Chapter 21

5 4 0
                                    

KAPAL PERANG HYPERSPACE

Makhluk itu merayap diam-diam dan kemudian menyerang valkries yang sedang bersandar di jendela. Makhluk itu menyelinap dari celah pesawat lalu dengan cepat masuk. Dia menyerang tanpa memberi waktu pada valkries tersebut untuk menyadarinya.

Monster itu langsung menggigit valkries dan membuat gadis itu merasa sangat amat gatal di sekujur tubuhnya - namun tidak ada sedikit bagianpun yang terkorosi pada tubuhnya. Itu karena valkries yang digigitnya memiliki imunitas tinggi. Dia kebal dan tidak akan terpengaruh energi negatif meski melakukan pertarungan dengan monster buas emperor di medan perang. Tanpa pikir panjang, monster buas yang ukurannya seperti semut itu menyebarkan sayapnya untuk menuju saraf otak.

Tubuh monster itu terentang layaknya semut. Monster buas emperor kecil itu menyerang bagian telinga valkries yang menjadi incarannya. Hanya saja tiba-tiba valkries itu mulai merasakan gatal - gatal pada sekujur tubuhnya. Saat valkries itu menggaruk tubuhnya berulang kali, monster buas Emperor kecil itu tiba-tiba terjatuh dan ukurannya berubah membesar seperti monster pada umumnya. Membuat para valkries tidak mungkin luput melihatnya lagi.

Seluruh valkries mulai menoleh ke arah monster buas Emperor yang tiba-tiba muncul secara mendadak. Seorang valkries rank A segera saja menghunus senjatanya dan menyerang monster buas emperor secara brutal. Sayatannya memberikan luka fatal pada monster buas itu dan akhirnya membuatnya mati dalam sekejap. Disaat bersamaan, monster buas Emperor lainnya yang awalnya kecil seketika membesar satu persatu, mereka kembali pada ukuran umum dan menyerang para valkries dihadapan mereka.

*******

Setelah beberapa jam berlalu, para valkries level rendah sudah dievakuasi. Meninggalkan hanya dua valkries Rank A yang yang bertugas mengatasi monster buas emperor. Valkries lain dengan level rendah hanya bisa melihat dari kejauhan saja sambil mengikuti perintah yang menyatakan tidak boleh bertarung.

Kedua valkries rank A itu bergegas menghampiri dan memeriksa kondisi valkries yang terluka. Mereka berjongkok didekat valkries yang terduduk dan menanyakan awal mula insiden ini. Mengapa tiba-tiba ada monster buas Emperor di Kapal Perang Hyperspace.

Mereka berdua menanyai valkries tersebut dengan ekspresi santai namun tegas kepada valkries yang terduduk.

"Bisakah kamu memberitahu kami bagaimana bisa ada monster buas emperor di kapal ini?" Tanya valkries 1.

"Kami sudah menangani monster buas itu. Menurut analisa yang di berikan oleh pihak berwenang, kamu dicurigai sebagai penyusup yang ingin menghancurkan kapal ini. Ada yang ingin kau katakan?" Timpal valkries 2.

"Aku sungguh tidak tahu apa-apa. Aku hanya sedang berdiri menikmati pemandangan, lalu tiba-tiba tubuhku terasa gatal. Aku menggaruk bagian yang gatal dan tiba-tiba ada monster di belakangku." Valkries itu menjelaskan dengan ekspresi ketakutan. Bahkan wajahnya berkeringat dingin.

"Ok, kami akan menahanmu sementara sampai kasus ini diselidiki secara menyeluruh oleh tim kami." Ucap valkries 2.

Situasi yang kacau balau mereda setelah seseorang yang diduga sebagai penyebab dari insiden monster buas Emperor di tangkap oleh kedua Valkries tersebut dengan gagah berani.

KAMAR VALKRIES - MALAM HARI

Para valkries yang tadi dievakuasi perlahan mulai bergegas kembali menuju kamar mereka masing-masing untuk tidur lebih awal.

Setiap orang mendiskusikan hal diluar nalar yang terjadi hari ini sebelum tidur. Kaum hawa biasanya memang melakukan percakapan ringan seperti ini setiap hari. walaupun tidak semua seperti ini, tetap saja ini adalah hal umum.

Kelima valkries berkumpul untuk berdiskusi sebelum tidur. Mereka semua sesekali melirik keluar sambil melakukan percakapan dengan suara pelan.

"Sebenarnya dunia ini datar atau bulat?" Tanya valkries bernama putri.

"..." Valkries di sebelahnya hanya bisa terdiam, ekspresinya perlahan berubah menjadi datar.

"Ish.. kenapa kamu tanya begitu? Sudah dari dulu bumi itu bulat!" valkries bernama Sophia menyahuti sedikit kesal.

"Jangan percaya sama omongannya para jantan, mereka adalah tipe yang susah untuk diatur." Lanjutnya.

Valkries yang menanyakan hal konyol merasakan malu, kemudian dia pergi dan tidak lagi terlibat dalam obrolan seperti ini.

Waktu semakin larut dan hampir memasuki tengah malam tetapi keempatnya masih mengobrol. Tanpa diduga, seseorang datang ke hadapan mereka. Ternyata dia adalah valkries rank A yang tak sengaja mendengar keseruan obrolan mereka.

"Apa yang sedang kalian bicarakan? Bisakah aku tahu?" Ucap valkries rank A sembari duduk di sebelah mereka berempat.

"Kami hanya membicarakan seputar kehidupan kami, kamu bisa ikut duduk bersama kami jika mau." Jawab salah satu valkries dengan ekspresi santai.

"Kalian tahu pemuda bernama Akio Graham?"

"Memang ada apa dengan dia?" Tanya  salah satu valkries yang duduk di Utara.

"Aku sedikit terkejut pada Akio Graham. Aku pernah bertemu dengannya dan  berduel di ruang pelatihan.”Ucap valkries berambut coklat.

"Saat itu, ekspresi wajahnya seperti memiliki kesedihan akan traumatis. Walaupun dia tampan, tapi kemampuannya hanya bisa dikatakan standar valkries Rank B." lanjutnya dengan mengerutkan Dahinya.

Seketika suasana menjadi hening. Mereka diam-diam merenungkan apa yang mereka berempat dengar  mengenai Akio Graham. Merekapun pernah dengar namanya, sayang sekali mereka tidak pernah bertemu dengan pria itu. Mungkin saja mereka akan bisa bertemu saat pertempuran ini selesai.

*******

Malam mulai larut hingga waktu sudah menunjukkan tengah malam. Para valkries yang begadang itu sudah seharusnya tidur. Tetapi, masih ada dua valkries tertinggal di luar yang untuk merasakan angin malam saat dua rekan lainnya tertidur pulas.

Pemandangan malam sangatlah indah dari atas walaupun di penuhi lautan. Perjalanan menuju asia tenggara memiliki jarak yang cukup jauh sehingga membutuhkan waktu cukup lama yang harus di tempuh.

Salah satu Valkries sedang fokus membayangkan keindahan di dalam kepalanya ketika kemudian dia bertanya pada temannya.

"Semenjak melawan bencana erupsi para malaikat rasanya hari-hari menjadi sepi, jarang sekali ada erupsi lagi selain monster buas Emperor yang muncul setiap saat." Ucap valkries berambut pirang dengan gaya rambut unik.

"Kamu benar. Cukup jarang umat manusia bisa menang melawan kehancuran yang disebabkan oleh erupsi setiap tahunnya, sepertinya umat manusia sudah tidak memiliki harapan lagi. Apalagi sebagian daerah telah diratakan oleh para malaikat." jawab valkries di sebelahnya sembari merenung dan mengingat memori buruk semasa bertarung sebagai valkries.

Karena terlalu keasikan ngobrol satu sama lain, mereka tidak menyadari seekor monster buas Emperor berbentuk burung melayang mendekat. Tapi saat monster mendekat, mereka segera menyadarinya dan mengeluarkan senjata mereka masing-masing lalu membunuh monster terbang dengan sekali tebasan.

Musuhpun jatuh ke laut setelah menerima serangan brutal itu. Tepat saat itu juga mereka dikejutkan oleh rombongan burung yang seharusnya merupakan bala bantuan yang berdatangan ke arah mereka. Dengan kewaspadaan tinggi, mereka tanpa pikir panjang mulai menyerang dan membantai monster berbentuk burung itu satu per satu dengan begitu brutal.

Pertahanan dari Hyperspace mulai di kerahkan disaat ada serangan kejut dari musuh. Serangan balasan milik Hyperspace akan diluncurkan. Itu adalah sebuah rudal dan nuklir bertipe balistik yang bisa menghancurkan benua dalam sekejap mata.

Musuh mulai mendekat dan meluncurkan sebuah serangan ke arah Hyperspace. tapi, di tangkis oleh kedua Valkries tersebut dengan senjata mereka. Bala bantuan yang seorang valkries rank S berambut pirang kuning datang. Dia mengeluarkan senjata Lance miliknya lalu mulai melakukan serangan beruntun pada musuh dihadapannya. Saat musuh mulai terdesak oleh tindak balasan dari para valkries, mereka segera bersatu membentuk sosok monster yang lebih besar.

Monster itu mulai menyerap energi korosi dengan kapasitas tinggi. Energi negatif yang diserap pun mulai menghasilkan sebuah transformasi senjata dan kekuatan alam yang berasal dari air laut.

.....BERSAMBUNG.....

The Blood Judgement I : ZeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang