"Sudah siap? Istriku.."
"Ck. Kita sama-sama suami."
"Hehe tapi nanti kau akan menjadi ibu."
Jaejong tersipu. Yunho kemudian menggandeng Jaejong untuk keluar. Mereka berdua terlihat tampan dengan balutan pakaian yang serasi.
"Selamaaaaaat!"
Taburan beras dan confetti langsung menghujani mereka begitu melangkahkan kaki keluar pintu, para tamu menyambut. Jaejong terkejut sekaligus bahagia melihat kejutan kecil dari teman-temannya itu.
Halaman depan rumah sudah disulap menjadi tempat jamuan dengan sebuah meja makan panjang, panggung kecil, dan banyak lampu hias. Seorang fotografer juga disewa untuk mengabadikan momen istimewa hari ini. Mereka sudah menyelesaikan semua urusan di kantor catatan sipil tadi pagi dan sekarang sudah sah menjadi suami-istri, Insung menjadi saksi mereka. Tidak ada prosesi khusus, Jaejong dan Yunho bukan penganut agama yang taat, mereka hanya butuh status resmi, berkat dan doa bisa dipanjatkan tanpa perlu ditonton oleh banyak orang, mereka hanya ingin berbagi kebahagiaan.
Pernikahan sudah diumumkan, para tamu bertepuk tangan, sekarang semua orang berbaris untuk memberikan hadiah pernikahan kepada mempelai.
Madam Yu muncul di barisan pertama sambil menggotong benda besar di pundaknya.
"Apa itu?~"
Tanya Jaejong.DUMMM.
Tanah sedikit bergetar ketika benda itu diturunkan."Fyuh berat sekali. Ini, gunakanlah untuk berlatih sayang, pukulan, tendangan, pokoknya semua otot di tubuhmu harus terbentuk dengan sempurna! Seseorang harus menerima pelajaran yang lebih berat jika berani menyakitimu lagi."
Sudut mata Madam Yu melihat Yunho. Yunho tersenyum, bibirnya terangkat sambil berkedut, tanpa berlatih saja Jaejong sudah bisa merontokkan giginya, apalagi setelah berlatih dengan samsak pasir~"Bisa-bisa aku jadi atlet Muay Thai Madam Yu.."
"Hahaha boleh juga, kau berbakat sayang! Selamat atas pernikahan kalian, jaga dirimu baik-baik, mn?"
Yunho langsung meminta Insung untuk menyembunyikan samsak itu ke dalam rumah begitu Madam Yu menjauh.
Hyorin datang di barisan kedua.
"Selamat Jae, ooh aku ikut bahagia! Ini untukmu. Ayunkan sekuat tenaga seperti ini."
Hyorin memperagakan. Jaejong menerimanya tongkat baseball itu, kemudian menunjukkan kepada Yunho."Hehe, terima kasih, aku suka bermain baseball, akan kuajarkan caranya kepada Jaejong nanti. Apakah tidak ada bolanya?"
Tanya Yunho.Hyorin memicingkan mata.
"Tidak perlu. Kau sudah punya 2."
Lanjutnya sambil melirik selangkangan Yunho. Yunho langsung mengapitkan paha, pertanyaan yang salah..Yunho mulai berkeringat, cepat-cepat dia meminta Insung untuk menyembunyikan tongkat itu juga.
Nana datang berikutnya. Setelah memberikan selamat, dia membuka sebuah kotak berisi banyak botol.
"Naaah lihat, ada banyak rasa Jae, pilihlah yang kau suka. Gunakan tepat di wajah, oke?"Jaejong menunjukkan kotak itu kepada Yunho. Yunho mengintipnya sepintas.
"Selalu bawa satu di sakumu kalau-kalau ada seseorang yang berbuat jahat. Oke?"
Nana kemudian beranjak sambil memberikan 2 jarinya kepada Yunho. Yunho menelan ludah. Lada hitam, lada putih, jalapeno, habanero, dan ntah apa lagi yang ada di dalam botol-botol semprotan itu!Hadiah pernikahan dari teman-teman Jaejong berikutnya membuat Yunho semakin lemas. Geuri memberi Jaejong stun gun, Ara memberi baton stick, Irene memberi knuckle dengan alarm, Pak Baek bahkan memberikan sapunya kepada Jaejong!
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief Incisions
FanfictionJika duka adalah penyakit, maka tetesan darah adalah obat baginya. ================================= BL MPREG YUNJAE Lover ================================= Halo, sudah lama sejak release cerita terakhir???? Cerita kali ini belum lepas dari Yunjae...