26. Bukan Pelarian

247 39 0
                                    

Halooo!!!

Ada yang kangen cerita ini nggak?

Maaf ya lama update karena lagi sibuk.

Jangan lupa vote dan komen sebanyak mungkin.

Jangan lupa follow akun wattpadku.

Happy reading...

🌺🌺🌺










“Silakan masuk” titah Pak Rohman. Beliau adalah guru matematika yang bertugas untuk menjaga ujian sesi 2 lab komputer 1. Bertukar posisi dengan Pak Jaelani yang baru saja selesai menjaga ujian anak-anak kelas Dalton di sesi 1.

Kelima belas anak-anak kelas Mendel masuk ke dalam ruangan lab komputer yang luas dan punya peralatan multimedia canggih. Sebagai sekolah elit, SMA Cakra Buana punya komputer spesifikasi tinggi dan aplikasi CBT berkualitas tinggi. Tentu saja dengan peralatan IT secanggih itu soal dan kunci jawaban sangat susah untuk dibobol. Selain itu murid hanya bisa membuka aplikasi ujian. Dapat dipastikan tidak ada satu pun murid yang bisa browsing  atau membobol soal ujian terlebih dahulu. Mereka duduk sesuai absen. Alfa duduk di bangku paling depan karena absennya di atas, sedangkan Violyn tentu saja duduk di deretan belakang. Sebelum ujian dimulai, Pak Rohman mengabsen satu per satu murid. Beliau juga menjelaskan aturan yang harus dipatuhi saat ujian.

“Seperti biasanya kalian tidak diperbolehkan berbuat curang. Kalau ada yang terbukti melakukan kecurangan, maka akan mendapat sanksi yang berat. Kalian tidak akan pernah mengikuti GSO lagi dan mungkin tidak akan pernah lulus membawa ijazah SMA Cakra Buana,” kata Pak Rohman memperingatkan. “Ada yang mau ditanyakan?”

Adien mengangkat tangan. “Saya mau tanya, Pak. Ujian kali ini soalnya pilihan ganda atau essay, Pak?”

“Campuran. Ada yang pilihan ganda biasa, soal benar-salah, sebab-akibat dan essay. Lalu ada beberapa soal yang berbahasa Inggris juga. Nanti yang essay cukup tulis tangan saja di lembar jawaban yang sudah disediakan sekolah.”

“Oh, gitu. Siap, Pak. Terima kasih.”

Info dari Pak Rohman tentang soal yang terdiri dari pilihan ganda, benar-salah, sebab-akibat dan essay itu sontak membuat murid kelas Mendel panik sesaat di dalam ruangan. Jesselyn menghela napas kasar. Begitu juga Reynald yang memasang muka masam. Adien yang bertanya pun mulai memasang ekspresi gelisah tidak jelas. Murid lainnya malah heboh menggumam sendiri. Hanya Alfa dan Violyn yang terlihat tidak kaget. Alfa memang selalu tenang dalam segala situasi, sedangkan Violyn memang sudah tahu tipe soal yang keluar seperti apa karena dia mendapat bocoran kunci jawaban dari Nisrina.

“Ayo jangan berisik. Ujian akan segera dimulai. Lebih baik kalian berdoa dulu. Adien, selaku ketua kelas Mendel, tolong dipimpin doa.”

“Siap, Pak.”

Semua murid sudah bersiap. Adien memimpin sesi doa. “Sebelum memulai ujian, mari kita berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Berdoa dimulai.”

Setelah sesi berdoa selesai, Pak Ardan, selaku proktor memberikan token untuk masuk ke sistem CBT. Tak lama kemudian semua siswa bisa mengakses soal. Soal yang diujikan seperti yang dibilang Pak Rohman tadi. Benar-benar tipe soal high order thinking. Saat ujian seleksi pertama hanya terdiri dari soal pilihan ganda biasa, try out pra seleksi kedua tempo hari soalnya essai semua. Dan sekarang gabungan soal pilihan ganda, benar-salah, sebab-akibat sekaligus essay dijadikan satu, yang menurut Violyn lebih sulit daripada soal-soal sebelumnya. Ditambah lagi banyak soal yang menggunakan Bahasa Inggris. Violyn berkeringat membaca satu per satu soal. Dia berusaha mengiingat jawaban yang dihafalkannya lima belas menit sebelum masuk. Iya, Violyn menghafalkan 100 kunci jawaban soal. Hanya dalam waktu singkat dia berusaha menghafalkan semua jawaban itu.

Extraordinary MendelianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang