15. Tanggal Itu

339 58 10
                                    

"Jeje sayang, ayo kita pulang!"

"Madam Yu.."
Jaejong bangkit dari sofa untuk menyapa Madam Yu yang baru saja masuk.

"Kau baik-baik saja sayang?? Oh aku sangat khawatir!"
Madam Yu mengusap pipi Jaejong sambil memeriksa balutan-balutan perban di tubuhnya.

"Mn. Maaf merepotkanmu sampai harus jauh-jauh datang kemari.."

"Ck. Apa yang kau bicarakan, anakku sakit tentu saja aku harus datang."

Yunho menyusul masuk.
"Biarkan aku mengantar kalian."

"Tidak perlu Tuan Jung. Terima kasih sudah membantu merawatku. Aku akan segera mengganti semua biaya yang anda keluarkan. Semoga anda tidak kapok berkunjung ke penginapan kami. Aku permisi. Ayo Madam Yu."
Jaejong cepat-cepat menarik Madam Yu keluar.

Terdiam dengan penuh keheranan, Madam Yu berjalan cepat mengikuti Jaejong yang menggeretnya pergi. Dia memandang bolak balik antara Jaejong dan Yunho. Tidak mengerti kenapa Jaejong bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa di antara mereka.

'Kenapa kau bahkan menyuruhnya untuk tidak kapok berkunjung ke penginapan?! Oh ya ampun! Situasi macam apa barusan? Padahal aku sudah akan melumat habis kedua telurnya supaya tidak lagi berani mendekatimu! Apa yang kau pikirkan Jaejong..' Madam Yu bertanya-tanya dalam hati.

Tempat tinggal Yunho berada di sebuah gedung apartemen mewah. Mereka berada di lantai paling atas, tempat mansion para konglomerat berada. Ketika sedang di dalam lift, Madam Yu memberanikan diri untuk bertanya memastikan situasi.

"Jaejong sayang, apakah Tuan Jung telah menyakitimu?"

"Tidak.."
Jaejong menjawab singkat.

"Apakah selama di penginapan juga tidak?"

"Tidak.."

"Bagaimana dengan rekan-rekan Tuan Jung yang lain, apakah mereka menyakitimu?"

"Tidak.."

"...Kau yakin?"

"Mn.."

"Jaejong, apakah kau pernah bertemu mereka sebelumnya?"
Madam Yu bertanya dengan hati-hati setelah mendengar jawaban aneh dari Jaejong.

Jaejong terdiam cukup lama sebelum menjawab.
"Tidak.."

"...."

Madam Yu heran kenapa ketika situasi sudah sampai seperti ini pun Jaejong masih tidak ingin mengadukan para bajingan itu padanya.

"Sayang, kau tidak perlu---"

"Maaf telah membuat kekacauan di penginapan Madam Yu. Itu semua salahku. Tolong jangan melibatkan para tamu itu dalam kekacauan yang kubuat, aku tidak ingin anda kehilangan pelanggan."
Jaejong tersenyum kepada Madam Yu seolah-olah tidak terjadi apapun.

Madam Yu tertegun mendengarnya. Tadinya dia ingin berkata bahwa Jaejong tidak perlu menyembunyikannya lagi, bahwa dia telah memberi pelajaran pada para Jung bejat itu, bahwa Jaejong tidak perlu khawatir mereka akan mengganggunya lagi, tapi sekarang dia menjadi tidak yakin apakah mengatakan semua yang terjadi adalah keputusan yang bijak.. karena Jaejong seperti tidak ingin keadaan berubah, tetap tenang seperti sebelum para Jung itu datang ke wastu.

Madam Yu menghela napas. Jaejong memang tidak pernah mau merepotkan orang lain, apalagi melibatkan orang lain dalam masalah, Madam Yu paham benar sifatnya yang seperti itu, jadi dia memutuskan untuk mengikuti apa yang Jaejong inginkan agar Jaejong tidak merasa terbebani.

Grief IncisionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang