Dua puluh satu

848 61 0
                                    


      Setelah acara makan di taman semua kembali bekerja seperti biasa begitu juga dengan Irana yang mempunyai pekerjaan di pasar pusat kota. Dirinya di wajibkan menyamar dan mengecek harga-harga barang makanan dan sebagainya, apakah masih di kisaran normal?, Apakah ada sesuatu yang membuat bahan-bahan mahal?. Kali ini Irana memakai gaun coklat tua dengan rambut yang ia warnai menjadi coklat. Memakai penutup kepala yang bahkan poni nya saja yang terlihat dengan matanya saja, dari hidung ke bawah dirinya menggunakan kain yang menutupnya. Begitu juga dengan Ima, mereka berdandan layaknya rakyat biasa dan ada dua pengawal pria yang berpakaian biasa dengan kumis tebal.

  Keempatnya jalan bersama memasuki kawasan pasar di pusat kota, banyak sekali pedagang makanan, buah-buahan dan para penjual pakaian. Irana juga melihat beberapa butik ataupun rumah makan. Mereka berjalan menuju makanan pokok seperti gandum dan beras. Jadi makanan pokok di tempat ini ada dua yaitu gandum dan beras, keduanya selalu di cari dan di butuhkan rakyat.

"Berapa harga gandum seember kecil itu?."Tanya Irana dengan suara yang dirinya buat sedikit berbeda.

"20 perak,"jawab penjual itu.

"Mahal sekali,"Celetuk Ima.

"Mau apa tidak?."Tanya penjual itu ketus.

"Kami akan datang sebentar lagi."jawab Irana berjalan di ikuti ketiganya.

Kini mereka sampai ke salah satu penjual seorang wanita setengah abad.

"Satu ember gandum 20 perak Nona. Apa kau ingin membelinya?,"tanya penjual itu ramah.

"Apa semua gandum di pasar ini berharga sama?,"tanya Irana.

"Ya Nona. Dikarenakan banyak sekali petani yang mengalami gagal panen karena wabah penyakit,"jelas penjualnya.

"Wabah penyakit?."Tanya Wiwin, salah satu pengawal yang memakai topi bundar dengan jengot dan kumis yang lebat.

"Iya tuan, ini sedikit aneh. Biasanya gandum berharga 10 perak karena banyak yang menjual dan sekarang hanya beberapa saja. Yang sudah ku bilang banyak petani yang mengalami gagal panen,"

"Kalau beras, satu ember berapa?,"tanya Irana.

"25 perak Nona,"

"Apa ini mengenai semua tanaman?,"tanya Irana memastikan.

Penjual itu mengangguk.

"Terima kasih atas informasinya. Aku membeli dua ember gandum dan tiga ember beras,"ucap Irana.

"Baik Nona, tunggu sebentar." Penjual itu mengambil kantung dari anyaman dan menaruh beras dan dan gandum di dalamnya."Ini Nona."

"Semuanya berapa?,"tanya Irana.

" 90 perak,"jawabnya.

Irana mengambil uang dalam kain, tak lupa ia menghitung dan memberikannya pada penjual tersebut.

"Terima kasih Nona,"

"Sama-sama. Aku juga baru sadar yang menjual buah sangat sedikit dan hari ini para pembeli juga sedikit."tutur Irana melihat sekeliling.

"Karena itulah, kami juga tak tau penyebab sebenarnya apa. Tapi yang ku dengar karena ada pertengkaran antara monster hingga membuat semuanya hancur karena bertengkar dekat kebun. Huh seharusnya mereka bertengkar di tempat mereka, bikin repot dan menyusahkan saja."seloroh penjual tersebut.

Irana hanya bisa tersenyum tipis dan pamit pergi. Mereka semua berkeliling, semua yang di jual memang dengan harga tinggi, hanya untuk bahan-bahan makanan seperti itu tidak dengan pakaian yang masih dengan harga normal.

FANTASIA( Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang