64

1.9K 85 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Geya duduk di kursi nya, dan tak lama kemudian seorang anak perempuan pun ikut duduk disebelahnya. Geya mengerutkan keningnya saat melihat wajah anak ini, seperti tidak asing batin Geya.

Geya berasumsi jika anak ini adalah siswa baru yang Gevan maksud dan untuk memastikan nya Geya berbalik menatap kakaknya. Gevan hanya mengangguk kecil, dia sudah tahu isi pikiran adiknya itu.

"Kau mau?" Gadis itu memberikan coklat batang yang mahal pada Geya.

Geya menerima nya " Terimakasih," ucapnya.

"Aku Arrabella, salam kenal," ucap gadis itu memperkenalkan diri.

"Geya," balas Geya dia membuka plastik coklat itu.

Arra tersenyum senang saat Geya sepertinya setuju berteman dengannya. Arra berbalik menatap gevan membuat anak itu menatapnya tajam dan buru buru arra menghadap Geya tingkah Arra membuat gevan mendengus kesal.

"Ini," Geya memotong coklat dan memberikan nya kepada Arra dan gadis itu menerima nya lalu mereka memakannya bersama.

"Jika perut adikku sakit setelah memakan coklat darimu, maka aku akan merobek perutmu!" Ancam gevan pada arra membuat gadis itu takut.

Geya berbalik menatap kakaknya dengan kesal. "Jangan menakutinya, cobalah coklatnya enak dan aku tidak akan kenapa-napa," ucap Geya membela Arra dan gadis itu mengangguk kecil. Gevan mendengus kesal dia ingin mendebat Geya namun bel masuk pun berbunyi.

"Kau sangat berlebihan, Geya tidak akan punya teman kalau kau seperti itu," tegur Alvaro pada gevan.

Gevan menatap Alvaro tajam dan pria itu hanya mengabaikannya.

•••

Dirumah Woozi dan Zia

Pagi-pagi kedua orang tua Zia datang berkunjung, namun ternyata anak dan menantunya belum juga bangun.

Ibu Zia menatap jam tangannya, "Sembilan lewat tujuh belas." Gumamnya, tadinya ibu Zia ingin naik ke kamar namun detin berikutnya ia mengurungkan niatnya saat menyadari sesuatu.

"Astaga mereka pengantin baru, salahku saat datang masih pagi," ibu Zia menepuk dahinya sendiri.

Memasuki Minggu berikutnya Yoongi semakin heran dengan Yewon yang selalu marah-marah, walau itu hanya hal kecil. Yewon sering marah dan tiba-tiba saja langsung diam dan mengeluarkan aura dinginnya membuat semua orang sangat heran dengan sikapnya. Seperti sekarang dimansion pagi ini sangat ricuh semua itu karena Yewon yang memarahi semua orang.

"Ibu pensil ku hilang lagi," adu gevan sambil mengacak tasnya mencari benda itu.

"Hilang lagi? Kemarin ibu sudah membelikanmu pensil baru dan sekarang hilang lagi? Apa kau tidak bisa menjaga sekecil itu gevan?" Yewon langsung mengomel membuat gevan membuang nafas kasar. Dia berbalik menatap ibunya yang berkacak pinggang didepan kasurnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wanita Rahasia Sang MafiaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang