46. Isi Buku Diary

291 28 9
                                    

Haloo!!!

Aku up lagi.

Jangan lupa vote dan komen!

Happy reading...

☘️☘️☘️









25 Agustus
Aku tidak pernah membencinya. Aku selalu menganggapnya sahabat. Tapi, dia berubah. Dia membenciku. Dia kasar. Aku mendapatkan luka sobekan ini setelah dia memukulku. Mungkin besok aku tidak bisa menulis dengan telapak tangan yang lukanya masih basah ini.

2 September
Dia mengunciku di toilet setelah pulang sekolah. Tepat setelah pengumuman seleksi GSO. Gilaaa! Selama tiga jam aku terkunci di toilet. Kalau bukan karena penjaga sekolah yang mendengar teriakanku, mungkin aku sudah mati di dalam toilet. Haruskah aku membalasnya? Sepertinya aku nggak akan mampu. Dia tetaplah teman yang membuat hari-hariku berwarna ketika SMP. Teruntuk Violyn tolong kembali menjadi orang yang aku kenal seperti dulu.

7 September
Tadi sewaktu pulang sekolah, dia menyeretku ke belakang gedung perpustakaan. Dia nyeburin aku ke dalam kolam ikan. Dia juga menjambak rambutku. Terus nampar pipi aku. Aku tanya alasan dia kenapa sekasar itu. Jawabannya bikin aku kaget. Katanya aku nggak pantas jadi perwakilan GSO. Katanya aku menghambat impiannya. Katanya aku bisa merusak masa depannya.

15 Oktober
Aku seneng banget dapat nilai tertinggi di seleksi GSO ketiga. Rasanya kayak mimpi. Ibu pasti bangga sama aku. Tapi, separuh hatiku berkata lain. Separuh hatiku nggak rela aku di peringkat 1. Karena sahabatku sendiri ada yang pengen banget ada di posisiku. Aku tahu dia nangis sendirian di rooftop. Tapi, saat aku mendekatinya dan menghiburnya, dia malah bilang akan membunuhku.

3 November
Selama seleksi GSO yang ke-4, aku bahagia bisa membawa peringkat pertama untuk Ibu. Tapi, aku nggak kuat lagi menghadapi semua ini. Mungkin jalan yang terbaik adalah pergi dari sekolah ini.

Violyn berhenti membaca foto-foto buku diary Keisha yang diunggah ke website sekolah. Matanya memanas melihat deretan aksara-aksara tersebut. Ya benar. Itu adalah tulisan tangan milik Keisha. Violyn hafal betul bentuk tulisan tangan Keisha. Menjadi sahabat Keisha selama SMP membuatnya tahu bahwa itu benar-benar tulisan tangan milik Keisha. Tangan Violyn bergetar hebat. Untung ponselnya tidak sampai jatuh. Kalau ditanya suasana hatinya, jelas remuk redam. Ada nyeri yang menggerogoti. Ada sesak yang memenuhi rongga dadanya. Kalau bisa kembali ke masa lalu, Violyn tidak akan pernah membenci Keisha. Violyn tidak ingin kehilangan Keisha. Apalagi dengan cara seperti ini.

"Beneran si Keisha bunuh diri? Dia minum racun gara-gara di-bully Violyn," kata gadis berambut sebahu tepat setelah Violyn kembali ke kelas. Selama perjalanan dari ruang kepala sekolah sampai ke ruang kelas pun banyak yang menggosipkannya. Bahkan mereka menyindir Violyn juga.

"Gilaa!! Jadi beneran Violyn jadi biang kerok penyebab bunuh dirinya Keisha?" Gadis bertubuh agak gemuk ikut bersuara.

"Dia sama aja pembunuh nggak, sih?" sahut gadis berkuncir kuda. Lalu gadis-gadis lainnya juga ikut menyahuti.

Mendengar semua hujatan itu membuat telinga Violyn serasa ingin meledak. Menjadi pusat perhatian karena hal konyol tentu tidak diinginkan oleh semua orang, termasuk Violyn. Semenjak isi buku harian Keisha tersebar di dunia maya, Violyn menjadi sasaran setiap bola mata di seluruh penjuru SMA Cakra Buana. Diantara semua teror yang pernah dia terima, teror buku harian ini yang paling membuatnya ketakutan. Bukan hanya tatap mata, lontaran hujatan diterima Violyn baik secara lisan maupun di sosmednya. Ini seperti bom waktu. Violyn tidak pernah menduga Keisha akan menuliskan masa lalunya. Tulisan itu sekarang menjadi bukti autentik bahwa Violyn adalah seorang pem-bully.

Extraordinary MendelianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang