ekstra part 2

727 20 2
                                    


   Kehidupan akan terus berjalan, perjalanan rumah tangga juga begitu dan tak lepas dari namanya masalah akan tetapi keduanya masih bisa bertahan hingga 10 tahun pernikahan mereka. Waktu yang cukup lama untuk keduanya, apalagi sampai sekarang mereka tak bisa di karuniai anak setelah sang suami di tetapkan mandul setelah dua tahun menikah dan di paksa periksa. Ciya, tak akan pernah meninggalkan Evan setelah mendapatkan kabar itu karena dirinya tau sebaik apa suaminya dan dirinya tau alasan kenapa sang suami mandul. Kedua tangan yang saling bergandengan, sepasang suami istri yang sekarang sudah berumur 35 tahun itu tengah berjalan bersama di kompleks perumahan mereka. Ciya, wanita dewasa itu berhenti membuat Evan juga ikut berhenti. Dirinya menghadapkan tubuhnya menghadap Evan begitu juga dengan Evan.

  Senyuman manis terukir di wajah Ciya, tangan kanannya ia gunakan mengelus lengan sang suami."Terima kasih untuk 10 tahun ini."tutur Ciya lembut.

Seutas senyum terukir, kepalanya mengangguk beberapa kali."Terima kasih juga karena terus bertahan bersama ku. Mari tetap bersama selamanya, meski kita pernah berada di masa jenuh tapi tetap cintai aku dan tetap berada di sampingku."Ucap Evan.

"Iya, mari tetap bersama."Kata Ciya mengeratkan genggaman nya.

Keduanya kembali berjalan di jalanan kompleks sambil menikmati sore hari yang indah. Terus berjalan hingga menuju rumah mereka.

  Ciya mengerutkan kening mendapati sebuah mobil di depan rumah, keduanya berjalan cepat memasuki rumah dan mendapati kedua orang tua Evan.

"Kalian sudah selesai?."Tanya Mila, ibunda dari Evan.

  Keduanya mengangguk dan masih melihat kedua orang tuanya dengan seorang anak?.

"Siapa?."Tanya Evan melihat anak kecil yang bersembunyi di balik lengan sang ayah.

"Nak, ayo beri salam pada orang tua kamu,"tutur Bimo, ayah dari Evan.

Keduanya saling melirik dan kembali melihat gadis itu yang berjalan mendekat dengan sedikit ketakutan.

"Ma-mama, pa-papa,"panggilnya gugup, suara kecil itu terdengar bergetar.

"Ayo sayang, ikut Oma."Ajak Mila membawa gadis kecil itu pergi.

  Setalah Mila dan gadis itu pergi barulah Ciya dan Evan ikut duduk dan menanyai siapa anak kecil itu?.

"Dia siapa ayah?,"tanya Ciya.

"Itu anak nya pak Omar, om kamu Evan,"

"Lalu?"Tanya Evan masih tak mengerti, terlihat kerutan di dahinya.

"Semalam om Omar meninggal tertabrak, kalian juga tau bundanya telah meninggal."

  Penjelasan dari ayahanda membuat Evan dan Ciya terkejut, om Omar merupakan adik bungsu dari ayahnya yang Evan sayang, di saat orang tuanya sedang bekerja jauh maka dia akan di titipkan pada omnya. Perlahan Evan menunduk dan Ciya menyadari itu, dirinya dengan perlahan mengelus punggung Evan yang mulai bergetar. Ciya mengerti, di tinggalkan oleh orang yang di sayang selama-lamanya begitu menyakitkan, membuat kita di hantam dan rasanya sangat sakit.

  Selepas Evan merasa tenang, barulah Bimo kembali bersuara.

"Kamu kan sudah lama tak berkunjung ke rumah om mu, dan terakhir kalian pergi saat bundanya melahirkan Lala, gadis kecil itu. Sekarang anak itu umur 4 tahun, masih terlalu kecil."

"Kenapa ayah nggak kasih tau aku?, aku bakal ke pemakaman om Omar,"kata Evan.

"Ayahnya telah di makamkan siang tadi, ayah lupa kasih tau kamu karena ayah juga terkejut."

Ciya mengelus lengan Evan membuat Evan menengok padanya."Sudahlah, ayah kan lupa."ucap Ciya berbisik pelan.

  Dengan menghembuskan nafas pelan, Evan mengangguk."Jadi anak itu akan ayah berikan pada kami?."Tanya Evan memastikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FANTASIA( Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang