sebelas

1.5K 100 0
                                    

   Hari ini seperti yang di rencanakan, Irana akan belajar sihir perlindungan diri dan mengasah kemampuan turun temurun. Ia berjalan mendekat ke arah penyihir yang sudah berdiri di tengah ruangan yang tertutup. Penyihir berbalik badan merasa ada seseorang yang datang, ia tersenyum menyapa Irana.

"Semoga kau selalu di berikan kesehatan duchess Irana."Sapanya tersenyum.

Irana mengangguk dan sedikit membungkuk."Semoga penyihir Rihom selalu diberikan kesehatan dan cepat mendapatkan jodoh."

"Kau meledekku?,"tanya Penyihir Rihom menatap Irana.

Irana tertawa."Aku hanya bercanda. Kau ini selalu saja seperti ini dari aku belajar di akademi Wilontraska."Ucap Irana menaruh tasnya di salah satu meja. Ia hanya sendiri dan para pengawalnya menjaga di depan pintu.

Penyihir Rihom adalah seorang pria dewasa yang mengajar di akademi tempat Irana menempuh pendidikan. Kini penyihir Rihom sudah lebih dari setengah abad atau bisa di bilang sudah berusia 78 tahun.

"Jadi aku ingin belajar dari mu, belajar sihir perlindungan diri dan melatih Sihir turun temurun dari ibunda,"ujar Irana.

"Kau harus selalu menjaga kesehatan dan berhati-hatilah karena hanya dirimu lah yang mempunyai sihir Orgstras, karena sihir itu hanya di berikan oleh keturunan perempuan dari keturunan ibumu,"

Ucapan Penyihir Rihom benar apa adanya, Sihir Orgstras adalah sihir dimana ia bisa membedakan manusia asli, duyung, monster dan berbagai siluman yang menyamar jadi manusia. Selain itu ia bisa menyembuhkan penyakit, baik manusia dan  menyembuhkan binatang, duyung bahkan monster dan untuk istilah Bytra ialah istilah untuk keturunan Bytra tapi nama sendiri dari sihir ialah Orgstras.

"Irana apakah kau sudah siap?."Tanya Penyihir Rihom yang sudah memakai jubah biru tua.

Irana mengangguk mantap. Dirinya di suruh duduk dan di susul penyihir Rihom yang ikut duduk. Keduanya hanya di batasi satu batu besar yang tiba-tiba muncul. Irana seketika merasa gugup, karena ini pertama kali bagi dirinya.

"Selain itu kau jangan terlalu gugup dan percaya pada diri dan sihirmu. Kendalikan dirimu maka sihir itu akan muncul secara perlahan."Pungkasnya menatap Irana tajam sampai membuat Irana menunduk.

"Jangan menunduk, tatap mata lawanmu Irana. Jangan lemah."

Irana mengangkat kepalanya dengan perlahan ia berani menatap penyihir Rihom.

"Rilekskan dirimu. Tautkan lah kedua tanganmu dan tutup matamu,"tutur sang penyihir.

Irana mengikuti setiap ucapan yang di lontarkan Penyihir. Ia menautkan kedua tangan dengan mata tertutup.

"Pusatkan perhatian mu, fokuskan pada satu titik. Tahan dirimu dan bacalah mantra yang terlihat."

Irana mengerutkan kening meski begitu ia tetap mengikuti arahan dari penyihir. Cukup lama sampai ia mulai melihat beberapa tulisan yang bisa ia lihat dengan mata tertutup. Tulisan yang buram mulai terlihat dengan jelas.

"Apakah kau sudah melihat tulisan itu?."Tanya Penyihir Rihom melihat ekspresi Irana.

"Ya,"Jawab Irana

"Ucapkan mantranya."

Mulut Irana komat Kamit mengucapkan mantra yang terlihat.

"Ucapkan terus menerus hingga seratus kali."

Meski sedikit terkejut, Irana tetap mengikuti. Ia terus berucap sampai seratus kali. Bisa di lihat bahwa keringat sudah membasahi wajah bahkan tangan nya. Penyihir Rihom berdiri, berjalan dan berdiri tepat di belakang Irana. Ia memegang kepala Irana sambil berucap mantra yang sama seperti Irana ucapkan seratus kali.

"Ucapkan dengan lantang Irana."Titah Penyihir.

Irana berucap dengan lantang bahkan ia sampai berteriak merasakan sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya. Ia berteriak sambil terus mengucapkan mantra tersebut.

"Bukalah matamu,"ucap Penyihir Rihom.

Irana perlahan membuka matanya dengan air mata yang mengalir. Ternyata sesakit itu.

"Sebenarnya sihir pelindung tak pernah sakit Irana hanya saja sihir jahat pernah berada di dalam tubuhmu atau lebih tepatnya kau pernah mati karena sihir jahat itu. Maka dari itu kekuatan ku masuk untuk mengeluarkan nya dan berhasil."Pungkas Penyihir Rihom berjalan kembali duduk di depannya.

"Kau pernah mati Irana dan sekarang jiwa dari zaman modern yang mengisi tubuh ini. Benar bukan?."Tanya Penyihir membersikan tangannya dengan sapu tangan karena tangannya begitu hitam.

Irana tak bisa berbohong bagaimana pun penyihir pasti mengetahuinya. Ia dengan pelan mengangguk.

"Dan Irana asli memintamu untuk membuktikan dalangnya kan?."Tanya Penyihir yang lagi-lagi di angguki Irana.

"Meski aku telah membantu mengeluarkan sihir jahat dalam raga ini, akan tetapi sihir itu masih menempel pada jiwa Irana asli dengan kalung hitam yang masih melekat di lehernya."

"Bagaimana caranya agar aku membuktikan nya?,"tanya Irana berharap mendapatkan saran.

"Ini bukan jaman modern yang mempunyai Cctv , Ciya. Aku akan mengajari mu sihir miopranja .  sihir dimana kau bisa menyimpan berbagai bukti, seperti bukti barang yang di temukan. Meski begitu, tetap saja tidak bisa merekam gambar ataupun video. Ingat, hanya bisa menyimpan barang, apapun itu barang punyamu atau barang bukti. Intinya bisa menyimpan barang."

Irana mengangguk mengerti."Jadi bagaimana dengan sihir pelindung ku Penyihir Rihom?."

Penyihir menggeleng."Yang baru saja kau lakukan bukan sihir pelindung akan tetapi aku hanya membantumu mengeluarkan sihir jahat."

Menghembuskan nafas lelah, mulutnya serasa kering karena terus membacakan mantra tapi meskipun begitu, ini cukup membantu.

"Menginap lah sampai kau menguasai sihirmu." Pungkasnya."Tak perlu khawatir jika suamimu mencari mu. Kau juga tau kan? Suamimu tengah bertugas ke wilayah Utara karena Raja dari wilayah Utara meminta bantuan."

Penyihir Rihom menghembuskan nafas lelah."Pagar pelindung dari monster mulai terbuka sedikit demi sedikit. Meski monster tertentu berada di antara kita akan tetapi tetap saja, jika pagar pelindung hancur maka negri ini akan hancur."

Irana hanya bisa terdiam, ia tak tau harus berbuat apa karena tenggorokan nya sangat kering, ia begitu haus.

"Penyihir Rihom, apakah kau ada air?."

FANTASIA( Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang