Empat puluh lima

424 30 0
                                    

    Kedua sepasang suami istri juga baru saja berada di dalam istana kerajaan, Liokara dan Aulia berjalan mendekat ke arah Xagara yang tengah memeluk Irana erat dengan Irana yang terus saja terisak.

"Tenanglah, di sini kau akan aman sayang."Ucap Aulia mengelus punggung Irana.

Tapi Irana tak henti-hentinya menangis, mereka juga mengerti Irana pasti ketakutan sekarang. Di saat seperti ini semua pasti takut, biasa di tahun lalu mereka hanya menculik anak kecil dan hanya satu atau dua orang saja. Akan tetapi kali ini, monster yang berpangkat rendah menculik banyak anak kecil di banyak wilayah, entah di wilayah timur sudah banyak korban atau tidak.

Irana melepaskan pelukannya dan matanya tertuju pada Irana asli yang berdiri di belakang Liokara, Irana atau Ciya yang menempati tubuh Irana terdiam saat Irana asli berjalan mendekat dan berdiri di depannya, meski begitu ketiga lainnya tak melihat. Irana asli datang berdiri mendekat.

"Aku ingin kembali ke tubuhku tapi kalung ini belum bisa hilang jika Adalena belum merapalkan doa agar sihir ini hilang. Untuk waktu itu, tidak ada sangkut pautnya dengan mengalahkan monster, ini hanya karena ilmu hitam. Maafkan aku tidak bisa membantumu dan maafkan aku lagi karena menampar mu waktu itu."Ucapnya.

Irana atau Ciya mengangguk, dirinya lagi dan lagi merasa bersalah pada Irana asli, dirinya merasa begitu egois pada kehidupan dan cinta dari Xagara.

"Irana, kau melihat apa?."Tanya Aulia menepuk pundak Irana.

Irana menengok menatap Aulia dan tersenyum menggeleng.

"Ciya semangat lah, aku mohon tolong buat wilayah ini kembali membaik. Sudah banyak sekali korban di luaran sana."Pinta Irana.

"Apa aku harus berlari keluar dan mengalahkan raja monster?."Tanya Irana di dalam benaknya.

Irana asli mengangguk."Tak ada cara lain selain itu, jika kau ingin membuat wilayah ini kembali membaik."

"Aku mohon, aku juga menyayangi Xagara dan lainnya. Apalagi Ayah, kau tau?, pasti mereka juga sampai di wilayah selatan. Aku tak mau jika ayah akan terluka."Ucap Irana asli dengan mata berkaca-kaca setelahnya ia menghilang secara perlahan.

"Kau beristirahat lah,"tutur Aulia pada Irana.

Irana mengangguk dan mengikuti Xagara berjalan menuju kamar Xagara yang sebelumnya ia tempati. Keduanya memasuki kamar itu dengan Irana yang lebih dulu berbaring di susul Xagara. Dengan saling berhadapan tangan kanan Xagara mengelus pipi bulat Irana. Keduanya saling bertatapan dengan pandangan yang mendalam.

"Xagara, tetap cintai Irana. Cintailah Irana."

Xagara mengangguk."Dan tetaplah berada di sisiku, selamanya."

"Xagara, aku mencintaimu sangat mencintai mu. Apakah kau tau?, aku meminta Wilianna membuatkan ku gaun untuk perayaan pergantian tahun pertama kita. Dia membuatnya seperti gaun pengantin karena dirinya bilang bahwa,Pergantian tahun pertama dengan suami adalah suatu hal yang tak boleh terlupakan"

"Aku ingin pergantian tahun kita adalah hari yang tak boleh terlupakan. Seperti dengan kata Wilianna."Tutur Irana pelan.

"Mari kita melewati pergantian tahun dengan indah."Ucap Xagara.

Irana hanya bisa mengangguk dan menutup matanya di ikuti Xagara yang juga menutup matanya dan mendekap Irana.

   Di tempat lain Poran berjalan pelan dirinya bisa melihat dengan jelas banyak sekali pengawal-pengawal, prajurit bahkan ksatria yang sudah mati, wajah penuh dengan cakaran bahkan perut yang berlumuran darah. Tanah dan rumput-rumput yang bercampur dengan darah, Poran berjalan di jalanan yang penuh dengan orang-orang yang sudah tak bernyawa. Saat di tengah perjalanan dirinya merasa bahwa ada yang melihatnya dari balik pohon, saat itulah dirinya mengeluarkan sihir dan membakar pohon itu membuat seseorang di balik itu berteriak kesakitan.

"Monster"Gumamnya. Poran tertawa pelan, bahkan novel ini adalah karyanya tapi seakan ia tak punya kuasa untuk mengubah. Dirinya bisa saja mengubah kembali ke sepuluh tahun lalu atau bahkan menghapus setiap karakter di dalam novel ini.

     Adalena tengah bersembunyi di balik tempat tidur, di luar setiap ruang besi di bawah tanah ini ada beberapa monster yang tengah duduk. Meski mereka membelakangi Adalena, Adalena bisa melihat punggung mereka yang penuh dengan duri tajam. Tapi sekarang ia memilih untuk tak bersuara dan bersembunyi karena semua tahanan di bawah sini telah di habisi.

 

"Irana tolong selamatkan kami."lirihnya pelan, dirinya tak mungkin tak tau jika Irana mempunyai sihir Bytra karena bagaimana pun irana dengannya adalah sahabat saat di akademi.

"Maafkan semua kesalahanku, ku mohon." Lirihnya pelan.

   Setelah memastikan Xagara tertidur, Irana berjalan keluar perlahan dan melakukan teleportasi. Saat berada di luar istana, ia mengeluarkan satu apel yang tadi diambil olehnya didapur sebelum akhirnya melakukan teleportasi. Dirinya memakan apel itu dengan satu kali gigit, Irana menatap lima monster kecil, lebih kecil darinya yang sedang menatapnya dengan suara yang seakan ingin menerkam. Setelah mengigit satu kali gigitan, ia dengan niat hati menyodorkan pada mereka tapi malah erangan yang terdengar. Irana mengangkat kedua bahu tak peduli, setelahnya wajahnya berubah datar dan mengeluarkan pedang panjang di balik punggungnya. Tangan kanannya yang memegang pedang dan tangan kiri yang memegang apel.

  Dan terjadi lah serangan, Irana mengangkat pedangnya yang terbalut sihir hijau dan menebas dua di antaranya, tertinggal tiga, mereka menyerang menggunakan sihir, tapi sihir mereka terlalu rendah dan dengan mudah Irana mengalahkan mereka. Ia tersenyum dan kembali mengigit apelnya tapi sesuatu yang tak di sangka terjadi, tangan kirinya di pegang dan apelnya di gigit, sosok Xagara berdiri dengan menampilkan senyum tipisnya.

"Katakan jika kau siap, maka mari kita bantai."

Irana menampilkan senyumannya, keduanya berjalan maju dan melayangkan pedang mereka melawan setiap monster yang mereka lihat di depannya. Tak peduli mereka menebas bahkan Irana jadi lebih berani menebas leher dan tubuh mereka, terlihat mengerikan tapi mau bagaimana, jika ingin hidup maka hempaskan semua yang menghalangi mu.

FANTASIA( Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang