Dua puluh sembilan

615 52 0
                                    

  Mereka bertiga berada di dalam ruang makan dan tak ada seorang pun yang berbicara karena semua tengah makan. Para pengawal berdiri di depan pintu masuk sedangkan ksatria sedang melakukan pelatihan untuk pergantian tahun nanti. Irana yang menyelesaikan makannya duluan, ia membersihkan sisa-sisa makanan di sudut bibirnya menggunakan kain putih. Ia hanya diam menunggu sang suami dan kakak iparnya selesai makan, setelah selesai dirinya ikut berdiri saat Xagara dan Zulfan berdiri. Tersenyum lebar saat kedua mata Irana bertemu dengan sepasang mata kakak iparnya.

"Apa kegiatan mu Irana?."Tanya Zulfan yang masih setia berdiri memandang Irana.

"Mari kita keluar dulu."Ucapnya berjalan lebih dulu.

Saat sudah berada di luar ruang makan, Ima dengan cepat berjalan berdiri di belakang Irana.

"Apa dia pelayanan pribadimu?."Tanya Zulfan yang menyadari kedatangan Ima.

Irana mengangguk, kini Irana tengah berjalan bersama dengan Zulfan, jarak keduanya cukup dekat bahkan terkadang kedua bahunya saling bersentuhan. Mereka tak mempedulikannya Xagara yang berjalan di belakang mereka.

"Oh ya ka. Aku ingin menanyakan sesuatu,"

"Apa itu?,"tanya Zulfan.

"Um selain siluman apa ada hal lain?,"tanya Irana penasaran.

"Manusia?,"

Irana menghentikan langkahnya."Aku tau kakak ipar tapi yang lain. Seperti hewan langkah."

"Ada."Jawabnya kembali berjalan setelah ikut berhenti.

Irana menyamakan langkahnya dengan langkah sang kakak ipar.

"Kakak pasti sangat kesusahan. Apa ada pencuri yang ingin mencuri hewan langkah?,"tanya Irana.

Zulfan mengangguk."Tapi aku bersyukur karena ada siluman, mereka sangat membantu meski kebanyakan siluman hanya mempunyai sedikit kekuatan."

Irana mengangguk dan berhenti ketika keduanya sampai di depan pintu istana. Ia membungkuk dan kembali menegakan badan dengan senyumannya."Baiklah kalau begitu, kakak bisa berjalan-jalan di sini atau bersama Xagara. Aku masih ada sedikit urusan."

"Baiklah, aku akan menikmati waktu di sini,"

Irana tersenyum dan pamit pergi begitu juga dengan Ima yang masih setia berada di belakangnya.

Setelah kepergian Irana, Xagara berjalan mendekat dan menatap kakaknya tajam. Kedua telapak tangannya ia masukan kedalam saku celana, terlihat sangat gagah apalagi jubah kerajaan dan tampang yang tampan.

Zulfan tersenyum menunggu Xagara berbicara.

"Secepatnya pergi kembali ke wilayah mu,"

Zulfan berkekeh kecil."Kau tidak merindukan kakak mu ini?."Tanya Zulfan penasaran dengan Menaik turunkan alisnya.

"Aku yang akan mengunjungi mu,"

"Kau cemburu?,"tanya Zulfan menatap wajah Xagara.

Xagara berdehem dan berujar."Tidak, untuk apa aku harus cemburu?."

"Aku menyayangi Irana selayaknya adik. Tak ada rasa apapun untuknya hanya kasih sayang seorang kakak pada adik. Kau tak perlu khawatir begitu dan ya untuk kembali ke istana, dua hari lagi aku akan kembali."Ucap Zulfan berjalan keluar begitu juga dengan para pengawal yang mengawalnya.

Xagara ikut berjalan dan naik di atas kereta kuda begitu juga dengan kerald yang setia mengikuti Xagara.

  Irana dan Ima dengan kedua pengawal berjalan memasuki area istana pemerintahan. Saat memasuki ke dalam kantor istana, kedua pengawal di mintai menunggu di depan istana pemerintahan.

FANTASIA( Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang