Kedua kakinya berlari menyusuri lorong kerajaan ini, rok dress-nya ia angkat tinggi. Tak memperdulikan para pelayan yang menyuruhnya berjalan saja atau berhenti, ia terus berlari melewati taman belakang istana menuju tempat latihan para ksatria. Nafasnya tercekat mendapati Xagara yang tengah terbaring lemah. Saat pengawal memberitahu jika Xagara tiba-tiba pingsan, dirinya langsung saja berlari dari ruang kerja menuju tempat latihan. Ia menatap para ksatria yang sekitar 20 orang. Jangan mengira jika ksatria hanya 5 melainkan lebih, akan tetapi yang selalu berada dekat dengan Xagara hanya lima. Ia menatap tajam mereka dan beralih menatap Xagara yang masih tak sadarkan diri
"Xagara, bangun."Ucapnya mengoyangkan tubuh Xagara. Irana menatap mereka tajam."Kenapa kalian tak langsung saja membawanya ke kamar?."Tanya Irana dengan nada amarah.
Semua masih menunduk, kini Irana menunjukan wajah yang amat khawatir.
"Karena diriku lah, Irana."Kata seorang pria yang muncul di balik pohon.
Irana menatap pria itu sangat tajam , ia berjalan mendekat semakin dekat dan berdiri tepat di depan pria itu. Ia mendongak dengan tangan kanannya yang ia gerakan menampar pria itu. Semua merasa terkejut, bagaimana bisa Irana melakukan hal seperti itu?.
"Beraninya kau!."Teriak Irana murka.
"Pergilah dan bawah Xagara ke kamarnya."Titahnya dan di angguki semua Ksatria.
Sekarang hanya ada Irana dan seorang pria di depannya yang menampilkan senyum manisnya.
"Bagaimana bisa kau mengangkat tanganmu dan menampar seorang putra mahkota?, kakak dari suamimu ini,"tuturnya.
Irana berdecih."Maaf kak tapi siapapun yang menyakiti suamiku tak akan aku lepaskan semudah itu,"katanya tajam.
"Maafkan kakak,"
"Aku sungguh bingung, kakak adalah putra mahkota di wilayah timur juga akan tetapi aku tak pernah melihat kakak mempunyai wilayah kekuasaan, maksud ku dimana letak seorang putra mahkota ini,"sindirnya.
Zulfran Griffiskra merupakan putra mahkota dan anak pertama dari Raja Liokara Griffiskra dan Ratu Triana Griffiskra.
Irana memang tak mengetahui wilayah mana yang di pimpin kakak dari Xagara karena tak pernah tertulis di dalam Novel, bahkan ia terkejut saat pengawal memberitahu jika Xagara pingsan setelah berkelahi hebat melawan sang kakak atau putra mahkota.
"Sembuhkan merah di pipiku,"ujarnya.
"Akan sembuh dengan sendirinya. Oh ya kenapa Xagara tak mendapati Gelar putra mahkota dan malah menjadi Duke?. Dia juga anak dari sang Raja ,bukannya ia harusnya berada pada tingkat putra mahkota?, kenapa Duke yang menjadi jabatannya?."Tanya Irana beruntun.
Ia baru sadar sedikit ada kebingungan dalam tingkatan atau kedudukan kerajaan ini.
"Yang aku tau. Raja yang menginginkan nya, aku juga tak tau kenapa raja melakukan hal seperti itu dan untuk wilayah kekuasaan ku?, aku menguasai wilayah timur tenggara, wilayah yang berada di antara wilayah timur dan tenggara,"jelasnya.
"Dan selebihnya berada pada kekuasaan raja dan Duke?."Tanya Irana.
"Sebenarnya raja sudah terlalu tua, dirinya hanya menyelesaikan sedikit dan sisanya di berikan pada Duke. Oh ya meski wilayah yang ku kuasai tak sebanyak suamimu akan tetapi di sana aku juga tidak hanya melindungi manusia melainkan makhluk lain."
"Maksud mu?,"tanya Irana.
"Seperti para siluman,"
Irana membulatkan matanya."Jadi wilayah yang banyak siluman berada pada timur tenggara?."
Pertanyaan Irana di jawab dengan anggukan oleh Zulfran.
Zulfan mempunyai surai dan warna mata seperti Duke, biru tua bahkan ia juga tinggi. Irana selalu berpikir apa semua manusia di dalam novel ini memakan tiang?, kenapa tinggi sekali?.
"Aku marah."rajuknya menyilangkan kedua tangan di depan dada.
Zulfan berkekeh geli lalu mengacak surai hitam Irana, ia kembali berujar."Ayolah, aku hanya bermain sebentar dengan adikku. Oh ya dia tidak pingsan, hanya berpura-pura. Lihatlah kebelakang."
Irana berbalik mendapati Xagara yang sedari tadi berdiri sedikit jauh dari belakangnya. Sudah pasti Irana marah karena sudah berani membodohi dirinya, ia berdecak dan kembali membalikan badan menghadap Zulfran. Seketika tercetus ide gila di dalam benaknya.
"Lakukan sesuatu,"Ucapnya.
"Seperti?."Tanya Zulfan lalu ia terkejut saat Irana menarik tengkuknya membuat ia menunduk dan Irana yang memiringkan lehernya ke kiri dan leher Irana yang ia miringkan ke kanan.
Jarak yang sangat dekat, Zulfan bisa melihat Irana tersenyum dengan sudut bibirnya.
Sudah pasti hal tersebut membuat Xagara yang tengah berdiri dengan santai terkejut dan berubah dengan sebuah amarah. Ia berlari dengan cepat dan saat berada di belakang Irana ia langsung saja menarik Irana. Terlihat wajah penuh amarahnya.
"Apa yang kalian lakukan?."Tanyanya yang terlihat jelas rahang mengeras dan tatapan tajam.
Irana berdecih lalu berjinjit menarik satu telinga Xagara."Berani sekali kau membohongi diriku?. Hah?, kau membuatku khawatir."Omelnya yang terus menarik telinga kiri Xagara membuat sang empu membungkuk karena jika ia menegakan badannya bisa saja telinganya putus, dirinya juga mengaduh kesakitan.
"Sayang tolong lepas, sakit."Rintihnya yang terus memukul pelan tangan Irana berharap di lepas.
Irana melepas tangannya dari telinga Xagara, terlihat jelas telinga Xagara yang memerah dan wajah yang merah padam menahan sakit.
Irana?, dirinya tak peduli ia malah mencakar pinggang sambil berujar."Sekali lagi kau melakukan hal serupa, aku tak akan pernah memperdulikan mu. Ingat itu!."Tekannya pada kata akhir.
Xagara terus menggosok telinganya dan mengangguk.
Zulfan hanya berkekeh pelan melihat interaksi adik dan istrinya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANTASIA( Belum Revisi)
FantasySiapa sangka bahwa Ciya akan bertransmigrasi ke dalam novel Fantasi, Novel dengan latar kerajaan. dirinya juga tak menyangka jika memasuki tubuh sang antagonis yang berbadan cukup gemuk. Ciya tak masalah dengan bentuk badan yang ia tepati yang penti...