Robert baru saja kembali ke apartemen bos nya, setelah beberapa saat tadi ia sempat pergi, namun hingga saat di kembali ia masih belum juga melihat ke beradaan bos nya itu, di karena kan khawatir ia berinisiatif untuk menghampiri bosnya tersebut.
Baru saja ia ingin melangkah kan kakinya, tiba-tiba saja ia melihat bos nya itu keluar dari kamarnya dengan kondisi yang begitu mengenaskan lantas ia pun panik dan langsung mendekat kearah bosnya itu.
"Pak regans?" Sahut robert
"Pak regans baik-baik saja kan pak?" Sahutnya lagi cemas.
Regans menatap tajam ke arah robert, ia menarik nafasnya kasar.
"Menurut mu bagaimana?" Regans ketus
"E eh ma-maaf pak sepertinya saya sudah saya bicara" robert
Regans tak memperdulikan perkataan robert, ia menatap datar ke depan dan hendak pergi, namun saat ia akan melangkah datang satu orang lagi yang di kenalnya.
"Pak regans.., maaf saya baru bisa datang beberapa hari ini anak saya sakit jadi--" revan
"Pak regans?, bapak baik-baik saja kan?" Revan
Ia menatap kearah bosnya yang sedari tadi tak menggubrisnya, tanpa di duga regans menatap tajam kearah revan, matanya memerah dan semua urat menyembut keluar, ia mendekati revan secara perlahan.
"Lihat saya!!, Apakah saya terlihat baik-baik saja" Bentak regans
"Jawab revan!!" Regans sembari mencengkram lengan revan
"Maaf pak saya--" revan
Bugh!! Bugh!! Bugh!!
Tiga tinjuan di layangan kan regans ke arah revan, saat ini amarah sudah berada di luar kendali dan ia terus melampiaskan nya pada bawahan nya itu.
"Goblokk!!, Hancur semuanya hancur gara-gara lo!!" Regans
"Gue udah bilang jangan sampai ketauan, emang goblok!!" Sahutnya sambil terus menonjoki revans
"Tolol kerja kaya gitu aja gak becus, sekarang semuanya hancur berantakan gara-gara, puas lo puas!!" Regans emosi
"A ampun pak.." revan tak berdaya
"Arghh" teriaknya frustasi
Regans terus saja memukuli revan hingga babak belur, robert yang tak tega melihat ini langsung bergegas menghentikan perbuatan regans.
Ia menarik tubuh regans menjauh dari revan dan berusaha untuk menenangkan nya.
"Sudah pak sudah jangan teruskan nanti revan bisa mati" robert
"Arghh lepas dia harus di beri pelajaran" regans
"Sudah pak sudah tahan emosi bapak, kalau bapak begini terus nanti revan bisa beneran mati di tangan bapak" robert
"Perduli setan!!, Lepasin gue belum puas hajar dia!!" Regans
"Sudah pak sudah, pak regans tenang dulu jangan emosi ya pak, tenangkan diri bapak dulu ya pak" robert
Regans pun langsung menghentikan perbuatan nya, ia pun langsung menghempaskan tubuh robert dengan kasar, lagi menarik nafasnya beberapa kali.
"Pak saya minta karna saya sudah lancang, saya minta maaf pak yang gak bermaksud bikin rencana bapak kacau" revans memelas
"Pak regans tolong bapak maaf kan saja revan, dia sudah tua jadi wajar saja kalau berbuat kesalahan.." robert
"Kali ini saja bapak tolong maafkan dia, saya akan pastikan dia tidak akan mengulang kesalahan yang sama, saya berani jamin pak" robert
Regans menatap robert dengan tajam nafasnya juga masih terengah-rengah, ia mengisyaratkan dengan tangan untuk segera membawa revan pergi dari hadapan nya.
Tanpa banyak bicara robert yang mengerti pun langsung segera membopong revan pergi meninggalkan aregans sendiri.
Sementara itu aregans terlihat begitu terpuruk, lagi-lagi air mata lolos begitu saja dari matanya dan tumpah ruah membasahi kedua pipinya yang mulus itu, segera ia menghapus air matanya itu dengan kasar.
Ia menarik nafasnya dalam-dalam dan mengusap wajahnya beberapa kali dari bawah hingga ke pucuk kepalanya, aregans pun berjalan dengan langkah gontai menuju keluar apartement, kini ia sudah berada di luar ruangan apartnya, ia pun bergegas mengunci pintu sebelum pergi.
Belum juga pergi sesaat membalikan tubuhnya regans malah tertegun menatapi pintu apartement di sebrangnya, lagi-lagi air matanya kembali lolor dari kedua matanya..
Beberapa saat setelah tertegun, ia pun menghapus air matanya perlahan lalu meninggalkan apartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle Of Love [Completed]
Ficção AdolescenteCinta itu datangnya bisa dari mana saja dan tidak pernah terduga dari mana. asalnya, hal inilah yang kini tengah dirasakan oleh eva. Evanita seorang gadis berusia 20 tahun, yang terpaksa menjalin hubungan ldr dengan kekasih yang paling di cintai nya...