Dua puluh enam

685 52 0
                                    

  Kedua kakinya melangkah menuruni tangga dengan senyum manisnya, hari ini ialah hari ulang tahun sang suami. Sudah pastinya ia turut senang. Ia menyapa para pekerja dengan senyum manisnya, berjalan ke ruang makan mendapati sang suami yang tengah duduk sambil meminum teh.

"Selamat pagi."Sapa Irana duduk di depan Xagara.

"Selamat pagi juga. Kau terlihat sangat bahagia,"ucap Xagara.

"Sudah pasti aku sangat bahagia. Sayang, selama ulang tahun."Ucapnya mengambil kotak yang ia sembunyikan di dalam kantung sihir miopranja yang berada di bawah meja.

"Tada!!. Hadiah untukmu."Katanya memberikan kotak kayu.

Xagara mengambilnya dengan senyuman manisnya, ia merasa senang istrinya mengingat hari kelahirannya.

"Syal rajut?."Tanya Xagara.

Irana mengangguk."Ya, aku merajutnya di sela-sela pekerjaan ku. Apa kau suka?."Tanya Irana.

"Ya, semua yang kau berikan sudah pasti diriku suka."Katanya memakai syall biru tua.

"Apa ini?."Tanya Xagara melihat ada sesuatu yang di bungkus dengan kain merah.

"Bukalah,"

Xagara membuka, ia menatap Irana berbinar.

"Cincin?,"

"Ya, Cincin pernikahan kita yang pernah aku buang di sungai. Akhirnya aku menemukannya lagi."Ucapnya menatap Xagara.

Xagara bangun dari duduknya ia berjalan mendekat ke arah Irana dan berdiri tepat di depan Irana, ia berlutut memegang kedua tangan Irana.

"Terima kasih sayang."Katanya memeluk Irana.

"Maafkan aku yang marah setelah pernikahan kita dan membuangnya di sungai."Ucapnya membalas pelukan Xagara.

Irana ingat dengan jelas bahwa itulah suruhan Adalena. Entah kenapa Irana begitu bodoh sampai mengikuti perintah Adalena.

Melepas pelukannya Xagara memegang membalik telapak tangan kiri Irana, ia mendongak menatap Irana dengan tatapan intens.

"Tak apa, ini bukan masalah besar hanya luka kecil saja,"tutur Irana lembut.

"Seharusnya aku hilangkan dulu lukanya. Kenapa aku bisa lupa?."Batinnya.

"Ini sakit sayang."Ucapnya pelan sambil memejamkan mata membaca mantra hingga lukanya hilang.

"Terima kasih,"kata Irana dengan senyuman manisnya.

"Terima kasih karena mengingat hari ulang tahun ku, terima kasih karena telah memberikan ku hadiah. Ada satu yang ku inginkan darimu,"

"Apa itu?."Irana menatap Xagara menunggu apa yang akan di minta suaminya.

"Tolong jangan pernah tinggalkan diriku dan ku mohon agar jangan sampai kita berhubungan bahkan sampai kau hamil."Pintanya mengengam erat kedua tangan Irana.

Irana menatap Xagara dalam dengan tangan yang ia lepas dari genggaman Xagara. Ia berbalik dan mulai memakan makanan nya dalam diam membuat Xagara menunduk lalu kembali berdiri, berjalan ke arah kursinya.

Keadaan begitu hening sampai Irana yang menyelesaikan makannya terlebih dahulu dan berlalu pergi.

Xagara menghembus nafas berat."Maafkan aku tapi kau tau apa yang akan terjadi. Aku tak akan bisa meninggalkan dirimu, apapun itu."

  Di ruang kerja Irana, ia tengah fokus mengerjakan tugas nya begitu juga dengan Ima yang begitu fokus. Sampai dimana Ima yang membuka percakapan terlebih dahulu.

FANTASIA( Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang