Keduanya kembali menaiki kereta kuda dan kembali ke istana, hari ini Irana memilih untuk tak bekerja dan beristirahat untuk sejenak. Meski begitu ia akan siap sedia jika ada yang membutuhkan nya. Ia kembali melangkahkan kakinya memasuki area istana dan menuju ke belakang dengan Wilianna di belakangnya. Sesampainya di taman dan duduk bersama di bangku taman, keduanya hanya diam tanpa berucap sekata apapun. Irana dengan pikirannya dan Wilianna dengan pikirannya. Satu hembusan nafas di keluarkan Wilianna membuat Irana menolah menatapnya penuh.
"Kau kenapa?,"tanya Irana.
"Aku hanya sedikit lelah. Bukan lelah bekerja tapi hati ku lelah untuk mencarinya."
"Maksud mu?,"tanya Irana penasaran.
"Aku memilih menjadi manusia karena ingin menemui salah satu pria yang aku sukai. Tapi aku tak tau dirinya dimana."jelasnya dengan pandangan sedih."Sudah lebih dari setahun aku memilih menjadi manusia dan terus mencarinya akan tetapi seakan di telan bumi, dirinya tak pernah terlihat."
"Siapa pria itu?,"
"Poran, dirinya mempunyai surai putih dengan mata coklat nya."Wilianna memberitahukan ciri-ciri dari orang ia cari selama ini.
Ucapan Wilianna mampu membuat Irana terdiam, sosok yang di bicarakan Wilianna pastinya adalah Poran yang merupak ksatria di kerajaan Duke Xagara. Ia mengalihkan pandangan nya dari Wilianna dan memilih menatap penuh ke depan dengan punggung yang bersandar pada kursi kayu. Sedangkan Wilianna yang mengira jika Ducches tidak tau pun ikut menatap ke depan.
"Aku akan membantumu mencarinya, tapi apakah dirinya lebih muda dari mu?,"tanya Irana.
"Ya, meski begitu kami duyung mempunyai wajah yang lebih mudah. Meski aku berumur tiga puluh tahun aku terlihat seperti anak dua puluh tahunan,"
"Apa kau sedang menyombongkan diri?."Tanya Irana bergurau dengan nada mengejek.
"Maafkan aku Ducches."
Suara tawa keluar dari bibir Irana, ia memukul pelan bahu Wilianna dan kembali berujar."Aku hanya bercanda, ya ampun."
Wilianna yang malu dan tak mengerti dengan candaan tadi hanya memperlihatkan senyumnya dan ekspresi malu nya itu.
"Apa yang kalian lakukan?."Tanya seseorang pria yang datang.
Membuat Irana maupun Wilianna berbalik badan menatap orang yang baru saja bertanya pada mereka. Irana melirik sekilas ke arah Wilianna yang juga terdiam menatap seorang pria dengan pakaian khas ksatria dengan surai putihnya."Kau adalah poran, kau bukanlah Evan. Kini melihatmu aku hanya biasa saja dan Evan,aku telah hilang rasa, kini rasa cintaku hanya padanya,"batinnya yang semula menatap Poran kini menatap Xagara.
"Apa yang membuat kalian kemari?."Tanya Irana berdiri begitu juga dengan Wilianna.
"Aku hanya merindukan mu sayang."Goda Xagara berjalan mendekat tapi Irana memilih mundur.
"Kalian semua pergilah, Poran tetap di sini dan Wilianna kau juga harus tetap di sampingku,"Titahnya.
"Tidak, aku akan bersamamu. Cih, kau kenapa?, apa kau merindukan Poran?."Tanya Xagara dengan nada tak suka atau bisa di bilang dirinya cemburu.
"Aku bersama Wilianna, ada yang perlu kami bahas dan ya, aku sudah bilang kan bahwa aku mencintaimu, jadi sudahlah, tolong mengerti lah,"pintanya.
Meski dengan wajah menahan cemburu, Xagara beserta ke empat ksatria memilih pergi dan setelah kepergian mereka Irana menatap penuh pada Wilianna.
"Maksudmu dirinya?,"tanya Irana yang di balas dengan anggukan.
"Ya Ducches."Jawabnya menatap Poran yang tengah menatapnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANTASIA( Belum Revisi)
FantasySiapa sangka bahwa Ciya akan bertransmigrasi ke dalam novel Fantasi, Novel dengan latar kerajaan. dirinya juga tak menyangka jika memasuki tubuh sang antagonis yang berbadan cukup gemuk. Ciya tak masalah dengan bentuk badan yang ia tepati yang penti...