"Aduh-- ahhh--" mera
"Ahhh--huh huh--hahhh--argh" mera
"Kak.. kakak kenapa?!" Tanya eva panik
"Huh huh-- ka-- kayaknya--" mera tertatih
"Huh huhh-- gue mau ngelahirin--" mera
"(Terkejut) a-- oke-oke tenang-tenang tarik nafas" eva
"Natt nattaaa, nattt tolongin natt, kak mera mau melahirkan" teriak eva.
Natta yang mendengar panggilan itu sangat terkejut lalu berlari menghampiri eva dan mera, natta langsung mengendong mera dan membawanya ke mobil, sementara eva mengikutin dari belakang sembari terus mengajak mera berbicara.
Selama perjalanan eva dan mera duduk di bangku belakang eva terus memegangi tangan mera yang sedang kontraksi, ia terus menyemangati mera untuk tarik nafas dan buang perlahan, beruntung jalanan malam itu tidak begitu macet hingga mereka bisa sampai di rumah sakit dengan tepat waktu.
Regans yang saat ini sedang galau dan berdiam diri di balkon hotel yang ia tumpangi saat ini merasa terganggu dengan suara ponselnya ia mencoba meraih ponselnya yang berada di meja, seutas pesan membuatnya terkejut bukan main, ia langsung mengambil jaket dan kunci mobil lalu berlalu pergi.
Ia mengendarai mobil nya dengan kecepatan tinggi, saat ini bayangan rasa bersalahnya terhadap mera muncul, di pikiran nya hanya ada mera, matanya menatap nanar pada jalanan yang luas, dalam hatinya ia berdoa agar mera dalam keadaan baik-baik saja.
Mera sudah berhasil di bawa masuk kedalam ruang bersalin, sementara di luar eva merasa gelisah dan cemas akan kondisi mera, mulutnya komat-kamit melantunkan doa, semarah-marahnya ia masih tetap mengkhawatirkan sahabatnya itu, biar bagaimana pun eva tetap manusia yang punya hati nurani.Eva terus saja mundar-mandir seperti setrika, ia benar-benar khawatir saat ini, natta yang perhatian mencoba untuk menenangkan eva, tak lama seorang suster keluar dari ruangan persalinan itu.
"Permisi mohon maaf, suami pasien bisa tolong ikut saya masuk kedalam, pasien sangat membutuhkan suport dari suaminya sekarang.." suster
Suster itu menatap serius pada natta mungkin ia salah mengira bahwa natta adalah si calon ayah, eva dan natta yang saat itu berada di tempat hanya bisa terdiam kikuk, tidak mungkin natta masuk kedalam, sementara hingga saat ini regans masih belum juga sampai ke rumah sakit.
"Bisa tolong cepat pak, ini keadaan darurat" suster
Natta dan eva semakin kikuk di buatnya terlebih natta, disaat keadaan sedang canggung, tiba-tiba saja regans datang menghampiri mereka berdua, eva langsung menatap antusias kearah regans nafasnya melega.
"Syukurlah kakak dateng, kak mera di dalam butuh suport kakak.." eva dengan sopan
Mendengar itu perasaan regans campur aduk, ia cemas dengan keadaan mera ia ingin segera masuk kedalam ruangan, namun disisi lain ia hanya ingin tetap disini dan memperbaiki hubungannya dengan eva, karna biar bagaimana pun eva adalah orang pertama yang mengisi hatinya, ia menatap eva dengan intens.
Namun tiba-tiba saja regans menepuk pundak regans dan menatap nya dengan serius, natta mengarahkan kepala kearah pintu kamar persalinan mengisyaratkan regans untuk masuk.
"Jangan jadi pengecut, seperti yang pernah lo bilang sama gue.." sahut natta
Regans menatap intens kearah natta, ia menarik nafasnya dalam lalu dengan mantap ia mengikuti suster untuk masuk kedalam kamar bersalin, sementara natta dan eva tetap setia menunggu di luar kini keduanya duduk di kursi yang tersedia.
Tak lama suara ponsel eva berbunyi rupanya ada pesan dari abang nya ia pun cepat-cepat untuk membukanya.
Waktu berlalu sangat cepat, namun belum terdengar tanda-tanda tangisan sang bayi, tak lama bang arga datang dengan panik, ia menelusuri adiknya itu dari pucuk kepala hingga kaki, ia melihat ada perban yang menutup kaki, ia merasa lemas sekaligus lega, karna adiknya baik-baik saja, walaupun ada luka kecil di kaki nya, ia pun langsung memeluk eva dengan erat.
"Syukurlah kamu gak kenapa-napa abang khawatir" arga
"Aku gak papa kok bang, yang masuk rumah sakit itu bukan aku tapi mera" eva
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle Of Love [Completed]
Teen FictionCinta itu datangnya bisa dari mana saja dan tidak pernah terduga dari mana. asalnya, hal inilah yang kini tengah dirasakan oleh eva. Evanita seorang gadis berusia 20 tahun, yang terpaksa menjalin hubungan ldr dengan kekasih yang paling di cintai nya...