Nana dengan langkah kaki berat dan hati yang tidak karu-karuan mengayunkan kakinya menuju kamar Rama yang tepatnya berada di samping kamarnya, ini adalah kali pertama ia akan membangunkan Rama setelah hampir satu minggu menjadi istri dari tuan muda yang galak itu.
Takut, khawatir juga canggung. Itulah yang di rasakan ketika harus bertemu langsung dengan Rama setelah kejadian kemarin, entah kemarin hari apa sehingga dirinya merasa sial harus mengalami kejadian diluar pikirannya bersama laki laki yang sering sekali mengacuhkannya.
Masih diingatnya kejadian kemarin siang yang sampai sekarang juga masih terngiang ngiang, berani beraninya Rama menindih tubuhnya diatas kasur, bahkan tubuh itu telah menghimpit gunung kembarnya yang selama ini tidak pernah ada yang berani melihat apalagi sampai menghimpitnya seperti tadi.
Memang menjengkelkan jika diingat tapi sudahlah yang terpenting Rama sadar dan tidak melanjutkan aksinya untuk melakukan itu.Hasyna yang telah rapi menggunakan blous batik dan rok berwarna gelap serta kerudung persegi yang menjulur hingga menutupi dadanya, tidak lupa gadis itu juga telah memakai parfum dengan wangi vanilla yang sangat ia sukai dan ia pakai setiap hari.
Langkah kakinya terhenti begitu sampai di depan pintu kamar Rama yang sedikit terbuka, jantungnya berdebar hebat dengan berbagai kemungkinan buruk yang melintas dibenaknya saat ini yang terasa memenuhi otak. Pagi itu tidak lupa ia berdoa agar laki-laki yang sebenarnya berstatus sebagai suaminya tidak kesetanan lagi seperti kemarin-kemarin.
Benar apa yang dikatakan Angga semalam karena kali ini dilihatnya pintu kamar Rama tidak terkunci bahkan pintu kamar itu sedikit terbuka.
Tanpa mengetuk pintu Nana mengucapkan salam dengan pelan karena tahu Rama masih tertidur di dalam.
Perlahan kakinya masuk ke dalam kamar Rama dengan perasaan yang bercampur aduk, kamar di mana saat ia memasukinya berbagai macam pikiran buruk menguasainya hingga memunculkan ingatan ingatan buruk yang pernah ada termasuk saat dirinya pertama kali dibawa ke rumah ini, malam itu juga Rama mengusirnya dari kamar dengan kata kata kasar."astaghfirullahaladzim"
"astaghfirullahaladzim"
"astaghfirullahaladzim"
"Astaghfirullahaladzim"
Berulang kali Nana beristighfar agar terhindar dari pikiran-pikiran negatif yang seharusnya tidak perlu ada dalam dirinya, perlahan langkah kakinya melangkah mendekati kasur berukuran big size yang di atasnya terdapat Rama yang masih terlelap dengan selimut yang cukup tebal menutupi tubuh atletis laki laki itu.
Nana berdiri tepat di samping tempat tidur Rama dan beberapa saaf mematung memandangi laki laki yang tengah tertidur pulas dengan mimik wajah kelelahan, wajah tampannya masih jelas terlihat apalagi ditambah rambutnya yang berantakan pagi ini membuat laki laki ini terlihat seksi dimata Hasyna.
"Mas bangun!!!".
"mas Rama, bangun!!!". Ucap Nana lembut, kalem seperti biasa. Mimik wajahnya pun masih menyunggingkan senyum, berusaha menepis rasa takut juga fikiran negatif diamuk Rama karena mengganggu waktu tidurnya pagi ini.
"Masss...".
"Mas..". Hasyna mencoba lagi memanggil laki laki itu dengan suaranya yang lembut, kembali dilihatnya Rama yang masih tertidur pulas diatas tempat tidur.
Beberapa kali memanggil Rama namun laki-laki itu tetap saja tidak bergeming sama sekali seperti sangat kelelahan pagi ini. Nana sendiri tidak tahu tadi malam Rama pulang jam berapa sehingga jam 07.00 pagi suaminya masih terlelap dan sulit sekali dibangunkan padahal tadi malam diingatnya betul ia baru bisa tidur sekitaran jam 1, berarti suaminya ini pulang lebih malam dari jam satu karena ia tidak mendengar suara Rama pulang sebelum jam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
bidadari_ku menangis
Romansa*** Hashyna, gadis 18 tahun yang harus menuruti keinginan orang tuanya untuk menikah dengan seorang pewaris "Bhaskara group". Ia yang tidak tau menau tentang perjodohan ini akhirnya dibenci tuan muda lantaran dianggap sebagai pengganggu dalam kehid...