Tak lama natta sudah berjongkok kembali di hadapan eva, ia membuka pelan-pelan perban yang tadi ia pasang di kaki eva, untuk mengecek kondisi kaki eva baik-baik saja atau tidak.
Ia pun kembali menotolkan luka eva dengan obat merah, sontak eva pun meringis kesakitan, lalu ia pun mengoleskan minyak kayu putih di sekitar memar di kaki eva dan kembali menutup lukanya dengan perban, arga yang menatap itu merasa salut dengan natta yang mau segitunya demi adiknya itu, setelahnya arga menatap kearah eva.
"Ini kenapa kok bisa luka?" Sahut arga sembari menunjuk kearah kaki eva.
"(Menghela nafas) tadi aku laper terus aku pergi ke minimarket buat beli beberapa makanan, pas balik gak sengaja malah ketemu--" eva
"Aregans?" Natta
"(Menganggukan kepala) Dia berdiri versis di depan apart, terus aku kaget, rasanya aku masih gak siap kalau harus berhadapan sama dia, semua bayangan masa lalu rasanya muncul begitu aja di kepala.." eva
"Akhirnya aku milih buat balik badan dan pergi, tapi ternyata dia ngejar aku, aku panik terus aku lari dan akhirnya.. aku jatuh" eva
"Terus akhirnya dia juga yang gendong aku ke apart, ternyata sekuat apapun aku lari menghindar, sekuat apapun aku menolak, masalah itu akan tetap ada dan pada akhirnya aku harus tetap menghadapinya.." eva
"Yaa.., manusia memang gak bisa terus-menerus lari dari masalah" arga
Natta dan eva menganggukan kepalanya, lalu eva pun menatap kearah natta.
"Tapi ada satu hal yang aku masih gak ngerti" eva
"Kamu, regans, mera, ada hubungan apa di antara kalian?" Eva
"Kok kayaknya kalian saling kenal" eva menatap heran
"Belum saatnya kamu tau, nanti ada saatnya, untuk sekarang mendingan kamu istirahat dulu aja, tenangin diri kamu.." natta
Eva hanya terdiam dan menganggukan kepalanya, ia pikir ia tak perlu memaksa natta untuk berbicara, jika saat nya dia harus tau dia pasti akan tau atau dia akan menangihh janji dari perkataan natta tadi.
Malam yang sunyi tanpa bintang, eva berbaring di kasur nya dan menarik nafasnya panjang, ia merenungi tentang banyak hal yang terjadi dalam hidupnya, air mata jatuh membasahi pipinya, ia hapus secara perlahan, ia mencoba menghela nafasnya, semakin di pikirkan rasanya semakin sesak ia pun mencoba untuk melupakan nya sejenak dan menutup matanya untuk tidur.
Sebulan Kemudian.
Restoran
Berpadu rasa.Disinilah mereka berempat berada, eva, natta, arga dan juga regans, keempat nya duduk berhadap- hadapan, untuk membicarakan masalah yang sudah terjadi.
Natta menarik nafasnya dan memulai pembicaraan.
"Gimana kabar gadis malang itu?" Natta
"Mera baik-baik aja, dia juga ada titip salam buat eva, dia gak bisa dateng hari ini karna harus ngurus bayi" regans
"Syukurlah kalau gitu, (tersenyum tipis) sampein sama kak mera aku udah maafin dia" eva dengan berat
Melihat kondisi yang canggung itu arga langsung menarik nafasnya dan berinisiatif untuk membuka pembicaraan.
"Ehem.. sebaiknya kita langsung to the point aja" arga
"Dan pertama-tama ada baiknya kita bicara terlebih dahulu hal-hal yang memang sudah seharusnya di bicarakan.." arga
"Tentang--, (menghela nafas) siapa yang seharusnya menjadi pacar eva sejak dulu" arga
Eva yang mendengar itu merasa kebingungan, ia melirik kearah ketiga pria itu dengan penuh pertanyaan.
"Siapa yang seharusnya jadi pacar aku, ini maksudnya gimana?" Eva bingung
"(Mengangguk kepala) ya, sekarang udah saat nya kamu tau, regans mungkin lo mau memulai lebih dulu" natta
Regans menarik nafasnya berat dan membuangnya perlahan, ia menatap serius kearah eva.
"Sebelumnya gue bener-bener minta maaf sama lo va, semestinya memang bukan gue yang harus jadi pacar lo.." regans
"Harus gue akui gue gak pernah bener-bener ngejar lo dan gue gak pernah melakukan usaha apapun untuk ngedapatin lo.." regans
"Dan bahkan gue gak pernah jatuh cinta sama lo" regans.
"Hah.. setelah selama ini" eva terkejut
"Tunggu-tunggu gue masih belum bisa mencerna semua ini, sebenernya apa yang terjadi sih, lo, mera, natta ternyata saling kenal, terus sekarang apa lo gak pernah suka sama gue.." eva histeris
"Tunggu jangan bilang abang juga tau, sebenernya apa sih yang kalian sembunyiin dari gue, kenapa seolah-olah gue yang paling gak tau apa-apa disini.." eva dengan mata berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle Of Love [Completed]
Teen FictionCinta itu datangnya bisa dari mana saja dan tidak pernah terduga dari mana. asalnya, hal inilah yang kini tengah dirasakan oleh eva. Evanita seorang gadis berusia 20 tahun, yang terpaksa menjalin hubungan ldr dengan kekasih yang paling di cintai nya...