21

34 7 0
                                    

Kelas XI. IPS-2 adalah kelas yang mungkin akan Jasmine sering kunjungi. Selain untuk mengingat Julia, Jasmine memang menyempatkan diri ke kelas itu untuk menemui Nayaka dan dua orang temannya, yang Jasmine tidak begitu kenal. Jasmine ingin meminta maaf dan juga mengucapkan terima kasih atas kebaikan mereka.

Kedua kaki Jasmine melangkah semakin dekat ke arah kelas XI. IPS-2. Harusnya ia membawakan Nayaka dan kedua temannya sesuatu, setidaknya mewakili permintaan maafnya. Tapi tak apa, Jasmine bisa berikan besok jika ada kesempatan.

"Dia baru aja pindah. Kasian banget."

"Asli gue masih merasa merinding."

Kening Jasmine berkerut. Apakah obrolan mereka masih sama seperti sebelumnya? Soal siswa yang meninggal bunuh diri itu?

Rasa penasaran Jasmine terpupuk kembali. Fakta ini membuat perasaannya mulai tidak enak. Anak jurusan IPS, dan baru saja pindah dari sekolah ini.

Jasmine berusaha mengenyahkan perasaan tidak enak yang bergelayut dalam hatinya. Kedua matanya berbinar saat mendapati sosok Bisma--yang ia kenali sebagai salah satu teman Nayaka. Jasmine tidak mau menbuang waktu dan segera mendekat pada pemuda bertubuh agak mungil itu.

"L-lo?"

Jasmine mengerutkan kening ketika teman Nayaka itu seperti melihat hantu kala mendapati Jasmine muncul di depannya. "Hai!" Jasmine memasang wajah ramah dan melambaikan sejenak tangannya. "Lo ini temannya Nayaka, kan? Teman sekelasnya Juli juga?"

"Iya," balas Bisma dengan suara pelan.

"Kemarin gue bahkan nggak sempat ngomong terima kasih ke lo, ke Nayaka, ataupun ke teman lo yang satunya lagi. Maaf banget buat sikap gue yang kemarin, yang kesannya terlalu mengabaikan kalian. Gue bahkan nggak tahu nama lo siapa, hehe." Jasmine merasa tidak enak karena sikapnya tempo hari itu.

"Gue Bisma." Bisma menyebutkan namanya, masih dengan ekspresi terkejut seperti saat pertama kali ia melihat Jasmine beberapa detik yang lalu.

"Salam kenal, yah Bisma!", sahut Jasmine riang. "Oh iya, teman lo yang satu lagi mana?"

"Ah, dia Ukail. Anak IPS-1."

"Oalah!" Jasmine tertawa pelan. "Kirain sekelas sama kalian."

Bisma kini menelan salivanya susah payah. Mendapati Jasmine di hadapannya sungguh membuat Bisma iba. Apakah Jasmine tahu jika Julia sudah tidak ada?

"Bisma, lo tahu nggak teman-teman lagi ngomongin siapa? Katanya ada anak sekolah kita yah yang bunuh diri? Anak jurusan IPS, Bis." Jasmine berceletuk dengan wajah prihatin.

Bisma dilanda cemas. Nayaka bahkan belum ada di kelas. Bagaimana ia harus katakan pada Jasmine? "Jasmine... Julia... "

"Kenapa sama Juli?" Jasmine bertanya. "Ah, dia apa ada ngehubungin lo?" Pertanyaan yang dibalas gelengan pelan oleh Bisma. Jasmine menghela napas. "Kirain lo sempat ada komunikasi sama Juli. Gue sampai sekarang susah banget komunikasi sama dia. Padahal gue pengen tahu kabarnya dia."

Menahan diri untuk tidak memberitahu Jasmine kebenaran soal kematian Julia sungguh menambah beban Bisma. Ketika senyum gadis di depannya itu tidak tahu apapun soal kematian sahabatnya, sungguh membuat Bisma semakin tidak tega. Sebuah hal yang menyesakkan jika ditinggalkan oleh orang terdekat.

"Eh, eh, kenapa?" Jasmine segera menepi ketika kerumunan siswa mendekat ke arah XI. IPS-2. "Orang-orang pada kenapa, sih?"

"Lo anak IPS-2, kan?" Seorang siswi bertubuh tinggi mendekat ke arah seorang siswi lain yang baru saja hendak masuk ke kelas IPS-2.

Jasmine berdiri diam dengan raut keheranan di sana, begitu pula dengan Bisma. Keduanya malah memandangi interaksi kedua siswi itu dalam mode diam. Menanti apa obrolan yang akan terucap selanjutnya.

Batas RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang