44. Confess

369 58 12
                                    

Pagi hari berikutnya, lagi-lagi Yunho mendapati pemandangan yang tidak biasa di depan rumah Jaejong. Kali ini Jaejong terlihat sedang bersama seorang pria. Yunho berdebar, apakah Jaejong menerima klien lain selain dirinya hari ini?? Cepat-cepat dia keluar dan berlari setelah memarkir mobil.

Ternyata itu hanya Jaksa Jang.. Yunho melambatkan langkah ketika sudah mulai dekat. Jaksa Jang pun akhirnya menyadari kehadiran Yunho.

"Dia mengganggumu lagi sampai kemari??"

Jaksa Jang bertanya kepada Jaejong. Yunho berhenti di tempatnya, tidak ingin mengganggu perbincangan yang berlangsung sebelumnya. Tidak mungkin Jaksa itu datang sebagai pelanggan kan?

"Dia--- Aku bisa menanganinya sendiri Jaksa Jang, tidak usah memikirkannya. Tolong jawab dulu pertanyaanku tadi. Ada keperluan apa mencariku? Deri mana kau tahu aku tinggal di sini?"

Tidak penting membicarakan Yunho sekarang. Jaejong hanya ingin menyelesaikan urusannya dengan Jaksa Jang karena pria itu sudah mengagetkannya dengan tiba-tiba datang mengetuk pintu rumahnya.

"Mm...itu.. Aku hanya, ini hari Minggu dan mungkin aku bisa mengajakmu keluar untuk menghabiskan waktu."

Jaejong mengernyit.
"Anda ingin menyewa jasaku Jaksa Jang?"

"Tidak! Tidak! Bukan seperti itu! Bukan sebagai klien! Hanya sebagai teman yang mungkin bisa e...semakin dekat. Ya kau tahu, semacam pergi berkencan.."

"Berkencan? Kita bahkan tidak---"

"Di pom bensin!"

"...."

"Di pom bensin malam itu, saat aku keluar dari mobil. Kau..."

Jaksa Jang menciumi telapak tangannya sendiri, menirukan gerakan Jaejong di dalam mobil saat itu. Jaejong langsung menunduk memahami maksud Jaksa Jang, nampaknya Jaksa Jang salah paham, mungkin yang dilihatnya waktu itu Jaejong sedang menciumi mantel Jaksa Jang karena menyukainya, padahal dia hanya mengendus baunya untuk memastikan sesuatu. Ah...Jaejong sangat malu karena tindakannya ketahuan, apalagi sampai memicu kesalahpahaman seperti ini..

"Maaf Jaksa Jang, anda telah salah paham.. Tolong lupakan kejadian di dalam mobil hari itu, aku tidak bermaksud apa-apa."

"Benarkah? Tapi..."

"Tolong lupakan."

"Aku mengenalimu.."

"...."

"Di acara kencan itu."

"Apa?"

"Aku tahu kau berbohong saat bilang keluar dari hotel setelah melayani pelanggan. Kau ikut acara kencan itu juga. Memakai topeng merak.."

"Bagaimana---"

"Aku menatapmu terus ketika di lantai dansa, tapi kau hanya memusatkan pandangan pada pria bertopeng hantu itu. Dan sepertinya hubungan kalian tidak berjalan? Dia tidak terlihat bersamamu waktu keluar dari acara. Jadi, karena kau tidak berjodoh dengannya, apakah sekarang aku bisa mendapat kesempatan?"

"...."

"...."

"Bagaimana anda bisa tahu aku tinggal di sini?"

"I..itu, aku pernah membacanya di berkasmu."

"Bukankah itu berarti anda sudah menyalahgunakan data pribadi klien anda Jaksa Jang?"

"...."

"Maaf, aku tidak bisa memberi anda kesempatan, karena aku tidak tertarik.."

"Begitu.."

Grief IncisionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang