11. Rumah Sakit (2)

444 56 5
                                    

"Mmh.. Halo.."
Seorang pria berjenggot putih terbangun dari tidurnya karena nada dering handphone yang terus memanggil.

"Halo. Dokter Kang, ini dari Rumah Sakit Pusat. Maaf menghubungi anda malam-malam."

Dokter Kang melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 2 pagi.
"Ini sudah bukan malam lagi."

"Ah iya.. Maafkan kami Dokter Kang. Tapi ada pasien Eksekutif yang butuh pemeriksaan."

"Sekarang?"

"Ya Dokter Kang, wali pasien meminta agar anda segera datang, karena kondisinya cukup parah."

"Siapa pasiennya?"

"Kim Jaejong. Tuan Kim baru saja selesai ditangani oleh tim gawat darurat. Banyak luka sayatan di tubuhnya karena--"

"Aaah... Jaejong.. Ya aku paham, bisa kubayangkan. Lalu bagaimana kondisinya sekarang?"

"Masih belum sadarkan diri. Dokter jaga memberinya obat penenang sambil menunggu anda datang."

"Hm, begitu. Apa kau yakin aku harus benar-benar datang?"

"Walinya meminta seperti itu Dokter Kang. Beliau e.. seorang eksekutif.. Kami harap anda mengerti."

"Maksudmu aku tidak bisa menolak. Tunggu, bagaimana Jaejong bisa menjadi seorang eksekutif?"

"E...kami kurang tahu mengenai hal itu, tapi wali yang terdaftar--- atas nama Tuan Jung Yunho."

"Oh, keluarga Jung. Yah, baiklah, aku akan ke sana, meskipun aku tidak yakin kehadiranku akan berguna, aku tidak yakin Jaejong masih di sana ketika aku tiba."

"Pasien masih tidak sadarkan diri Dokter Kang, mereka menunggu anda."

"Ya, ya, pastikan saja dia tetap seperti itu jika masih ingin bertemu denganku. Aku akan tiba dalam 3-4 jam."
Kata dokter Kang sambil terkekeh kecil sebelum menutup sambungan telepon. Dia sedang berada di hotel di luar kota. Sudah kebijakan dari Rumah Sakit bahwa segala permintaan dari seorang eksekutif wajib segera dilakukan.

Dokter Kang tersenyum tipis.
"Jaejong.. sudah lama sekali.."

Sudah 4 tahun Jaejong tidak berobat, tapi dia masih mengingatnya. Bagaimana mungkin dia bisa lupa pada pasien yang membuatnya harus bekerja di kafe. Dokter Kang terkekeh geli mengingat beberapa hal di masa lalu, kemudian beranjak bangun untuk bersiap pulang ke Seoul.


-------------------------


Yunho berjalan perlahan menyusuri lorong. Seperti orang yang baru saja disunat, Yunho masih belum bisa merapatkan kedua kakinya karena selangkangannya masih berdenyut nyeri, sakitnya benar-benar bertahan lama.. Yunho merasa perlu sesuatu yang dingin untuk membuat adik kecilnya sejuk. Minuman dingin dari vending machine mungkin bisa membantu.

"Suster, apa Dokter Kang sudah bisa dihubungi?"
Yunho sekalian mampir ke pos perawat untuk menanyakan mengenai Dokter Kang yang tidak kunjung datang.

"Sudah Tuan Jung, Dokter Kang sedang dalam perjalanan kemari. Kebetulan beliau sedang berada di luar kota sejak kemarin karena menghadiri Simposium, jadi butuh waktu untuk sampai ke sini. Beliau berkata akan tiba dalam 3-4 jam lagi."

"Begitu.. baiklah, terima kasih.
Oh ya.. jika ada seorang wanita bernama Nyonya Yu datang untuk meminta Tuan Kim dipindahkan atau mengganti nama wali, turuti saja, lakukan apapun yang dia minta, tapi tolong tetap tagihkan semua biaya pengobatannya kepadaku tanpa sepengetahuannya. Mn?"

Grief IncisionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang