Budayakan vote dan comment. Ayo dong sesekali komen gitu. Boleh juga ngasih kritsar. Biar aku tahu letak kekurangan ceritaku di mana. Biar aku bisa merevisi jadi lebih baik. Aku sangat menunggu komen dari kalian. Thanks.
Happy reading.
Salam dari Alfa yang lagi jengkel sama Violyn.
💗💗💗
Plakkkk!!! Sekali lagi Violyn menampar Jesselyn
“Bangsat,” umpat Jesselyn setelah menerima tamparan dari Violyn.
Adien meraih kedua pundak Jesselyn dari belakang. Menahan cewek itu agar tidak semakin brutal melawan Violyn. “Jess, jangan! Udah lo ngalah aja. Jangan ribut di sini! Entar kalo ketahuan guru gimana?”
“Dia nampar gue dua kali.”
“Udah, Jess. Lo yang tenang. Jangan kesulut emosi. Mending lo cari referensi sama gue di perpus.” Adien menarik paksa pergelangan tangan Jesselyn untuk meninggalkan Violyn yang masih melemparkan tatapan nyalang.
Bukannya mencari referensi di perpustakaan, Adien malah mengajak Jesselyn ke minimarket sekolah yang ada di sebelah kantin. Adien membeli satu kresek makanan dan dua minuman isotonik. Lantas ia mengajak Jesselyn duduk di bangku kantin. Sore begini kantin sudah sepi. Etalase penjualnya juga sudah tutup. Hanya minimarket saja yang masih buka. Adien membukakan minuman isotonik rasa jeruk untuk Jesselyn. Tak lupa membukakan satu bungkus Cadbury.
“Makan sama minum dulu biar mood lo segera membaik!” titah Adien. Jesselyn hanya membalasnya dengan tatapan malas. “Ayolah, Jess. Udah gue bukain, nih. Lo tinggal makan sama minum aja apa susahnya, sih?”
Akhirnya Jesselyn merebut cokelat itu dari tangan Adien. Dikunyahnya dengan gerakan mulut yang masih manyun. Adien malah terkikik melihat komuk Jesselyn yang nyebelin itu. Lantas diarahkannya botol minuman isotonik yang dingin ke pipi Jesselyn yang ditampar Violyn tadi. Sejujurnya Adien ingin marah juga ke Violyn karena sudah berani menampar cewek yang selama ini menjadi istimewa berkat perjodohan konyol itu. Namun, Adien masih bisa mengontrol emosinya.
“Kenapa minumannya ditaruh ke pipi gue?” protes Jesselyn.
“Gue tahu pipi lo panas abis digampar Violyn. Makanya gue kompres biar dingin.”
“Ya nggak kayak gini juga kompresnya! Malu-maluin aja.”
“Mau gimana lagi, Jess? Nggak ada es batu,” sahut Adien. Jesselyn akhirnya pasrah. “Jangan berurusan lagi sama Violyn. Udah tahu dia keras, lo juga keras, lama-lama perang dinginnya pecah lagi.”
“Dia yang mulai duluan.”
“Enggak. Tadi lo yang mulai duluan. Lo yang nyindir Violyn.”
“Lo belain dia?” sembur Jesselyn.
Adien mengelus dada sambil geleng-geleng kepala. “Astaga, Jess. Gue nggak belain Violyn. Gue cuma nggak mau lo bikin keributan di sekolah. Bisa gawat kalau Tante Grace tahu lo berantem di sekolah.” Tante Grace adalah ibunya Jesselyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Mendelian
Ficção AdolescenteAda kandidat terkuat yang digadang-gadang akan mewakili SMA Cakra Buana dalam GSO (Global Science Olympiad) yaitu Violyn, Jesselyn, Reynaldo dan Adien. Namun, kehadiran murid baru bernama Alfa membuat keempat murid tersebut kelabakan. Pasalnya Alfa...