Holaaa!!!
Aku up lagi, ya. Semoga ada yang nungguin cerita ini.
Wahai silent readers. Tolong berikan vote, komen dan follow agar author semakin semangat update.
Apakah sesusah itu untuk vote, komen dan follow?
Saking susahnya dimintai follow, kadang aku berpikir buat mindahin cerita ini ke twitter aja. Terus akunnya aku gembok biar pada kelabakan pas mau baca. Haha...
Happy reading...
🍓🍓🍓
Satu tahun yang lalu
Alfa terbilang beruntung bisa menjadi grand finalis Global Science Olympiad yang merupakan olimpiade sains internasional bergengsi. Alfa terpilih mewakili bidang biologi dari SMA Tunas Harapan di saat masih kelas 10. Hanya dia satu-satunya siswa yang bisa maju sampai grand final. Alfa sendiri juga tidak menyangka karena dirinya mengikuti lomba ini di saat dia terserang flu. Sepanjang perlombaan dia bersin-bersin. Untung dia memakai masker agar tidak menulari orang-orang. Badannya kurang fit, tapi Alfa pantang menyerah mengikuti seluruh kegiatan sampai akhir.
Alfa memasuki aula utama gedung tempat berlangsungnya lomba untuk mengikuti acara terakhir olimpiade ini. Yaitu pengumuman pemenang. Dan saat namanya dipanggil menjadi juara 3, guru pendampingnya memeluknya penuh haru. Alfa maju untuk menerima penghargaan bersama juara 1 dan 2. Matanya membelalak lebar saat sang juara 2 tiba-tiba tumbang sebelum berhasil naik ke panggung. Mendadak Alfa merasa prihatin. Pasti gadis si juara 2 itu belajar terlalu keras hingga tumbang. Gadis itu kemudian dibawa oleh tim medis untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Sebenarnya Alfa tertarik dengan gadis itu. Sedari awal gadis itu terlihat sangat gigih dalam mengikuti perlombaan. Dia begitu fokus dan konsentrasi setiap melalui babak demi babak. Berbeda dengan Alfa yang sedari babak final tidak fokus karena terpesona dengan gadis yang sangat ambisius itu. Baru kali ini Alfa merasa harus mengenal gadis itu. Bukan hanya sebatas tahu namanya, tapi Alfa juga ingin berkenalan lebih jauh. Siapa tahu bisa diajak diskusi membahas berbagai hal tentang biologi.
Alfa menyalami remaja cowok yang menjadi juara 1 GSO. Cowok itu ternyata satu sekolah dengan si gadis juara 2. Entah mengapa Alfa jadi penasaran dengan SMA Cakra Buana yang telah menelurkan para juara GSO. Sekolah swasta elit tersebut memang sehebat itu. Alfa merasa beruntung bisa berdiri berjajar dengan si juara 1 saat menerima hadiah penghargaan meski dia dari SMA lain.
"Selamat, ya, Kak," ucap Alfa. Setahunya si juara 1 dari SMA Cakra Buana ini kelas 11, satu jenjang di atasnya.
"Makasih," balas singkat si cowok juara 1 dengan nametag Keano.
Alfa tersenyum ramah. Namun, si juara 1 justru terlihat datar dan tidak tertarik dengan Alfa. Untung saja Alfa bukan orang yang baperan. Dia cuek diperlakukan seperti itu. Alfa sadar diri, mungkin si juara 1 menganggap Alfa tidak selevel dengannya. Mengingat Alfa hanyalah juara 3 dalam kompetisi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Mendelian
Подростковая литератураAda kandidat terkuat yang digadang-gadang akan mewakili SMA Cakra Buana dalam GSO (Global Science Olympiad) yaitu Violyn, Jesselyn, Reynaldo dan Adien. Namun, kehadiran murid baru bernama Alfa membuat keempat murid tersebut kelabakan. Pasalnya Alfa...