"Halo."
"Halo, maaf, Tuan Jung, ada sesuatu yang terjadi pada Tuan muda.. Penyakit lamanya kambuh, dia sekarang berada di rumah sakit.."
"...."
"Hanya itu yang ingin kusampaikan.."
"Kondisinya?"
"Sudah beberapa kali muntah sejak pagi tadi. Dokter sudah memberinya obat injeksi. Sekarang masih tertidur."
"Apa yang membuat penyakitnya kambuh?"
"Itu... e.. mungkin karena kelelahan.. dan mendengar sesuatu yang e...agak mengejutkan, jadi---"
"Jangan bertele-tele."
"...."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Insung menghela napas ketika menutup teleponnya. Dia hanya ingin mengabari jika Yunho berada di Rumah Sakit, tapi malah berakhir dengan menyebut nama Jaejong.. Lagi-lagi Insung merasa bersalah pada Yunho, kali ini karena tidak dapat merahasiakannya lagi dari Tuan Jung. Posisinya sebagai bawahan di keluarga ini sungguh sulit, meskipun sudah menyusun kata dengan sangat hati-hati, dia tetap tidak bisa berbohong. Insung kembali masuk ke kamar rawat dan duduk di sebelah ranjang tempat Yunho berbaring.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yunho mengerjapkan mata, serasa baru bangun dari tidur panjang. Dia mengangkat tangannya untuk melihat jam, tapi malah melihat infus alih-alih jam tangan. Dia baru sadar jika sedang berada di Rumah Sakit.
"Sial.""Bagaimana perasaanmu?"
Tanya suara berat di sebelah Yunho."Ayah.."
Yunho menyapa."Ck."
Yun-Oh berdecak sambil memeriksa kening putranya, memastikan dia tidak mengigau karena deman."Aku baik-baik saja. Jangan khawatir."
Yunho mencoba bangun untuk duduk bersandar di kepala ranjang.Meskipun keras, tapi Yun-Oh sangat menyayangi putranya. Penyakit itu muncul pertama kali ketika Yunho berusia 12 tahun. Tiba-tiba saja dia muntah terus-menerus ketika kalah dalam suatu pertandingan science internasional. Dari situ baru diketahui jika Yunho mengidap CVS. Yunho merasa sangat tertekan karena itu adalah pertama kalinya dia kalah dalam kompetisi, sementara ayah dan ibunya selalu menuntutnya untuk menang di setiap pertandingan. Yunho kecil tidak berani bercerita kepada siapa pun, hanya pada Dokter yang menanganinya, Yun-Oh dan istrinya tahu dari penjelasan Dokter tersebut. Sejak saat itu Yun-Oh dan istrinya merasa sangat bersalah karena terlalu keras pada anak mereka, sehingga dia melonggarkan sedikit cara didiknya.
"Bagaimana kau bisa bertemu lagi dengannya?"
Yun-Oh bertanya tanpa basa-basi. Dia tidak suka sesuatu yang bertele-tele.Yunho paham jika mungkin Insung yang mengabari ayahnya jika dia dirawat, dan mungkin juga terpaksa bercerita tentang Jaejong.
"Aku tidak sengaja bertemu. Moon-Sung mengajakku datang ke sebuah penginapan untuk bersenang-senang, Jaejong bekerja di penginapan itu.""Apakah dia mengancam kalian?"
"Tidak. Malah sebaliknya.
Kami yang menyakiti dia, lagi..
Ayah..
Aku sudah tahu semua yang ayah lakukan..
Kenapa berbohong padaku?"
Yunho akhirnya bertanya. Matanya berkaca-kaca."....Supaya kau tidak seperti ini."
Yunho merasakan emosinya mulai meluap lagi, tapi obat dari dokter membantunya menahan rasa mual, jadi dia masih bisa mengendalikan diri untuk tidak muntah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief Incisions
FanfictionJika duka adalah penyakit, maka tetesan darah adalah obat baginya. ================================= BL MPREG YUNJAE Lover ================================= Halo, sudah lama sejak release cerita terakhir???? Cerita kali ini belum lepas dari Yunjae...