih memendam tanya. Seseorang kemudian menepuk pundaknya sambil berbisik.

"Kau juga ditolak?"

"I...iya.."

"Apa kau juga datang untuk mencari berita??"

"Aku---"

"Dari media mana? Siapa narasumbermu? Aku sudah bertemu seorang jurnalis lain sebelum ini, dia juga ditolak. Haah..belum ada yang berhasil mengorek informasi dari dalam. Bagaimana kalau kita bertukar informasi?"
Orang itu terus mengoceh sebelum Jaejong sempat menjawab. Dia bahkan sudah menyodorkan kartu nama.

"Maaf.. aku bukan datang untuk mencari berita.."

Orang itu terlihat kecewa kemudian memasukkan lagi kartu namanya.

"Memangnya apa yang sedang terjadi di dalam? Berita apa yang anda cari?"
Jaejong mulai penasaran melihat antusiasme orang yang mengaku sebagai jurnalis itu.

"Kau tidak tahu?"

Jaejong menggeleng karena memang tidak mengerti. Orang itu kemudian mengeluarkan handphonenya.
"Ah, lihat ini. Berita ini sedang hangat sejak kemarin, bagaimana kau bisa tidak tahu? Apa kau tidak pernah membuka media sosial?"

Jaejong melihat sebuah tampilan berita yang orang itu tunjukkan di handphonenya. 'Seorang Sipir Dengan Brutal Menganiaya Seorang Tahanan', tajuk berita itu langsung menarik perhatian Jaejong, jarinya tanpa sadar menggeser layar untuk membaca lebih banyak. Tapi kemudian handphone itu ditarik lagi oleh pemiliknya.

Grief IncisionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang