"Jadi kalian hanya bersandiwara..?"
Tanya Jaejong sambil menunduk, menatap kosong ke arah layar yang sudah tidak bergerak. Dia baru saja menonton rekaman yang dipercepat di sebuah layar handycam. Di rekaman itu hanya terlihat 2 orang yang duduk saling berjauhan di dalam kamar selama lebih dari 6 jam..Yunho kemudian mengambil handycam itu, lalu mengintip wajah Jaejong dari bawah. Jaejong memalingkan muka. Yunho mengejarnya, membuat Jaejong berpaling ke arah lain. Yunho mengejarnya lagi.
"Hentikan.."
Jaejong akhirnya mau menatap Yunho. Yunho tersenyum lebar, dengan wajah yang penuh memar dan ompong.
"Dasar gila.."
Ada sedikit rasa bersalah di hati Jaejong yang tidak dapat dia ungkapkan dengan benar."Gila dan bodoh."
Yunho malah menarik sudut bibirnya semakin lebar, kemudian berjongkok untuk mensejajarkan posisinya dengan Jaejong yang sedang duduk di sisi ranjang."Kenapa melakukan ini semua.."
"Untuk melihat apa yang ada di dalam sini.."
Jawab Yunho sambil mengetuk dada Jaejong."...."
"Aku yakin ada sesuatu di dalam sana yang memanggilku Jae.. Tapi sangat sulit untuk melihatnya akibat tindakan bodohku di masa lalu.."
"...."
"Tapi sekarang aku bisa melihatnya dengan jelas."
"...."
"Terima kasih sudah datang dan menghajarku. Pernyataan cinta yang tidak terduga."
Blush.. Wajah Jaejong langsung memerah karena malu. Yunho tersenyum puas, membuat Jaejong semakin kehilangan wajah.
"Apa sekarang aku boleh mencintaimu?"
Yunho diam menunggu sambil menatap manik mata di depannya. Tetapi tidak ada jawaban, bahkan untuk waktu yang lama. Apakah ini hasilnya..? Gagal..? Senyum di wajah Yunho perlahan menghilang..
"Tidak..?"
Masih tidak ada jawaban. Yunho tertunduk lesu. Madam Yu benar, mungkin dia memang harus menyerah..
"Aku... akan meninggalkanmu di sini. Tolong simpan untuk memenuhi janjiku padamu."
Setelah menyisipkan giginya ke saku kemeja Jaejong, dengan hati yang berat Yunho memutuskan untuk pergi, ntah untuk selamanya atau---GREP.
"Nanti.."
Jaejong menahan tangan Yunho yang sudah beberapa langkah berjalan."...."
"Kau boleh mencintaiku nanti..."
"...."
"...setelah kuobati wajahmu..."
Senyum Yunho langsung mengembang lagi, hatinya membuncah, dalam sekejap Yunho sudah melumat lembut bibir Jaejong. Tapi Jaejong segera mendorongnya.
"Ma..maaf.. aku.."
Jaejong bernapas berat.Yunho mengepalkan tangan tidak mengerti, bukankah barusan jaejong sudah menerimanya? Tapi kenapa perlakuannya masih ditolak.. Yunho kemudian berjalan meninggalkan Jaejong, tapi kembali lagi dengan sesuatu di wajahnya.
"Apa aku perlu memakainya terus supaya kau bisa menyukaiku? Aku tidak keberatan."
Jaejong terpana, Phantom muncul lagi di hadapannya. Napasnya kembali tenang, tapi detak jantungnya berdebar cepat. Jemarinya kemudian bergerak, melepaskan topeng itu, seperti yang sangat ingin dia lakukan ketika berada di lantai dansa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief Incisions
FanfictionJika duka adalah penyakit, maka tetesan darah adalah obat baginya. ================================= BL MPREG YUNJAE Lover ================================= Halo, sudah lama sejak release cerita terakhir???? Cerita kali ini belum lepas dari Yunjae...