Dua puluh

1K 64 0
                                    

   Kembali ke istana dan melanjutkan aktivitas seperti biasa, Irana, Xagara dan sekretaris Xagara tengah berada di ruang kerja Xagara. Mereka semua fokus pada pekerjaan masing-masing bahkan hari sudah tengah malam tak ada satupun yang beranjak dari meja kerjanya. Sampai Irana yang meregangkan otot-ototnya.

"Duke, aku meminta ruang kerjaku sendiri. Aku tak ingin bergabung."Kata Irana menyusun kertas-kertas yang sudah ia tuliskan begitu juga dengan tinta-tinta yang ia rapikan lalu menaruh di laci mejanya.

"Kau menginginkan ruangan sendiri."Tanya Xagara melepas penanya menatap penuh Irana.

Irana mengangguk."Bagaimana pun aku membutuhkan bantuan Ima, kalau begini dirinya susah masuk ke ruanganmu. Maka dari itu aku membutuhkan satu ruangan. lebih baik punya ruangan sendiri,"ucapnya.

"Baiklah, ada satu ruangan kosong di ujung timur. Besok akan di bersihkan,"katanya.

"Terima kasih suamiku. Kau sungguh baik."Puji Irana berjalan mendekat dan mendaratkan satu kecupan di kening Xagara.

Kerald yang tak sengaja melihat dan bersitatap dengan tatapan tajam Xagara pun cepat menunduk. Xagara menatap Irana yang tengah tersenyum padanya."Sekarang kau tidur lah, aku akan menyusul,"

"Baik suamiku, cepat ya, aku membutuhkan pelukan hangat mu."terangnya mengedipkan sebelah mata sebelum benar-benar keluar dari ruangan itu.

"Kerald, pastikan besok ruangan di ujung timur sudah bersih dan di isi perlengkapan."Titahnya.

"Baik Duke."

     Suara kicauan burung dengan sinar matahari yang perlahan masuk ke dalam kamarnya melalui lubang-lubang udara kamarnya,ia membuka matanya perlahan dengan erangan pelan dan meregakan otot-ototnya. Ia perlahan bangkit dari tidurnya melihat ke samping sang suami yang masih tertidur nyenyak di balik selimutnya.Dirinya  lebih dulu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan keluar dengan dress biru tua dengan pernak-pernik yang menghiasi bagian bawah gaunnya. Ia berjalan turun ke ruang makan tak lupa menyapa para pengawal ksatria dan pelayan. Ia berjalan masuk ke arah dapur yang pastinya membuat para pelayan terkejut dengan kedatangan Ducches secara tiba-tiba.

"Selamat pagi wahai manusia!."Sapanya riang.

"Semalam aku meminta kalian menyiapkan bahannya, sudah di siapkan?,"tanya Irana.

Memang sebelum dirinya bekerja hingga tengah malam ia menyuruh kepala pelayan untuk menyiapkan bahan-bahan yang ia butuhkan.

"Mari kita masak."Ucapnya ingin mendekat tapi di tahan kepala pelayan.

"Maaf Ducches tapi sepertinya kami saja yang memasak. Apalagi gaun Ducches yang begitu indah sangat tidak cocok harus berkutat di dapur ini."Ucap kepala koki mencoba membuat Ducches mengerti.

Irana menggeleng tak setuju, sudah pasti ia akan membuat gaun ini kotor bahkan sampai robek dan membuangnya. Gaun ini pemberian Adalena dan sungguh ia tak menyukainya apalagi pernak-pernik yang begitu banyak dan warna yang begitu membuat mata sakit saat melihatnya.

"Ini perintah, Nyonya Tikana."Ucapnya dengan tatapan tajam.

Mau tak mau kepala pelayan atau pelayanan koki itu hanya mengangguk. Irana tersenyum manis dan duduk di salah satu bangku. Dirinya menaruh bahan-bahan membuat kue kering ia tak peduli saat gaunnya mengenai tepung, air dan terkena adonan. Beberapa bekerja membantu Irana dan ada juga memasak untuk makan bersama di taman nanti sesuai apa yang Irana minta. Mereka akan makan di taman.

  Irana membuat kue-kue dengan berbagai bentuk seperti bulan sabit, bintang bahkan babi. Ia juga membuat beberapa roti. Dirinya berdiri mendekat ke salah satu pelayan menyicipi ikan bumbu tomatnya.

"Rasanya enak. Bagus."

Pujian itu tak elak membuat pelayan wanita itu tersenyum manis.

  Saat ingin mengecek kuenya, gaunnya tak sengaja menyangkut di salah satu kayu dan membuatnya robek cukup panjang, sudah pasti para pelayan terdiam dengan wajah yang sudah ketakutan.

"Tidak masalah kalian tak perlu takut begitu. Aku akan pergi tukar dulu, oh ya pastikan semua makanan di taruh di atas karpet ya."Pesannya pergi ke kamarnya.

Saat di kamar ia melihat Xagara yang masih tertidur. Ia mengambil salah satu gaun berwarna biru.

  Tepat setelah ia keluar dari kamar mandi saat itulah Xagara terbangun dari tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Tepat setelah ia keluar dari kamar mandi saat itulah Xagara terbangun dari tidurnya. Ia mengubah posisinya jadi duduk dengan badan yang ia sandarkan.

"Kau sangat cantik,"pujinya dengan suara Yang sedikit berat karena baru bangun tidur.

Irana tersenyum."Aku gemuk."

"Lalu?. Wanita gemuk juga cantik. Tak ada yang salah dengan tubuhmu, aku hanya ingin kamu menjaga kesehatan. Gemuk tak salah tapi sesuatu yang berlebihan tak baik, usahakan kau masih bisa berjalan dan bernafas dengan baik."

"Iya,,,iya,,, aku mengerti. Aku gemuk juga Karena keturunan ya,"ucapnya ketus.

"Aku tau sayang, aku hanya ingin berucap seperti itu. Sudahlah, aku juga akan memakai baju kerajaan ku, baju kebanggaan seorang Duke,"

"Cih."Irana berdecih meninggal Xagara.

  Di sinilah mereka berada di taman dengan beberapa karpet yang di atasnya terdapat banyak makanan dan cemilan. Xagara yang terkejut saat ruang makan begitu sepi pun di kagetkan dengan salah satu pelayan yang datang memanggilnya untuk sarapan di taman.

Dirinya berjalan duduk di samping Irana."Apa yang kau lakukan?."

"Aku hanya ingin menikmatinya meski hanya sekali seumur hidupku."Jawabnya lalu berdiri.

"Terima kasih untuk kalian semua yang sudah hadir. Aku Ducches Irana Liyzakvaz Griffiskra mengucapkan banyak minta maaf kepada kalian semua yang menjadi objek ku di saat amarah menguasai diriku. Maafkan semua kesalahanku."Katanya penuh penyesalan bahkan dirinya membungkuk membuat semua pelayan, ksatria dan pengawal berdiri ikut membungkuk.

"Sudahlah!. Mari makan dan lakukan pekerjaan kalian."Tukas Xagara.

Semua mengangguk memakan makanan yang di sajikan.

"Kue itu aku yang membuatnya, makanlah."Ujar Irana sedikit berteriak agar semua orang mendengarnya.

Mereka mengambil kue kering itu bahkan ada yang refleks tertawa melihat kue berbentuk babi."Ducches, bentuk babi ini kau yang buat?,"tanya salah satu pengawal.

"Ya, makanlah. Itu sangat enak,"

Pria itu mengangguk mengunyah kuenya, matanya berbinar bahkan ia sampai menambahnya membuat semua juga ikut menyicipinya.

Irana tersenyum manis dan Xagara yang ikut tersenyum tipis saat melihat Irana tersenyum begitu manis. Ia mendekat mengikis jarak di antara keduanya."Kau senang?."Tanya Xagara berbisik di telinga kiri Irana. Sudah pasti Irana mengangguk dengan senyuman manisnya.

"Aku sangat senang , sangat."Jawabnya dengan binar kebahagiaan.

Xagara tersenyum manis mengelus pelan surai hitam milik sang istri. Ia mengecup kening sang istri dengan senyuman manisnya."Kau sangat manis."

FANTASIA( Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang