Part 51. Yang sebenarnya terjadi 2

18 11 0
                                    

"(Tersenyum) santai aja, oh iya karna kamu sahabatnya pacar saya kamu gak perlu panggil saya bapak, panggil aja regans toh kita seumuran.." regans

"(Angguk kepala) baik pak.." mera tersenyum

Setahun yang lalu.

Mera tengah berjalan menuju ke ruangan aregans, ia sempat mengetuk pintu ruangan itu beberapa kali namun tak ada jawaban, ia membuka pintu ruangan tersebut dengan kunci cadangan, ya dia memang sudah di percaya untuk memegang kunci cadangan setahun ini.

Ia masuk kedalam dan menatapi ruangan yang kosong, ia menghela nafasnya kasar dan menaruh berkas-berkas itu di meja regans, lalu ia pun duduk di kursi milik aregans itu, sesaat ia pun menelpon ke nomor seseorang.

"Halo.." mera

📱Iya bu ada apa?

"Pak robert regans kemana ya kok gak ada di ruangan nya?, Bapak tau gak kira-kira dia kemana?" Mera

📱Sepertinya pak regans sedang ke bar bu..

"Bar?, Regans mabok-mabokan lagi?" Mera

📱Sepertinya begitu bu

"Astagaa.. ini udah keberapa puluh kali nya dia keluar masuk bar, mau nya dia apa sih, semua kerjaan di kantor jadi berantakan.." mera

📱Maklum lah bu.., pak regans sedang banyak pikiran, hubungan sama pacar nya saja sudah seperti gak ada harapan, pacarnya juga udah mulai jarang ngehubungin, belum lagi hubungan pak regans sama orang tua pacarnya juga gak baik bu, di tambah pak regans juga terpaksa ngejalanin perusahaan bapaknya padahal dia gak mau..

📱Jadi ya gitu bu, di lampiasin nya ke mabok..

"Iya pak saya juga paham, tapi mau sampe kapan dia kayak gini, sampe overdosis.. hah.." membuang nafas kasar

"Yaudah bapak bisa jemput regans gak sekarang?" Mera

📱Aduh bu maaf saya sedang ada urusan, ibu suruh orang lain saja ya..

"Ck-- yasudah biar saya saja yang jemput" Mera.

Mobil mera sudah melaju kencang menuju tempat dimana regans berada, sebelumnya pak robert sudah memberi tahu mera dimana bar yang sering di datangi pak regans dan berpesan agar mera berhati-hati.

Kini ia memarkirkan mobilnya di depan bar, lalu masuk dengan tergesa-gesa kedalam, bau alkohol tercium dimana-mana, semua orang asik berjoget, sementara mera terus fokus mencari regans.

Ia mendapati regans sudah mabuk berat di depan meja pramusaji, ia langsung menghampiri regans dan menarik regans dengan susah payah untuk keluar dari tempat haram tersebut.

Ia memasukan regans kedalam mobil dan tak lupa untuk memakaikan sabuk pengamannya, setelah itu ia melajukan mobilnya perlahan menuju ke rumah regans.

Kini keduanya sudah berada di rumah regans, mera membaringkan regans di kasurnya dan melepaskan sepatu yang masih menempel di kaki, sementara itu wajah regans sudah kemerahan karna mabuk, ia pun meracau.

"Eva-- aku sayang kamu eva--" regans

"Aku gak akan pernah lepasin kamu dari hidupku--" regans

"Hiks hiks, Evaaa-- aku takut, aku takutt gagal deketin orang tua kamu--" regans menangis

"Aku takutt kamu ninggalin aku--" regans

"Pak-- pak--, pakk-- sadar pak!" Mera

"Eva--" regans

Regans langsung menggengam erat tangan mera dan langsung menariknya kencang, maka terjadilah hal tidak di inginkan itu.

Keesokan harinya.

Mera dan regans kini sudah berada di dalam mobil, regans hendak mengantarkan mera pulang, regans terlihat merasa bersalah atas kejadian semalam, sementara dengan mera ia terus menangis di kursi penumpang.

"Mer--, saya bener-bener minta maaf atas kejadian semalam saya khilaf" regans.

"Saya janji saya akan tanggung jawab sama kamu" regans

"Lalu bagaimana sama eva?" Mera

"Jangan kamu pikirin soal itu, intinya saya janji saya bakal tanggung jawab dengan perbuatan saya, saya antar pulang ya" regans

Ingatan mera off.

Mera terus saja menangis sesenggukan mengingat apa yang sudah menimpanya, sementara eva hanya diam tak bergeming sangat sulit untuknya mencerna apa yang telah terjadi entah ia harus percaya atau tidak.

"Regans janji bakal tanggung jawab, tapi kenyataannya dia--


The Miracle Of Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang