"Sini aku bantu, pelan-pelan duduknya"
"Iya, bisa kan?"
"Iya, makasih ya"
"Sama-sama"
Eva terdiam sesaat tubuhnya menegang begitu mendengar suara-suara yang sangat familiar, ia menengguk saliva nya beberapa kali, sebelum akhirnya ia menggeleng-gelengkan kepala.
"Itu kan.., ah enggak-enggak gak mungkin itu suara mereka.." batin eva
"Gimana kondisi anak kita baik-baik aja kan?"
"Babang baik-baik aja kok daddy.."
"(Tertawa kecil) anak baik, abang daddy minta maaf ya, daddy jarang banget merhatiin kamu.., karna sekarang daddy disini daddy bakal sering-sering merhatiin kamu oke.."
"Makasih daddy.."
"Oh gimana hasil pemeriksaan dokter?"
"Hasilnya baik-baik aja, cuma kemarin aku agak stress aja jadi bereaksi sama dedek bayi nya.."
"Oh syukurlah kalau gitu.."
Eva kembali terdiam, ratusan kali sudah ia menelan saliva nya, wajahnya memucat, iya terus menggelengkan kepalanya dan menyakinkan diri bahwa itu tidak seperti apa yang ia pikirkan bisa saja hanya suara yang mirip kan batin nya.
"Perusahaan mu gimana, apa kamu mau nuntut kakaknya eva atas aksi pembakaran itu.."
"Entahlah aku belum kepikiran.."
DEGG..
Eva langsung membalikan tubuhnya sesaat, ia tak percaya dengan apa yang di lihatnya, sesosok pria dan wanita yang sangat di kenalnya, wajah eva semakin memucat, ia menengguk saliva sekali, dengan langkah gontai ia langsung menghampiri kedua sejoli itu.
Jaraknya dan kedua sejoli itu sudah sangat dekat, namun mulut nya sangat kelu, ia hanya mampu menatap kearah lelaki dan wanita itu, dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipinya, kepala nya penuh dengan pertanyaan yang ingin di lontarkan namun untuk berbicara aja rasanya sangat sulit.
Kedua sejoli yang merasa di perhatikan itu langsung mengedarkan pandangan mereka, wajah mereka pucat seketika, mereka benar-benar terkejut mendapati sosok eva yang tengah menangis di hadapan mereka.
"E- eva, I- i ini gak seperti yang lo pikir" regans tergagap
"Lho kok lo masih disini?" Mera
Sesaat regans langsung menatap kearah mera dengan tatapan tak percaya.
"Hah..!! lo tau eva di bandung?" Regans
"kenapa lo gak bilang!" Sahutnya lagi
Mera terdiam sepertinya ia sudah salah bicara ia langsung menutup mulutnya, keringat dingin menetes di kening nya, ia memandang regans dengan takut.
"E- e- eng, gak gitu maksud ku.., A- aku gak tau eva dateng.." mera
"Aku cuma salah ngomong.." mera dengan raut panik
Eva hanya tersenyum sinis kearah mera, seketika ia langsung berlalu dari tempat itu, tanpa menghiraukan mera regans langsung berlari dan mengenggam tangan eva erat, hal itu membuat langkah eva terhenti.
"Tunggu.., aku bisa jelasin semuanya, kamu tenang dulu ya?" Regans
"Ini gak seperti apa yang kamu pikir aku--" regans terhenti
"Selamat ya.." Eva tegas
Eva melepaskan genggaman tangan regans dan ia langsung berbalik badan dan menatap tajam kearah aregans, ia menatap kearah mera dan tersenyum sinis.
"Semoga kelak anak laki-laki tidak mewariskan sifat brengsek lo.." eva
Mera terlihat gelagapan di depan mata regans, sementara eva kembali menatap tajam kearah regans yang nampak sama terkejutnya, ia menepuk pundak regans.
"Selamat ya.., sebentar lagi anak lo akan lahir, semoga dia gak kecewa punya ayah seperti lo.." eva
Eva langsung berbalik badan dan hendak melangkah pergi, namun lagi-lagi regans mencekal lengan eva dengan kuat hingga ia meringis kesakitan.
"Aww-- sakitt--" eva
"Gue gak akan lepas sebelum lo dengerin penjelasan gue!!" regans
"Aww-- ah-- sakit--, lepas sakit--" eva
"Jangan ganggu dia!!" Natta
Tiba-tiba saja natta datang dan melepaskan cengkraman tangan regans, lalu ia menyembunyikan eva di belakang tubuhnya, ia menatap tajam pada sosok regans dan begitupun sebaliknya dengan regans, tanpa banyak bicara ia langsung memabawa eva berlalu dari tempat itu meninggalkan regans yang sedang mengepalkan tangan nya kuat-kuat.
Kini natta dan eva sudah berada di dalam mobil, natta melajukan mobilnya dengan perlahan sembari fokus menatap jalanan, sementara eva menangis dengan begitu histeris di bangku penumpang.
Mendengar tangisan eva air muka natta berubah menjadi serius ia mengepalkan tangan nya sesaat sebelum kembali fokus menyetir, urat-urat terlihat menyembul di lehernya dan tatapan nya menjadi tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Miracle Of Love [Completed]
Teen FictionCinta itu datangnya bisa dari mana saja dan tidak pernah terduga dari mana. asalnya, hal inilah yang kini tengah dirasakan oleh eva. Evanita seorang gadis berusia 20 tahun, yang terpaksa menjalin hubungan ldr dengan kekasih yang paling di cintai nya...