3. Teror

605 76 1
                                    


Jangan lupa bantu cek typo. Jangan lupa vote, comment dan follow akun WP-ku.


"Mama nggak mau dengar nilai kamu turun lagi baik di sekolah maupun di bimbel," pesan Nisrina sebelum Violyn turun dari mobil. Pagi-pagi sekali ibu dari 2 anak itu meluangkan waktu untuk mengantarkan anak-anaknya ke sekolah.

"Iya, Ma," jawab Violyn singkat.

"Mama udah telepon wali kelas biar kamu nggak ikut pelajaran olahraga hari ini khusus buat belajar tambahan biologi. Jadi, kamu bisa belajar di perpustakaan untuk persiapan pret-test kelas Mendel hari ini."

Violyn membulatkan matanya. "Jangan bilang Mama tahu dari Bu Ivony kalau ada pre-test hari ini?"

"Iya. Memang dari siapa lagi?"

Violyn mendesah berat. "Bisa nggak sih Mama nggak nyampurin urusan aku? Tanpa ikut turun tangan pun aku pasti bisa jadi yang terbaik. Mama nggak usah khawatir."

"Kalau Keisha nggak meninggal, kamu nggak akan bisa jadi peringkat pertama paralel. Kamu nggak akan bisa jadi tiga besar di GSO. Kamu nggak ingat selepas Keisha meninggal? Kalau nggak ada campur tangan Mama, kamu udah nggak akan tetap ada di sekolah ini. Dan kamu masih diakui sebagai cucu keluarga Danupraja sampai sekarang karena Mama."

"Berisik!" teriak Lydina, adiknya Violyn yang masih SMP. "Buruan anterin aku, Ma. Nanti telat," rengek Lydina.

Setidaknya sentakan Lydina tadi berhasil menyelamatkan Violyn dari tuntutan Mama. Ia bisa bernapas lega untuk sementara waktu.

"Woi, Miss Genius! Ada hot news hari ini," seru Cindy begitu Violyn masuk ke kelas.

"Apa?" tanya Violyn.

"Gue baru dapat gosip kalau yang namanya Alfa Danendra Arkananta bukan anak sultan," jawab Cindy menggebu-gebu. Putri dari pengusaha parfum terkenal itu begitu heboh seperti admin lambe turah.

Violyn nyengir kuda. "Basi. Gue udah tahu, kok."

"Serius? Lo udah tahu?" tanya Cindy penuh selidik.

Violyn mengangguk. "Gue kemarin ketemu dia di restoran. Dia kerja jadi waiter di restoran itu."

"Hah? Serius dia kerja jadi waiter?"

"Iya. Gue lihat pakai mata kepala sendiri."

"Wow, semoga dia nggak main sama tante-tante aja. Semoga dia nggak jadi Keisha jilid 2 aja," ujar Cindy. Violyn hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

Violyn mendengus gusar. Kenapa ia harus mendengar nama itu lagi? Nama yang sama sekali tidak ingin diingatnya. Nama itu adalah kenangan terburuk bagi Violyn di sepanjang hidupnya.

***

Keisha Farenita memang pernah menjadi sosok paling fenomenal setahun yang lalu. Ia murid pertama di SMA Cakra Buana yang berasal dari kalangan keluarga ekonomi menengah ke bawah. Semua orang sudah tahu latar belakang keluarga Keisha. Gadis itu diterima di SMA Cakra Buana karena menjadi peraih skor tertinggi di ujian masuk SMA Cakra Buana. Ia dibebaskan dari uang gedung dan SPP karena prestasinya itu. Namun, tiga hari setelah penerimaan raport, gadis itu ditemukan meninggal dengan mulut berbusa. Sampai sekarang penyebab meninggalnya Keisha masih menjadi teka-teki meski keluarga mengumumkan karena keracunan, tapi dugaan kuat ada kejanggalan atas kepergian Keeisha tersebut. Terlebih Keisha menerima hujatan teman-temannya setelah tersebarnya foto-foto Keisha bersama seorang pria paruh baya di tempat prostitusi.

"Nggak usah ngungkit-ngungkit Keisha lagi. Orangnya udah mati juga masih lo bahas aja. Lo juga udah paham kalau gue nggak suka ada orang bahas dia lagi."

Extraordinary MendelianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang