Empat puluh empat

380 30 0
                                    

   Kereta kuda memasuki wilayah istana Duke, raja dan ratu yang muncul secara tiba-tiba membuat semuanya kalang kabut apalagi Xagara yang belum kembali dan Ducches Irana yang menghilang. Para prajurit, pengawal dan pelayan menyambut kedatangan Raja dan Ratu, sedangkan keduanya mengendarakan pandangan ke segala arah mencari dimana Duke dan Ducches berada.

"Dimana menantuku?,"tanya Raja Liokara Griffiskra, ayahanda dari Xagara.

"Iya, dimana menantuku?"Tanya Aulia, ibunda dari Xagara.

  Semuanya menunduk entah harus menjawab apa, mereka semua takut jika salah berbicara.

   Di saat semuanya menunduk takut dan membuat kedua sepasang suami istri itu bingung, suara dari belakang mereka terdengar. Betapa terkejutnya mereka berdua berbeda dengan pelayan, ksatria, prajurit dan pengawal yang bernafas lega saat mendapati Xagara datang mengendong Irana yang tak sadarkan diri dengan baju putih penuh noda.

  "Apa yang terjadi dengan menantuku?."Tanya Liokara berjalan mendekat.

"Maaf ayah, aku harus membawah Irana ke kamar nya terlebih dahulu."

Liokara mengangguk dan menunggu di ruang tamu begitu juga dengan para bawahan yang sudah kembali bekerja dan beberapa pelayan yang membawahkan minuman dan makanan.

  Tak berselang lama Xagara turun tapi kali ini  dalam keadaan lebih segar, mungkin saja dirinya baru selesai mandi. Xagara duduk di sofa yang berhadapan dengan kedua orang tuanya dengan meja yang menjadi penghalangnya.

"Apa yang membawa kalian kemari?."Tanya Xagara.

"Hari ini adalah hari terakhir tahun dan kami berencana akan melakukan pergantian tahun bersama kalian. Tapi sepertinya Irana sedang tidak baik-baik saja."Tutur Liokara.

"Ya, dirinya baru saja di culik."

"Jaga istri dengan baik Xagara. Jika mereka tak menculik anak kecil maka mereka akan menculik keturunan Bytra untuk raja monster dan para monster yang lain juga akan merasakan kenikmatan dan kekuatan dari Bytra, istrimu."Ucap Aulia.

Xagara mengangguk, dirinya juga teramat merasakan bersalah karena lalai menjaga istrinya, dirinya seakan menepis semua saran dan masukan dari banyak orang dan mementingkan wilayahnya. Dirinya sampai lupa dengan saran dari beberapa orang bahkan raja dari wilayah Utara.

"Tak menutup kemungkinan mereka bisa membawa Irana ke dunia monster. Terlebih lagi Irana di culik, Ibunda takut jika mereka bagian dari monster dan bukan Monster biasa yang menculik keturunan Bytra"Kata Aulia menatap Xagara.

Aulia berjalan mendekat dan duduk di samping Xagara membuat Xagara mengangkat kepalanya menatap ibunda. Kedua tangannya yang terbuka lebar memberi isyarat pada Xagara untuk mendekat. Xagara mendekat dan memeluk ibu nya begitu juga dengan isakan yang begitu pelan. Aulia tau jika anaknya begitu mencintai istrinya dan tak ingin jika istrinya terluka, Aulia juga tau Xagara merasa bersalah dan merasa begitu lalai dalam menjaga belahan jiwanya.

"Ayah sangat bersyukur karena istrimu yang mempunyai ide dengan menaruh beberapa pengawal di setiap rumah dan perbatasan yang di perketat. Tapi tetap saja, di dalam kerajaan ini harus di perketat lagi,"ucap Liokara.

  Di saat semuanya diam dan Xagara yang masih memeluk ibunya meski tak menangis dan terisak lagi, tiba-tiba muncul ke empat ksatria yang datang dan memberikan penghormatan. Mereka membungkuk hormat, tapi sepertinya bukan empat orang melainkan lima.

"Kami tak menemukan Poran tapi kami menemukan Robert."Lapor Miko.

Sudah pasti Xagara dan lainnya terkejut, ksatria bayangan adalah ksatria yang sangat sulit untuk di tangkap dan sangat sulit di kalahkan. Xagara menatap Robert yang berada di antara Miko dan lion yang tengah memapahnya.

"Perketat penjagaan!."Titah Xagara berdiri dengan tangan terkepal.

  Beberapa prajurit berlari keluar lebih memperketat wilayah, dan ada beberapa yang menunggang kuda keluar dari kediaman istana menuju perbatasan. Bahkan ada yang memasuki area hutan untuk menjaga keamanan jika saja ada monster, mereka bisa dengan cepat menangkapnya.

"Ibunda rasa, sekali lagi mereka tak ingin menculik anak seperti tahun lalu. Seperti nya mereka ingin Irana sekarang."Lontar Aulia.

Dan setelah mengatakan hal seperti itu, suara dentuman besar beserta dengan teriakan . Xagara dengan cepat berlari ke atas tapi saat berada di lantai menuju kamar istrinya sudah banyak sekali pengawal yang bersimpah darah. Xagara membuka pintu kamar dan tak mendapati Irana.

Di tempat lain Irana tengah berlari dari kejaran dua monster berwarna hijau dengan wajah seperti buaya tetapi tak mempunyai moncong yang panjang, meski begitu ada empat taring yang begitu tajam. Saat dirinya bangun dan merasakan ada teriakan dan dentuman, Irana dengan cepat teleportasi keluar dari kediaman istana, karena dirinya merasa bahwa monster bisa masuk ke dalam wilayah istana yang jelas-jelas sudah di perketat. Sudah pasti monster-monster itu sudah di berikan sihir yang mapan. Irana berlari, dirinya baru pertama melihat makhluk yang begitu besar bahkan 10 kali lebih besar darinya dan wajah yang menyeramkan. Saat memasuki dunia novel yang begitu berbanding terbalik dengan kehidupan nya dulu, awalnya ia mengira jika hanya percintaan biasa akan tetapi semuanya seakan begitu menakutkan. Irana dengan keadaan berlari berbalik dan melempar bola hijau yang merupakan sihirnya. Meski begitu seakan tak mempan mereka terus saja mengejar Irana.

  Irana kembali melakukan teleportasi dan kembali ke kediaman istana.

  Xagara berjalan turun dari tangga dan kembali menghampiri kedua orang tuanya. Saat ingin berujar, mereka di kagetkan dengan Irana yang tiba-tiba muncul dengan banyak sekali butiran keringat.

"Xagara, bawa aku pergi. Monster telah menghabisi banyak sekali prajurit dan pengawal."

Xagara yang mendengar nya sudah pasti terkejut, ia dengan cepat berlari mendekat dan memeluk Irana, setelahnya keduanya menghilang.

"Sayang, sekarang kita harus kembali ke istana kerajaan."Ucap Liokara.

Aulia mengangguk dan memegang tangan Liokara, keduanya juga melakukan teleportasi.

   Irana dan Xagara berhenti di istana kerajaan, di sini mereka bisa saja selamat karena sihir di sini sangat kuat bahkan Irana bisa melihat ada 10 penyihir agung yang sedang membacakan mantra menguatkan pertahanan. Irana menatap Xagara dengan mata yang berkaca-kaca, dirinya begitu takut dengan situasi seperti ini. Meski telah belajar sihir akan tetapi sihir dan rupa dari mereka tetap membuat Irana takut, Irana belajar sihir pertahanan, perlindungan dan belajar menyerang baik sihir ataupun dengan pedang dan lainnya. Dengan tangan yang begitu gemetar, Irana mencoba menghapus air matanya meski terasa sia-sia, ia terus saja menangis di depan Xagara. Xagara yang melihatnya ikut merasakan sakit bahkan ia sekarang ingin melenyapkan setiap monster-monster itu.

"Maaf Duke, tembok pertahanan di perbatasan Utara yang menghubungkan dunia manusia dan monster roboh, semua monster telah berlari di setiap wilayah, bahkan banyak anak kecil yang di culik di wilayah lainnya."Lapor salah seorang pengawal di istana kerajaan.

Xagara membawah Irana kedalam dekapan saat melihat Irana yang sudah bergetar ketakutan.

FANTASIA( Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang