Part 15. Tentang Natta

47 23 0
                                    

Arga pun menyimpan berkas yang baru selesai di bacanya itu, lalu ia pun tersenyum kearah bima yang sedang duduk santai sembari melipat kaki nya itu, di depan arga, lalu arga pun melipat jari-jarinya di atas meja.

"Good.., gue suka sama hasilnya dan gak gue sangka ternyata kinerja lo bagus juga ya..." Arga tersenyum dan memberikan sedikit pujian

"Thanks you.., tapi inget ya bro itu gak gratis.." bima tersenyum

"Tenang aja, udah gue siapin kok.." arga

Arga langsung membuka laci meja kerjanya dan mengeluarkan sebuah amplop tebal berwarna coklat, lalu menaruhnya di meja kerjanya, kemudian menggeserkan nya kearah bima.

"Jumlahnya sesuai yang lo mau.." arga tersenyum tipis.

Bima pun tersenyum tipis lalu mengambil amplopnya kedalam jas, lalu berdiri dari tempatnya.

"Oke.., kalau gitu gue cabut dulu ya.." bima tersenyum tipis

"Gak mau di cek dulu tuh isinya..?" Arga

"Gak perlu gue percaya kok sama lo, lagian kalau kurang pun tinggal gue tulis di buku kasbon.." bima diakhiri canda

"(Tersenyum) ya terserah lo aja.., tapi akan jauh lebih baik kalau lo anggap lunas.." arga membalas candaan sahabatnya itu

Tak lama setelah pembicaraan itu bima pun benar-benar meninggalkan ruangan arga, bersamaan dengan kembalinya sekertaris arga kedalam ruang.

Sekepergian sahabatnya itu arga pun kembali melihat berkas tersebut dan membacanya sejenak, sebelum akhirnya ia menaruh berkas itu di laci meja dan fokusnya kini beralih pada ponsel yang baru diambilnya dari saku kemejanya.

Sementara itu
Apartemen

Eva baru saja sampai di apartemen itu langsung membantingkan tubuhnya ke kasur empuk miliknya.

"(Menghela nafas) argghh nyebelin..."

"Kenapa sih tuh cowok gila harus muncul mulu dalam hidup gue.., bikin mood gue rusak aja.. Argghhh.."

Teriaknya sembari mengacak-ngacak rambut panjang nya itu, dari raut wajahnya terlihat ia yang teramat sangat kesal atas peristiwa yang terjadi di kantin tadi.

Ia pun menaruh kedua punggung tangan nya diatas di jidat nya, sembari mengatur nafasnya, ia pun mengingat kejadian yang baru saja menimpanya tadi, jika gadis lain senang memiliki momen seperti itu, sepertinya hal itu tidak berlaku untuk eva, lihat saja dari raut nya yang sudah takaruan itu.

Isi Lamunan..

"Heran gue kenapa lo mulu yang muncul di hidup gue.." eva kesal

"Ya... jodoh kali.." natta tersenyum lebar sekali

Lamunan eva pun buyar hanya dalam hitungan detik, setelah mengingat jawaban natta yang membuatnya merinding luar biasa.

"(Berdecik) Tapi kalau omongan nya natta bener gimana..., kalau ternyata natta emang jodoh gue gimana.." gerutunya

"Arghh mikir apa sih gue..."

Teriaknya sembari kembali mengacak-ngacak rambutnya itu, kemudian ia pun mengubah posisi nya menjadi duduk diatas kasurnya, wajah makin terlihat tak karuan, sepertinya mood nya benar-bebar hancur hari ini.

"Mikirin dia malah bikin gue tambah kesel.." gerutunya

"Udahlah dari pada gue kesel-kesel mendingan gue telpon ayang aja.." eva tersenyum.

Eva pun segera menelpon kekasihnya itu, namun tak ada jawaban sama sekali dari kekasihnya padahal telpon nya tersambung, tak mau berputus asa eva terus menghubungi kekasihnya itu meskipun tak pernah ada jawaban dari kekasihnya.

Ini sudah kesekian kalinya eva menghubungi kekasihnya namun tak juga ada jawaban, ia pun memutus untuk menelpon kekasih lagi untuk yang terakhir kali, namun hal tak terduga terjadi regans mereject panggilan telpon darinya, hal ini sungguh membuat eva kesal bukan main.

"Telpon gue di reject regans.., Astagaaa ini anak kenapa lagi sih.." eva sembari menepuk jidat

"Apa regans lagi sibuk nya, tapi gak biasa-biasanya dia kayak gini, sesibuk-sibuknya regans dia pasti angkat telpon gue..." eva

"Ahhh tau ah.., kenapa sih semua orang hari ini tuh nyebelin bangetttt..." teriak eva kesal

Eva pun membanting ponsel nya ke kasur, lalu ia pun melipat lengan nya, seperti hari ini adalah hari terburuk dalam hidup nya, lihat saja dari raut wajahnya seperti baju yang baru di angkat dari jemuran, Kusut.

Beberapa saat kemudian ponselnya berdering cukup kencang, menandakan panggilan masuk, ia pun segera mengecek ponselnya itu.

"Bang arga...??, tumben nge video call.." eva bingung

Ia pun segera mengangkat video call dari abang nya itu.

📱Assalamuallaikum...

"Waallaikumsallam.., kenapa bang..?" Eva dengan tak bersemangat

📱 Enggak papa pengen telpon aja.., Kenapa lo dek, lemes amat..?

"Lagi bete gue bang.." eva di balas anggukan kepala oleh abangnya

The Miracle Of Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang