25. Perpisahan

301 52 7
                                    

Malam itu suasana halaman wastu menjadi cerah karena kelap-kelip lampu mobil polisi. Yunho dan beberapa orang polisi sudah datang untuk memeriksa dan mengambil barang bukti. Saat ini Nyonya Yu sedang berada di ruang kerjanya bersama dengan petugas polisi untuk menunjukkan rekaman cctv percakapan Moon-Sung dan rekaman suara percakapan Insung yang dia miliki. Sementara Jaejong masih berada di lobi.

Madam Yu telah menceritakan semuanya kepada Jaejong, bahwa sejak kejadian Jaejong dibawa ke rumah sakit waktu itu, Madam Yu sudah mengetahui siapa sebenarnya para Jung. Jaejong juga akhirnya juga tahu jika Madam Yu telah memberi sedikit pelajaran pada para pria bejat itu. Dan tentang rencana Yunho untuk menyerahkan diri hari ini, Madam Yu juga menceritakannya.

Sejak kedatangan para polisi, Jaejong tidak beranjak dari tempatnya, dia berdiri di lobi sambil memandang seseorang yang sedang dijaga oleh 2 orang petugas. Orang itu pun belum putus memandangi Jaejong sejak awal kedatangannya, meskipun Jaejong menatapnya dengan benci dan amarah.

Rombongan petugas polisi akhirnya keluar dari penginapan setelah urusan mereka selesai. Orang itu pun turut mereka bawa. Bahkan ketika orang itu sudah keluar dari dalam rumah pun, Jaejong masih mematung, air mata yang sejak tadi ditahannya akhirnya menetes. Dia merasa seperti kembali ke 7 tahun yang lalu, dimana kemarahan dan kebencian terhadap orang-orang yang telah melecehkannya memuncak. Suara isakan mulai terdengar, Jaejong membiarkan dirinya menangis.

Tiba-tiba jemari seseorang menghapus tetesan air mata itu. Jaejong mendongak dengan mata yang semakin memerah. Kemarahan yang ada di hatinya membuatnya tidak lagi tahu harus mengucapkan apa kepada orang di hadapannya.








"6 tahun yang lalu, aku pernah melihatmu keluar dari sebuah hotel, bersama seorang pria dewasa. Pria itu melemparkan uang kepadamu.. Aku mengikutimu pergi setelahnya, berusaha mengejarmu, tapi kehilangan jejak setelah kau berbelok ke sebuah gang.."

Jaejong mendengus.
"Kenapa mengejarku? Untuk memintaku tidur denganmu dan melemparkan uang ke wajahku seperti pria itu?"








"Tidak..."
Yunho mendekat.








"Aku... ingin memelukmu seperti ini."
Yunho membawa Jaejong ke pelukannya dengan sangat lembut dan mendekapnya erat.








"..Maaf.. aku terlambat.."
Bisik Yunho di tengah dekapannya.








Air mata Jaejong mengalir semakin deras dalam pelukan Yunho. Yunho membiarkannya tetap di sana.








"Lakukan apapun agar aku mendapat hukuman seberat-beratnya. Aku bersedia membusuk di penjara.. Tapi tolong.. jangan sakiti dirimu lagi setelah ini.."








Hanya terdengar isak tangis Jaejong sampai seorang peuugas polisi kemudian datang untuk menjemput Yunho.
"Tuan Jung, saatnya berangkat."
Yunho akhirnya melonggarkan lengannya dan melepaskan Jaejong. Petugas polisi membawanya pergi.

Setelah beberapa saat, Jaejong mengerang kemudian berlari ke luar.

"KENAPA! KENAPA BARU SEKARAANG!!"
Jaejong berteriak dari teras wastu ketika mobil polisi itu mulai melaju pergi. Madam Yu segera datang untuk memeluk dan menenangkan Jaejong yang masih menangis. Semua penghuni wastu hari itu akhirnya tahu tentang apa yang terjadi pada Jaejong selama ini.






------------------------------Tbc.











=======================

Catatan penulis;
Maaf super duper mini chapter,
karena habis ini masuk babak baru yang beda feeling.
Kepada yunjae shipper, maaf memisahkan mereka kali ini..

=======================

Grief IncisionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang