Haiii!
Aku update, nih.
Siapa yang nungguin?
Jangan lupa vote, comment, follow!
Ada yang kabur, nih.
Happy reading...
🌺🌺🌺
Alfa pikir bundanya adalah orang yang selalu berjalan lurus tanpa ada keinginan untuk belok arah sedikit pun. Alfa pikir keputusannya pindah ke SMA Cakra Buana akan baik-baik saja untuk menjalankan misi tersembunyinya. Ternyata, semua yang dia pikir akan baik-baik saja, berujung pada sebuah kenyataan pahit yang harus ditelannya bulat-bulat. Bundanya sama saja dengan orang tua lain. Padahal selama ini Alfa selalu diajarkan untuk senantiasa melangkah pada jalan kebenaran. Alfa merasa dibohongi tentu saja. Alfa kecewa pada wanita yang telah melahirkannya.
“Bunda nggak yakin ya sama kemampuan aku?” tegas Alfa. Kini remaja itu duduk di tepi ranjang. Tepat di sebelah bundanya.
“Bunda pengen kamu bisa masuk kelas Mendel. Uang teh itu sebagai persyaratan biar kamu bisa masuk kelas Mendel. Bunda ngelakuin itu karena kamu sangat ingin ikut GSO lagi. Bunda tahu kamu masih ingin menjadi juara 1,” jawab Bunda lumayan panjang.
Alfa mengusap wajahnya kasar. Helaan napas frustasi pun terdengar samar. “Jadi aku bisa masuk kelas Mendel karena Bunda bayar uang segitu banyaknya?”
“Dan itu sebagai jaminan kamu akan aman selama sekolah di sana. Bunda takut kamu diintimidasi karena kamu tahu kecurangan GSO tahun lalu yang melibatkan murid SMA Cakra Buana.”
“Bunda…”
“Pihak sekolah nggak akan membiarkan seseorang yang tahu kecurangan mereka untuk masuk kelas Mendel. Setelah bunda bernegosiasi, mereka mau menerima kamu di kelas Mendel dengan syarat bunda harus membayar uang teh itu.”
Rasanya ada bongkahan batu besar yang menindih dada Alfa. Sesak sekali. IQ 141 yang dimiliki Alfa tidaklah cukup menjadi modal utama untuk masuk kelas Mendel. Bundanya harus membayar mahal untuk itu. Kalau tahu bundanya harus mengorbankan tabungannya sebanyak itu, Alfa tidak akan mau saat ditawari pindah ke SMA Cakra Buana oleh Bu Marina dulu. Alfa tidak akan mau masuk kelas olimpiade bergengsi seperti kelas Mendel. Alfa merasa dirinya terlalu egois. Alfa menyesali keputusannya. Seumur hidupnya, baru kali ini Alfa merasa sangat bodoh, meski punya IQ 141.
“Uang itu tabungan Bunda selama bertahun-tahun,” lirih Alfa dengan mata berkaca-kaca.
“Nggak apa-apa. Nanti kalau kamu kuliah, Bunda bisa jual motor atau perhiasan yang bunda punya.”
“Bunda nggak harus berkorban banyak demi aku.” Alfa mengusap lagi wajahnya yang penuh frustasi.
“Kenapa enggak? Kamu itu satu-satunya harta berharga yang bunda miliki. Bunda rela berkorban apa pun demi kamu. Demi masa depan kamu.”
![](https://img.wattpad.com/cover/296133583-288-k343281.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Mendelian
Teen FictionAda kandidat terkuat yang digadang-gadang akan mewakili SMA Cakra Buana dalam GSO (Global Science Olympiad) yaitu Violyn, Jesselyn, Reynaldo dan Adien. Namun, kehadiran murid baru bernama Alfa membuat keempat murid tersebut kelabakan. Pasalnya Alfa...