"Silahkan masuk kak.., kita bicarakan di dalam.." sahut eva pelan
Mera hanya mengganguk keduanya berjalan menuju kedalam rumah, sepanjang jalan menuju ruang tamu keresahan itu semakin terasa, apa yang ingin di bicarakan sahabat nya itu pikirnya.
Keduanya kini sudah duduk bersebelahan di soffa ruang tamu, keduanya saling diam dan tak berbicara, perasaan tak enak kini semakin kencang di hati eva, eva menatap dengan serius kearah mera.
"Ka-" sahuthya terpotong
"Va?" Sahut mera sembari menggengam kedua lengan eva
Mera menangis sejadi-jadinya di hadapan eva setelah menceritakan apa yang terjadi, ia menggenggam erat kedua tangan eva, tanpa rasa malu ia meminta pada eva untuk meninggalkan aregans untuknya.
"Gue.. mohon tinggalin regans demi gue" sahut mera dan tangisnya pecah
"Gue udah gak sanggup va denger cacian orang tentang gue, gue capek gue pengen hidup damai, makannya gue mohon sama lo tinggalin regans.." sahutnya.
Eva hanya terdiam air mukanya menujut kan raut kekecewaan yang teramat mendalam, ia menghempas tangan sahabatnya itu dalam hatinya ia merasa sakit dan belum sepenuhnya ia mencerma apa yang sebenarnya terjadi.
Sementara dengan mera ia menyatukan kedua tangan nya dan memohon di hadapan eva dengan permintaan yang sama.
"Gue mohon ini semua demi anak yang ada di kandungan gue, kalau perlu gue akan bersujud di hadapan lo.., supaya lo mau mengabulkan keinginan gue.." mera
Mera pun langsung bersujud di hadapan eva, namun eva yang baik hati tidak kuasa untuk melihatnya ia langsung membantu mera untuk kembali keposisi sedia kala.
Eva menatap dingin kearah mera, matanya menatap nanar sekaligus benci pada wanita di hadapan nya, hatinya percaya persahabatan mereka harus di isi dengan penghianatan.
"Aku.. aku akan memikirkan nya.." sahut eva
"Makasih.." sahut mera langsung memeluk eva erat.
Beberapa saat kemudian, mera sudah pulang bersama supirnya, sementara eva masih terdiam di soffa ruang tamu nya ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini.
Kepalanya sakit dan nafasnya begitu sesak, tanpa sadar air mata menetes di pipinya.
Tok tok tok
(Suara ketukan pintu)"Assalamualaikum.., eva main yuk--" sahutnya terpotong
Natta yang baru saja datang itu langsung terpokus kearah eva, senyum yang tadi melebar perlahan pudar, sementara dengan eva ia langsung buru-buru menghapus air matanya.
Natta langsung masuk dan duduk di samping eva, mata menatap intens kearah eva.
"Lo nangis?" Natta
Eva membalasnya dengan senyum dan gelengan kepala, semantara natta semakin intens menatapnya, ia menggenggam erat kedua lengan eva
"Siapa yang bikin lo nangis?" Natta
"(Tersenyum) apaan sih gue gak pap--" sahutnya terpotong
"Gak ada yang harus lo sembunyiin dari gue.." natta
Eva menatap serius kearah natta, tangis yang di tahannya akhirnya pecah, natta langsung menarik eva kedalam pelukan nya, ia mendekap eva erat dan membiarkan gadis itu untuk menumpahkan air matanya disini.
Sementara natta hanya terdiam, ia sudah paham siapa yang harus di salahkan dalam hal ini, seluruh ototnya menenggang dan bahkan tangan nya ikut mengepal.
Keesokan Harinya..
Pagi-pagi sekali natta sudah sampai disana dan ikut sarapan bersama keluarga eva, sementara dengan eva ia baru saja terbangun dari tidurnya dan berjalan keluar dari kamar.
Alangkah terkejutnya ia melihat sesosok pria yang di kenalnya sedang melahap nasi goreng buatan ibunya itu, matanya melebar sedemikian rupa, lalu ia segera berjalan menuju meja makan.
"Lu ngapain disini.." sahutnya
"Sarapan bareng mamah papah mertua" sahut natta tanpa dosa.
"Wah.. minta di gebuk ya lu.." eva sebal
"Eva jangan gitu ah, udah sana bersih-bersih habis itu sarapan bareng kita.." papah ben
Natta hanya tersenyum sambil menjulurkan lidahnya ke arah eva meledek, sementara eva hanya menatap sebal saja.
"Mamah mertua nambah dong" sahut natta
"Boleh.." sahut kenangan tersenyum
"Dihh ngelunjak luh, dasar bayi biawak" sahutnya sembari berlalu kembali ke kamarnya
"Eva gak boleh gitu ah.." kenanga
"Biarin mah bayi panda kalau ngamuk memang begitu.." ledek natta
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle Of Love [Completed]
Teen FictionCinta itu datangnya bisa dari mana saja dan tidak pernah terduga dari mana. asalnya, hal inilah yang kini tengah dirasakan oleh eva. Evanita seorang gadis berusia 20 tahun, yang terpaksa menjalin hubungan ldr dengan kekasih yang paling di cintai nya...