55. Tujuan Hidup

281 16 4
                                    

Haiii readers tercinta!

Aku up lagi, nih.

Ada yang nungguin nggak?

Jangan lupa vote dan komen!

Follow aku juga.


Happy reading!!!

Happy reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Circle anak jenius biologi SMA Cakra Buana berkumpul di kamar rawat Violyn. Formasi mereka lengkap. Ada Alfa, Reynald, Adien dan Jesselyn. Baru kali ini mereka merasa menyatu sebagai teman. Bukan sebagai musuh atau saingan lagi. Masa bodoh dengan GSO. Mereka hanya ingin hidup dalam ketenangan tanpa ada kekangan dan tuntutan ini-itu. Mereka hanya ingin menjadi remaja normal pada umumnya. 

"Jess, gue nggak nyangka lo bakal ikut ke sini jengukin gue," kata Violyn. 

"Gue juga nggak nyangka mau temenan sama lo lagi. Terakhir kita temenan waktu SMP. Terus perang dingin gara-gara lo ngeplagiat karya tulis ilmiah gue," balas Jesselyn. 

"Lo masih dendam sama gue gara-gara karya tulis dulu?"

"Dikit, sih. Tapi masa lalu nggak akan pernah terulang. Dan nggak akan pernah bisa diperbaiki. Jadi, ya udah lah. Toh, sekarang gue juga udah punya banyak sertifikat lomba KTI."

“ Ya kali. Kalau lo masih dendam sama gue. Mana mungkin lo sudi jengukin gue sambil bawa buah segala, Jess."

"Alfa yang maksa beli buah. Bukan gue. Jangan ge-er! Dia bucin banget sama lo." Lalu keduanya terkekeh bersama. 

Wajah kelima remaja itu terlihat lebih cerah daripada sebelumnya. Semua rasa kekecewaan terbayar dengan sebuah kehangatan bernama persahabatan. Semuanya sudah terbebas dari belenggu dan kekangan. 

"Oh iya. Lusa gue mau ngadain perpisahan sama kelas Mendel. Gue mau pindah ke Surabaya," ungkap Reynald. 

"Lo mau ikut ibu lo?" tanya Alfa. 

Reynald mengangguk. "Iya. Gara-gara berita bokap nggak jadi mencalonkan diri jadi presiden karena terlibat kasus kriminal, nyokap akhirnya datang ke Jakarta. Nyokap jemput gue buat ikut dia ke Surabaya."

"Lha, terus crush lo yang pembantu itu gimana?" tanya Adien yang selama ini tahu hubungan Reynald dengan Dea. 

"Dea dan si mbok tetep di sini buat jagain rumah Papa. Nyokap gue yang bakal bayarin mereka. Gue nggak nyangka Mama sebaik itu sama mereka. Tapi, resikonya gue harus LDR sama Dea. Padahal baru aja jadian kemarin." Reynald terdiam sejenak. Agak nyesek juga baru jadian harus LDR. Mata Reynald lantas mengarah ke Violyn. Ditatapnya Violyn yang duduk di tepi ranjang rawat. "Gue nggak pernah nyangka bokap gue selama ini selingkuh sama nyokap lo, Vio. Dan ternyata itu yang bikin nyokap gue milih pergi jauh. Keterlaluannya lagi Papa malah nuduh Mama yang selingkuh. Tega banget memutar-balikkan fakta."

Extraordinary MendelianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang