62

869 38 4
                                    

Zia menatap datar pada Woozi yang langsung memakai jaket hitamnya, pria itu akan melakukan satu tugas yang diberikan oleh atasannya padahal ini malam pengantin mereka, tapi Woozi malah mementingkan pekerjaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zia menatap datar pada Woozi yang langsung memakai jaket hitamnya, pria itu akan melakukan satu tugas yang diberikan oleh atasannya padahal ini malam pengantin mereka, tapi Woozi malah mementingkan pekerjaannya.

Dengan langkah berat Zia berjalan mendekati Woozi yang berdiri dengan tegap didepan cermin full body yang ada di kamarnya ini.

"Ini malam pertama kita, apa tidak semalam saja kau melupakan dulu soal pekerjaanmu itu." Ucap Zia, dia berdiri didekat Woozi.

Woozi menatap wajah Zia yang terlihat sedikit sedih.

"Aku seorang Abdi Negara tugasku bukan hanya menjagamu, disana salah satu masyarakat sedang menungguku dan nyawanya sekarang bergantung padaku." Jelas Woozi.

"Kenapa? Jangan bilang kau akan menyerahkan diri malam ini, ayolah Zia kita sudah sepakat untuk tidak saling memaksakan diri sebelum kita benar-benar mencintai." Lanjut Woozi.

"Kita akan saling mencintai jika kita mau menerima, dan kau, hatimu itu sudah dibawa mati bersama dengan wanita itu." Zia memukul dada Woozi dengan keras, namun pria itu tak bergeming sama sekali.

"Jangan pernah kau menyangkut pautkan Ailee dalam hubungan ini." Desis Woozi.

"Dari dulu sudah aku katakan, jika aku menerima perjodohan ini karena paksaan kedua orang tua ku. Dan jangan pernah kau memaksaku untuk melupakan seseorang yang sangat aku cintai, itu tidak mudah!" Lanjut Woozi.

Zia tersenyum gentir, dia memang sudah tahu tentang masalalu Woozi. Zia menangkap perasaan marah saat dia menyinggung tentang Ailee, begitu besar nya kah Woozi mencintai wanita yang sudah tiada itu?

Jika begitu, maka masalah Zia sangat besar!

"Sepertinya kita tidak akan bisa saling menerima, lebih baik kita lakukan perjanjian saja." Ucap Zia dengan perasaan yang tak menentu.

Sejujurnya Zia sangat ragu mengatakan ini.

Woozi menaikkan alisnya sebelah.

"Perjanjian seperti apa?" Tanya Woozi.

"Kita jalani pernikahan selama setahun, setelah itu kita bercerai, alasannya kita tidak pernah cocok. Setelah itu, kau bebas merenungi mantan pacarmu itu dan aku pun akan bebas untuk memilih lagi pria yang benar-benar mencintai ku dengan tulus. Bagaimana, kau setuju?" Jelas Zia, dia sedikit menyinggung Woozi.

Zia menunggu jawaban Woozi, dalam hati Zia berharap jika Woozi menolak perjanjian itu.

"Buat perjanjian nya malam ini, akan ku tanda tangani besok. Dan jangan menungguku malam ini, aku tidak akan pulang. Istirahatlah dengan baik." Setelah mengatakan itu Woozi keluar dari kamarnya dan dia hanya menyambar ponsel dan dompetnya yang ada di atas nangkas.

Zia terdiam, dia tidak menyangka jika Woozi akan setuju dengan ide konyol nya dan entah mengapa hari Zia sangat sakit.

Apa katanya, istirahatlah dengan baik? Zia ingin sekali mencakar cakar wjaha tampan itu!

Wanita Rahasia Sang MafiaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang