"Bagaimana Tuan Jung, apakah sekarang kau sudah percaya padaku?"
Moon-Sung menggeram, tapi tidak lagi menyalak seperti sebelumnya, karena mereka bertiga sekarang sedang berlutut di hadapan Madam Yu.
Madam Yu tidak lagi repot-repot menawari mereka kursi untuk duduk, dia langsung mengunci pintu dan mengambil barang koleksinya seperti biasa. Pak Baek berjaga di dekat pintu lobi sambil memegang sapunya melipat tangan di dada. Sementara Hyorin berdiri di samping ketiganya sambil membawa penggorengan baru. Ntah berapa banyak koleksi penggorengan yang Madam Yu punya.
"Aku tidak berkuasa seperti kalian Tuan Jung, aku hanya-- mengetahui banyak rahasia dan kelemahan."
Madam Yu terkikik manis sambil menutup mulutnya dengan anggun."Bercinta tidak hanya sekedar berbagi napsu birahi Tuan Jung, tetapi juga berbagi banyak hal lain. Kau akan terkejut dengan apa yang bisa telinga dan mulut kita berikan ketika digunakan dengan baik."
"Kami tidak akan melepaskanmu begitu saja!"
Bae-Soo mencoba membela saudara-saudaranya. Dan membela dirinya juga tentunya.Madam Yu melirik Bae-Soo, mengagumi wajah tampannya yang cerah, ...masih cerah.
"Bagaimana saudaramu akhirnya bisa menggeretmu kemari Tuan Jung? Apa mereka tidak menceritakan apa yang telah terjadi sebelumnya?"
Madam Yu mengetuk hidungnya sendiri sambil mengernyitkan dahi, memberitahu Bae-Soo akan rasa sakit akibat hidung yang patah."....."
Bae-Soo mengepalkan tangan tanpa bersuara lagi. Diantara keempat Jung bersaudara, Bae-Soo yang paling disegani setelah Yunho. Mengetahui saudaranya terlibat masalah, dan Yunho tidak ada di antara mereka, Bae-Soo merasa harus memikul tanggung jawab untuk menjadi sosok yang menyelesaikan masalah. Dia yang menyiapkan sekoper uang untuk Kepala Polisi Park segera setelah Moon-Sung mengadu. Menunjukkan power adalah keahliannya, belum pernah ada dalam pengalamannya, seseorang meremehkannya seperti ini."Melihat kau cukup menjaga sikap, nampaknya mereka sudah bercerita. Beruntung tadi aku tidak menyinggung tentang tuduhan pencemaran nama baik kalian, andai saja aku membuka mulutku dan bercerita.... bukankah itu akan menjadi boomerang bagi kalian...? Tuan Jung Bae-Soo?"
"....."
"Aku bahkan memiliki banyak bukti di tanganku. Hah.. Tapi aku tidak akan mengeluarkan kartu ASku sekarang Tuan Jung. Kurasa hanya Jaejong yang berhak memutuskan akan dibawa ke mana masa depan kalian."
"...."
Madam Yu mendekat lalu mengusap pipi Bae-Soo dengan kuku jarinya. Lalu,
"AH!! APA ITU?!!"
Tiba-tiba Madam Yu berteriak dan menunjuk ke arah dinding. Bae-Soo menoleh dan--
TAAAAAAANG!!
Suara yang merdu terdengar kembali. Hyorin yang sedari tadi sudah menunggu aba-aba langsung melayangkan penggorengannya. Bae-Soo tersungkur memegangi wajahnya sambil mengerang, darah segar mengalir dari celah-celah jemarinya.
"Kurang ajar!!!"
Moon-Sung menunjukkan amarah sambil memegangi Bae-Soo yang kesakitan."Harusnya kau senang Tuan Jung, bukankah adil jika kalian semua merasakan hal yang sama? Lihatlah, sekarang aku bisa melengkapi galeri seniku."
Madam Yu melihat ke arah dinding yang sebelumnya dia tunjuk. Moon-Sung dan Ji-Kyu mengikuti arah pandang Madam Yu. Di dinding itu sudah tergantung 2 buah penggorengan dengan lekuk-lekuk yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grief Incisions
FanfictionJika duka adalah penyakit, maka tetesan darah adalah obat baginya. ================================= BL MPREG YUNJAE Lover ================================= Halo, sudah lama sejak release cerita terakhir???? Cerita kali ini belum lepas dari Yunjae...