28. Merasa Bodoh

292 47 5
                                    

Halooo!!!

Lama gak update ya diriku. Hari ini aku update. Maaf buat yang nunggu terlalu lama.


Jangan lupa vote dan komen ya.

Jangan lupa follow akun wattpadku juga.

Happy reading....

🌺🌺🌺






🌺🌺🌺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Sesal mendalam hanya bisa dirasakan oleh Keano. Dirinya yang dulu tak berdaya mengikuti saja skenario yang sudah diatur sedemikian rupa. Keano kehilangan dunianya sejak Darwin kecelakaan. Keano tidak bisa berbuat banyak untuk menentang keinginan ibunya. Kini dia tak lebih dari seorang pecundang. Berkata jujur pun rasanya percuma. Kekuatan yang dimiliki Keano tidak sekuat yang dimiliki ibunya. Mentalnya sudah dijatuhkan dari awal.

Di sini lah Keano sekarang. Di atas jembatan tinggi yang mayoritas dilewati kendaraan beroda empat. Motornya diparkir tak jauh dari tempatnya berdiri. Dingin angin malam menggigit sekujur kulitnya. Salahnya sendiri yang tidak memakai jaket di malam hari. Keano terlalu tergesa-gesa mencari tempat untuk menenangkan diri. Anehnya lagi dia menenangkan diri di tengah hiruk pikuk kendaraan yang berlalu lalang. Di atas jembatan pula.

Keano berdiri tegak dengan tangan berpegangan pada pembatas jembatan. Helaan napas terdengar berkali-kali. Rasa lelah bukan hanya menyerang fisiknya, tapi jiwa dan pikirannya juga. Semua rahasia yang selama ini disimpan rapi dari Darwin, akhirnya terbongkar juga. Keano tidak bisa lagi berkata-kata saat Darwin membuka pertanyaan tentang GSO tahun lalu. Keano masih belum bisa melupakan titik-titik air mata kekecewaan yang mengalir dari pelupuk mata adiknya itu. Air mata kekecewaan, kemarahan dan kesedihan menjadi satu. Keano menerima perlakuan apa pun dari Darwin setelah kebusukannya terbongkar. Dia tidak protes saat Darwin mendiamkannya.

"Hidup gue lucu banget," gumam Keano bermonolog.

Matanya menangkap gelombang air sungai coklat yang tersorot lampu jalanan. Seandainya Keano nekat, dia bisa saja menjatuhkan dirinya ke dalam sungai di bawah sana. Namun, Keano belum siap mati. Dia masih ingin hidup untuk menjaga Darwin. Dia masih punya keinginan besar melihat Darwin sembuh dan bisa berjalan lagi. Dia masih punya keinginan besar mendapat maaf dari Darwin. Keano sangat menyayangi adik semata wayangnya itu. Dia harus hidup demi Darwin.

"Woy, mau bunuh diri, ya?" teriakan itu membuat Keano menoleh ke belakang. Ternyata itu Violyn.

Mobil yang ditumpangi Violyn berhenti sebentar. Gadis itu lantas keluar dari mobil dan menyuruh sopir meninggalkannya. Violyn masih memakai seragam sekolah lengkap. Keano bisa menerka bahwa gadis itu pulang dari bimbel.

"Jam 9 malem baru pulang bimbel lo?"

"Iya lah. Lo dulu juga pulang bimbel jam segini kan pas masih jadi anak Cakra Buana."

Extraordinary MendelianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang