17. Perbandingan

315 48 3
                                    

Haloo!!!

Setelah sebulan lebih akhirnya aku update juga. Tolong beri vote dan komen ya biar tante-tante ini semangat nulis cerita teenlit. Hehe...

Jangan lupa follow akun wattpadku yes!

Happy reading...

🌺🌺🌺











"Lo tahu nggak siapa pelaku yang sering neror Violyn? Jesselyn nggak sih yang ngelakuin itu?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Reynald. Siapa yang nggak penasaran dengan peneror kurang kerjaan itu.

"Entahlah," jawab Adien sembari mengedikkan bahu.

"Pinter banget ya itu peneror kurang kerjaan. Itu sama aja ngehancurin mental Violyn. Semua pesaingnya dipermudah oleh si peneror."

"Paling ya penerornya saingannya Violyn juga. Lo kayak nggak hafal aja tabiat anak-anak Cakra Buana, Rey."

"Iya juga, sih. By the way, lo masih pengen banget ngalahin Violyn sampe tembus GSO?"

Reynald mengangguk mantab. "Gue nggak bisa ngalahin Alfa. Dia terlalu jenius untuk gue kalahin. Satu-satunya harapan yang bisa gue tendang dari posisi 2 besar cuman Violyn."

"Gimana kalau Jesselyn juga pengen rebutin posisi kedua?" tanya Adien. Kekehan pelan terdengar dari bibir Adien. "Gue cuman kepo gimana reaksi lo, Rey."

"Sama kayak Violyn, gue bakal tendang Jesselyn. Lo pasti nggak terima dengan jawaban gue."

Adien menggeleng. "Selama lo bersaing sama Jesselyn dengan cara yang sehat, gue nggak akan bales nendang lo."

Adien menepuk satu pundak Reynald. "Hati-hati, Rey. Kita nggak pernah tahu kerikil mana yang beracun tiap kali menapakkan kaki. Gue kemarin sempat lihat ibunya Violyn masuk ruang kepsek. Mereka yang punya uang dan kekuasaan lebih tinggi di sekolah ini, bisa mengubah takdir sesuai keinginan mereka."

"Bukannya itu udah dari dulu? Lo tadi juga bilang harusnya semester lalu peringkat gue ada di atas Violyn."

"Makanya, Rey. Gue ngingetin ini ke lo sekali lagi. Jadi perwakilan GSO sama aja bunuh diri selama ada Violyn. Kecuali kalau lo punya otak sejenius Alfa. Pihak sekolah nggak mungkin ngedepak Alfa seandainya dia menduduki peringkat 1 sampai akhir seleksi. Murid kayak dia aset emasnya Cakra Buana. Melepas Alfa sama aja menjatuhkan pamor Cakra Buana sebagai sekolah terbaik di Indonesia."

"Lo tahu apa rencananya Bu Marina dan keluarganya Violyn?" tanya Reynald.

"Gue nggak tahu. Kan gue nggak berhasil nguping. Yang jelas tiap kali Bu Marina dan ketemuan sama anggota keluarganya Violyn, pasti ada sesuatu. Lo inget kan insiden plagiasinya Violyn dan Alfa? Sampai sekarang sekolah nggak ngasih klarifikasi kalau Violyn plagiatornya, bukan Alfa."

"Lo sendiri tahu dari mana? Alfa belum tentu jujur juga sama lo."

"Gue tahu karena di masa lalu dia juga ngelakuin hal yang sama ke Jesselyn."

"Maksud lo apa?"

Adien tersenyum sumir. "Dulu waktu SMP Jesselyn dan Violyn itu bestie banget. Terus pas ada lomba KTI tingkat nasional, Violyn nyuri idenya Jesselyn. Nggak cuman idenya, bahkan latar belakangnya dia nyontek Jesselyn secara diam-diam. Dan ternyata dia menang. Semenjak itu mereka musuhan."

"Lo serius?" tanya Reynald.

"Ngapain gue bohong. Jesselyn pernah protes, tapi percuma karena keluarganya Violyn nyogok sekolah. Sementara Jesselyn nggak mau ngebales dengan cara yang kotor. Dia milih untuk diem."

Extraordinary MendelianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang